Selasa, 26 Juni 2012

PENEMUAN TERBARU TEORI FISIKA MODERN

Belum lama berselang, tepatnya tanggal 5 Juni yang lalu, suatu berita besar iptek muncul dari sebuah konperensi fisika “Neutrino 98″ yang berlangsung di Jepang. Neutrino, salah satu partikel dasar yang jauh lebih kecil daripada elektron, ternyata memiliki massa, demikian laporan dari suatu tim internasional yang tergabung dalam eksperimen Super-Kamiokande. Tim ahli-ahli fisika yang terdiri dari kurang lebih 120 orang dari berbagai negara termasuk AS, Jepang, Jerman, dan Polandia tersebut melakukan penelitian terhadap data-data yang dikumpulkan selama setahun oleh sebuah laboratorium penelitian neutrino bawah tanah di Jepang. 

Jika laporan ini terbukti benar dan dapat dikonfirmasi kembali oleh tim lainnya maka akan membawa dampak yang sangat luas terhadap beberapa teori fisika, terutama pembahasan mengenai interaksi partikel dasar, teori asal mula daripada alam semesta ini serta problema kehilangan massa (missing mass problem) maupun teori neutrino matahari. Neutrino, atau neutron kecil, adalah suatu nama yang diberikan oleh fisikawan dan pemenang hadiah Nobel terkenal dari Jerman: Wolfgang Pauli. Neutrino adalah partikel yang sangat menarik perhatian para fisikawan karena kemisteriusannya. 

Neutrino juga merupakan salah satu bangunan dasar daripada alam semesta yang bersama-sama dengan elektron, muon, dan tau, termasuk dalam suatu kelas partikel yang disebut lepton. Lepton bersama-sama dengan enam jenis partikel quark adalah pembentuk dasar semua benda di alam semesta ini. Ditemukan secara eksperimental pada tahun 1956 (dalam bentuk anti partikel) oleh Fred Reines (pemenang Nobel fisika tahun 1995) dan Clyde Cowan, neutrino terdiri dari 3 rasa (flavor), yakni: neutrino elektron, neutrino mu dan neutrino tau. Neutrino tidak memiliki muatan listrik dan selama ini dianggap tidak memiliki berat, namun neutrino memiliki antipartikel yang disebut antineutrino. Partikel ini memiliki keunikan karena sangat enggan untuk berinteraksi. Sebagai akibatnya, neutrino dengan mudah dapat melewati apapun, termasuk bumi kita ini, dan amat sulit untuk dideteksi. Diperkirakan neutrino dalam jumlah banyak terlepas dari hasil reaksi inti pada matahari kita dan karenanya diharapkan dapat dideteksi pada laboratorium di bumi. Untuk mengurangi pengaruh distorsi dari sinar kosmis, detektor neutrino perlu ditaruh di bawah tanah. Dengan mempergunakan tangki air sebanyak 50 ribu ton dan dilengkapi dengan tabung foto (photomultiplier tube) sebanyak 13 ribu buah, tim Kamiokande ini menemukan bahwa neutrino dapat berosilasi atau berganti rasa. Karena bisa berosilasi maka disimpulkan bahwa neutrino sebenarnya memiliki massa. 

