Kamis, 17 April 2008

MISKONSEPSI MASSA DAN BERAT

“BERAT BADAN KAMU BERAPA, ABDUL?”

“Kayaknya berat BADANKU jadi 50 kg sekarang LHO...”


Obrolan seperti diatas sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kita sering mencampuradukkan pengertian massa dengan berat. Padahal keduanya berbeda.

Yuk kita lihat, apa seh itu berat dan apa seh itu massa.

Berat adalah besarnya gaya yang dialami benda akibat gaya gravitasi bumi pada benda tersebut. (W=m.g)dan satuanya newton (N), Sedangkan massa adalah banyaknya zat yang terkandung di dalam benda tersebut.Satuanya adalah kilogram (kg)

Dalm fisika dan ilmu pengetahuan eksak, definisi massa dan berat harus benar-benar dibedakan. Massa dan berat memiliki satuan yang berbeda. Massa diukur dengan satuan kilogram, sedangkan berat memiliki satuan newton.

Hal mendasar yang membedakan berat dan massa adalah bahwa massa tak bergantung kepada dimana benda berada. Jika kita memiliki massa 50 kg di Bumi, massa kita tetap 50 kg di Bulan. Tapi, kalau kita punya berat 50 newton di Bumi, di Bulan belum tentu 50 newton juga. Berat bergantung kepada dimana kita berada. Berat kita berubah-ubah sesuai dengan tempatnya.

Lantas, bagaimana mengungkapkan berat badan yang benar, seharusnya?

“Massa saya 50 kg”, atau “Berat saya 500 Newton”

Nah, itu baru benar. githuu looooh.............

Sabtu, 12 April 2008

KEPRIWE DENENG KO PADA SEBEL KARO FISIKA

Saya masih ingat, salah satu pelajaran favorit saya di SMU dulu adalah Fisika. Apalagi Fisika Mekanika. UUH....., ini bagian paling menarik. Nggak bisa tidur semalaman kalau belum bisa memecahkan satu soal.
(Ha..ha....ha.....mazza iya sich...?)

Yang saya heran, kenapa banyak anak SMU yang benci Fisika? Padahal gejala alam dan benda mati semua tidak lepas dari fisika. Ilmu geologi, kedokteran, teknik mesin, komputer, semuanya memerlukan pengetahuan dasar tentang prinsip fisika.
Jajal pikirkan berbagai kemajuan dan perubahan di sekitar kita, seperti radio, televisi, sepeda motor, pesawat terbang, komputer,, HP. Kenapa manusia bisa menciptakan alat canggih tersebut? Tentunya benda-benda tersebut adalah hasil penerapan ilmu Fisika.

Wong Belajar Fisika tidak berarti harus menjadi ahli fisika atau fisikawan. Tukang Becak misalnya, dia menggunakan becaknya yang prinsip kerjanya menggunakan ilmu fisika.

“Ah, itu kan dokter. Saya mau jadi psikolog. Mau jadi politisi. Mau jadi tentara. Mau jadi manager. Saya nggak butuh ilmu Fisika”

Benar demikian? Tentu tidak. Semua orang perlu belajar Fisika. Minimal, setiap orang dengan profesi apapun harus memiliki pengetahuan dasar tentang Fisika. Mungkin Fisika dirasakan tidak bermanfaat bagi orang yang mendalami ilmu psikologi, politik, atau marketing. Tapi ilmu ini sangat berguna, termasuk saat nanti kita ditanya oleh anak-anak kita tentang pelangi, gerhana bulan, kenapa benda di dalam air kelihatan lebih dekat, dan sebagainya.

Nggak lucu juga kalau kita nggak bisa jawab. Ya mbok?