 Penemuan ini sangat kontroversial karena teori fisika yang selama ini kerap dipandang sebagai teori dasar interaksi partikel, yakni disebut teori model standard, meramalkan bahwa neutrino sama sekali tidak bermassa. Jika penemuan neutrino bermassa terbukti benar maka boleh jadi akan membuat teori model standard tersebut harus dikoreksi. Penemuan neutrino bermassa juga mengusik bidang fisika lainnya yakni kosmologi. Penemuan ini diduga dapat menyelesaikan problem kehilangan massa pada alam semesta kita ini (missing mass problem). Telah sejak lama para ahli fisika selalu dihantui dengan pertanyaan: Mengapa terdapat perbedaan teori dan pengamatan massa alam semesta? Jika berat daripada bintang-bintang, planet-planet, beserta benda-benda alam lainnya dijumlahkan semua maka hasilnya ternyata tetap lebih ringan daripada berat keseluruhan alam semesta. Para ahli fisika menganggap bahwa terdapat massa yang hilang atau tidak kelihatan. Selama ini para ahli tersebut berteori bahwa ada partikel unik yang menyebabkan selisih massa pada alam semesta. Namun teori semacam ini memiliki kelemahan karena partikel unik yang diteorikan tersebut belum pernah berhasil ditemukan. Dari hasil penemuan tim Kamiokande ini dapat disimpulkan bahwa ternyata partikel unik tersebut tidak lain daripada neutrino yang bermassa. Menurut teori dentuman besar (Big Bang) alam semesta kita ini bermula dari suatu titik panas luar biasa yang meledak dan terus berekspansi hingga saat ini. Fisikawan Arno Penzias dan Robert Wilson (keduanya kemudian memenangkan hadiah Nobel fisika tahun 1978) pada tahun 1965 menemukan sisa-sisa gelombang mikro peninggalan dentuman besar yang sekarang telah mendingin hingga suhu sekitar 3 Kelvin. Namun salah satu hal yang masih diperdebatkan adalah masalah ekspansi alam semesta itu sendiri. Apakah hal ini akan terus menerus terjadi tanpa akhir?

Penemuan neutrino bermassa diharapkan akan bisa menjawab pertanyaan yang sulit ini. Bayangkan suatu neutrino yang sama sekali tidak bermassa, seperti yang diperkirakan selama ini. Gaya gravitasi tentu tidak akan berpengaruh sama sekali pada partikel yang tidak memiliki berat. Namun apa yang terjadi jika neutrino ternyata memiliki berat? Dalam jumlah yang amat sangat banyak neutrino-neutrino ini tentu akan bisa mempengaruhi ekspansi alam semesta. Tampaknya ada kemungkinan ekspansi alam semesta suatu saat akan terhenti dan terjadi kontraksi atau penciutan kembali jika ternyata neutrino memiliki massa. Terakhir masih ada satu lagi problem fisika yang akan diusik oleh hasil penemuan ini yaitu problem neutrino matahari, dimana terjadi selisih jumlah perhitungan dan pengamatan neutrino yang dihasilkan oleh matahari kita. Untuk keabsahan penemuan ini tim internasional dari eksperimen super Kamiokande dalam laporannya juga mengajak tim-tim saintis lainnya untuk mengkonfirmasi penemuan mereka. Namun menurut pengalaman di masa lalu, laporan osilasi neutrino dan neutrino bermassa selalu kontroversi dan jarang bisa dikonfirmasi kembali. Untuk sementara ini para ahli harus sabar menunggu karena eksperimen semacam ini hanya bisa dilakukan oleh segelintir eksperimen saja di seluruh dunia. Yang pasti jika hasil penemuan ini memang nantinya terbukti benar maka jelas dampaknya akan sangat terasa pada beberapa teori fisika modern.

Senin, 25 Juni 2012

ILMUWAN PERANCIS CIPTAKAN SELUBUNG PANAS

Ilmuwan asal Perancis berhasil menciptakan selubung panas yang bisa membuat titik panas tidak terdeteksi. Publikasi hasil eksperimennya muncul di jurnal Optics Express minggu ini.
Untuk menciptakannya, Sebastian Guenneau dari University of Aix Marseille dan rekannya membuat susunan cincin dengan material yang punya kemampuan menghantarkan dan melepaskan panas yang berbeda.Contoh, logam bisa menghantarkan panas dengan baik, sedangkan plastik tidak. 

Dengan susunan material berbeda secara bergantian, panas akan mengalir area yang disebut invisibility region sehingga membuat apa pun yang ada di daerah tersebut tak terlihat.Pengujian dilakukan dengan kamera inframerah yang biasa dipakai untuk mendeteksi obyek berdasarkan panas. 

"Idenya adalah mengarahkan panas ke suatu area yang akan dilindungi dari panas," kata Guenneau seperti dikutip Discovery, Rabu (27/3/2012). 

Eksperimen membuktikan bahwa kamera inframerah tak berhasil mencitrakan area invisibility karena tak ada perbedaan panas dengan daerah sekitarnya. Panas berdifusi.Yang menarik dari eksperimen ini adalah bahwa pembuatan selubung panas tak membutuhkan material yang sangat istimewa. Ini membuktikan bahwa selubung bisa dibuat secara lebih sederhana. Aplikasi selubung panas cukup luas. Dalam dunia militer, selubung panas bisa diaplikasikan pada seragam prajurit sehingga memungkinkannya tak terdeteksi oleh inframerah. 

Namun, aplikasi yang lebih dekat adalah pada perangkat elektronik, komputer, dan komunikasi. Saat ini dibutuhkan biaya besar untuk menjaga server internet tetap dingin. Dengan selubung panas, pendinginan bakal tak diperlukan lagi.(sumber: http://www.fisikanet.lipi.go.id/)

Minggu, 24 Juni 2012

Besaran dan Satuan

Ketika kita membicarakan sesuatu dalam keseharian, banyak hal yang berkaitan dengan 3 besaran pokok dalam fisika, yaitu panjang, massa, dan waktu.
Misalnya :
Berapa tinggi  badan kamu?
Yang berarti menggunakan besaran panjang (satuan cm atau m).
Berapa berat badan kamu?
Yang berarti menanyakan massa (satuan kilogram). Meskipun di sini ada kesalahan penggunaan besaran berat dengan massa.
Atau ketika ada yang menanyakan, "Sekarang jam berapa?"
Pertanyaan ini pun tidak jauh-jauh dari penggunaan besaran waktu.

Dalam fisika, ada dua jenis besaran yaitu besaran pokok dan besaran turunan.
1. Besaran Pokok
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah didefinisikan.
Berikut disajikan 7 besaran pokok, dan satuannya dalam SI (Satuan Internasional) beserta alat ukur yang bisa digunakan.
NO
NAMA BESARAN
SATUAN dalam SI
ALAT UKUR
1
Panjang
Meter (m)
Mistar, jangka sorong, mikrometer sekrup
2
Massa
Kilogram (kg)
Neraca dua lengan, neraca tiga lengan
3
Waktu
Sekon (s)
Stopwatch
4
Kuat  arus  listrik
Ampere (A)
Amperemeter
5
Suhu
Kelvin (K)
Termometer
6
Intensitas  cahaya
Kandela (Cd)

7
Jumlah  zat
Mole (mol)


2. Besaran Turunan
Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari besaran pokok.
Contoh :
- kecepatan = perpindahan dibagi waktu
Yang berarti satuan luas diturunkan dari besaran pokok panjang (perpindahan) dan waktu.
Sehingga satuan kecepatan dalam SI adalah m/s
- luas = panjang x lebar = m x m = m2
- volume = panjang x lebar x tinggi = m x m x m = m3
- massa jenis = massa/volume = kg/m3
Untuk lengkapnya erhatikan tabel berikut.

NO
NAMA BESARAN
SATUAN dalam SI
ALAT UKUR
1
volume
m3
Gelas ukur
2
Massa jenis
kg/m3
Hidrometer
3
Kecepatan
m/s
Velocimeter
4
Kelajuan
m/s
Spedometer
5
Gaya
N, kg m/s2
Neraca pegas atau dinamometer
6
Berat
N
Neraca pegas atau dinamometer
7
Tekanan
Pa, N/m2
Barometer atau manometer
8.
Energi
J, kg m2/s2


Awalan-awalan satuan yang dipakai, ditetapkan oleh Komite Internasional pada tahun 1960 - 1975, yaitu :

Faktor
Awalan
Simbol
1018
eksa-
E
1015
peta-
P
1012
tera-
T
109
giga-
G
106
mega-
M
103
kilo-
k
102
hekto-
h
101
deka-
da
10-1
desi-
d
10-2
senti-
c
10-3
mili-
m
10-6
mikro-
µ
10-9
nano-
n
10-12
piko-
p
10-15
femto-
f
10-18
atto-
a

Referensi : Surya, Yohanes. 2004. Persiapan Menghadapi Olimpiade Fisika Tingkat SMP. Jakarta Selatan: PT Bina Sumber Daya MIPA

Sabtu, 23 Juni 2012

Aplikasi Pembuat Jadwal Pelajaran

Kegiatan belajar mengajar di sekolah harus di atur sedemikian rupa sehingga dapat berjalan dengan efektif. Terkadang pengaturan tersebut dipusingkan dengan pembuatan jadwal pelajaran yang rumit. Namun segala kerumitan tersebut dapat diatasi dengan sebuah software yang mampu mengatur jadwal pelajaran. Software pembuat jadwal yang dapat digunakan adalah Asc Time Tables.
 Aplikasi ini mampu mengatur pelajaran tiap kelas, penggunaan ruang, dan mengatur jam mengajar bagi bapak dan ibu guru. Aplikasi ini silakan diunduh secara gratis.
Adapun untuk melengkapi instalasi aplikasi ini silakan unduh juga keygennya. Bagi yang mengalami kesulitan dalam instalasi aplikasi ini, silakan bisa komen di bawah ini.

download Asc time tables

Jumat, 22 Juni 2012

Induksi Elektromagnetik

Induksi Elektromagnetik



Terjadinya Induksi Elektromagnetik

Ketika kutub utara magnet digerakkan memasuki kumparan, jarum galvanometer menyimpang ke salah satu arah (misalnya ke kanan). Jarum galvanometer segera kembali menunjuk ke nol (tidak menyimpang) ketika magnet tersebut didiamkan sejenak  di dalam kumparan. Ketika magnet batang dikeluarkan, maka jarum galvanometer akan menyimpang dengan arah yang berlawanan (misalnya ke kiri).

Jarum galvanometer menyimpang disebabkan adanya arus yang mengalir dalam kumparan. Arus listrik timbul karena pada ujung-ujung kumparan timbul beda potensial ketika magnet batang digerakkan masuk atau keluar dari kumparan.
Beda potensial yang timbul ini disebut gaya gerak listrik induksi (ggl induksi).

Ketika magnet batang digerakkan masuk, terjadi penambahan jumlah garis gaya magnetik yang memotong kumparan (galvanometer menyimpang atau ada arus yang mengalir). Ketika batang magnet diam sejenak maka jarum galvanometer kembali ke nol (tidak ada arus yang mengalir). Ketika batang magnet dikeluarkan terjadi pengurangan jumlah garis gaya magnetik yang memtong kumparan (galvanometer menyimpang dengan arah berlawanan).

Jadi, akibat perubahan jumlah garis gaya magnetik yang memotong kumparan, maka pada kedua ujung kumparan timbul beda potensial atau ggl induksi. Arus listrik yang disebabkan oleh perubahan jumlah garis gaya magnetik yang memotong kumparan disebut arus induksi.

Faktor-Faktor yang  Menentukan Besar GGL
Besarnya ggl induksi tergantung pada tiga faktor, yaitu ;
1) banyaknya lilitan kumparan
2) kecepatan keluar-masuk magnet dari dan keluar kumparan
3) kuat magnet batang yang digunakan

Alat-Alat yang Bekerja Berdasar Prinsip Induksi Elektromagnetik
1. Generator
Generator adalah alat yang digunakan untuk mengubah energi kinetik menjadi energi listrik.
Ada dua jenis generator, yaitu :
a. Generator arus bolak-balik (AC) atau alternator
b. Generator arus searah (DC)
Perbedaan antara generator arus bolak-balik dengan arus searah hanya terletak pada bentuk cincin luncur yang berhubungan dengan kedua ujung kumparan. Pada generator arus bolak-balik terdapat dua buah cincin luncur, sedangkan pada generator arus searah terdapat sebuay cincin yang terbelah di tengahnya (cincin belah atau komutator).

Ggl  atau arus induksi pada alternator dapat diperbesar dengan empat cara :
1) memakai kumparan dengan lilitan lebih banyak\
2) memakai magnet yang lebih kuat
3) melilit kumparan pada inti besi lunak
4) memutar kumparan lebih cepat

Contoh generator arus bolak-balik :
- dinamo sepeda
- generator AC pembangkit listrik

2. Transformator
Transformator atau trafo adalah alat yang digunakan untuk mengubah tegangan bolak-balik (AC) dari suatu nilai ke nilai tertentu. Trafo terdiri dari pasangan kumparan primer dan sekunder yang terpisah dan dililitkan pada inti besi lunak.
Ada dua jenis trafo, yaitu
1) Trafo step up (penaik tegangan)
2) Trafo step down (penurun tegangan)

Revolusi Pembelajaran

Revolusi Pembelajaran

logo savi

Pembelajaran merupakan hasil kolaborasi yang baik antara guru, siswa, dan kurikulum. Guru yang berperan sebagai penanggung jawab jalannya pembelajaran (baca : sebagai salah satu sumber belajar maupun sebagai fasilitator), siswa yang berperan sebagai pencari pengetahuan (baca : sebagai pengkonstruk pengetahuan menurut teori konstruktivisme), dan kurikulum sebagai isi dari materi itu sendiri.

Beberapa "penyakit" utama abad ke-19, telah menjangkiti para pendidik, di berbagai belahan dunia. Penyakit yang dimaksud adalah : puritanisme, individualisme, model pabrik, pemikiran ilmiah barat, pemisahan pikiran/tubuh, dominasi pria, dan media cetak.
"Penyakit" tersebut secara ringkas dapat dilihat pada tabel berikut :

PENYAKIT
GEJALA
OBAT
Puritanisme
Serius, suram, kering, kaku, dan berpusat pada guru
Belajar yang menggembirakan, mengasuh, dan berpusat pada pembelajar
Individualisme
Persaingan di antara pembelajar. Keterasingan dan putusnya hubungan
Kerja sama di antara pembelajar dalam komunitas belajar
Model Pabrik
Belajar jalur perakitan satu ukuran untuk semua. Berdasarkan waktu dan patuh pada petunjuk
Prasmanan berbagai pilihan. Berdasar hasil dan kreatif
Pemikiran Ilmiah Barat
Pendekatan belajar linier, mekanistik, dan terkotak-kotak
Pendekatan belajar holistik, kontekstual, dan saling berkaitan
Pemisahan Pikiran/Tubuh
Belajar yang kognitif, verbal, menekankan otak-kiri dan pasif secara fisik
Belajar yang memanfaatkan seluruh otak, multi-indra, dan aktif secara fisik
Dominasi pria
Tekanan pada kontrol, kecerdasan rasional, dan proses berurutan
Tekanan pada pengasuhan, kecerdasan seluruh otak, dan proses simultan
Media Cetak
Kata-kata dan konsep abstrak sebagai landasan belajar
Gambar dan pengalaman konkret sebagai landasan belajar

Sebuah revolusi pembelajaran ditawarkan oleh Program Accelerated Learning. Salah satu pendekatan yang ditawarkan oleh Accelerated Learning adalah belajar melalui pendekatan SAVI.
SAVI singkatan dari (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual).
1. Somatis : belajar dengan bergerak dan berbuat
2. Auditori : belajar dengan berbicara dan mendengar
3. Visual : belajar dengan mengamati dan menggambarkan
4. Intelektual : belajar dengan memecahkan masalah dan merenung

Belajar menjadi optimal jika keempat unsur SAVI terjadi dalam satu kegiatan pembelajaran. Misalnya, orang bisa belajar sedikit dengan menyaksikan presentasi (V), tetapi mereka dapat belajar banyak jika dapat melakukan sesuatu ketika presentasi sedang berlangsung (S), membicarakan apa yang sedang mereka pelajari (A) dan memikirkan cara menerapkan informasi dalam presentasi tersebut  pada pekerjaan mereka (I).


Referensi :
Meier, Dave. 2003. The Accelerated Learning Handbook. Panduan Kreatif dan Efektif Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan (terjemahan). Bandung : Kaifa.

Sumber gambar : http://www.tspectrum.com/images/savilogo.jpg