Pelajaran ilmu pasti seperti fisika, matematika, biologi dan kimia bagi sebagian besar siswa maupun mahasiswa merupakan momok dan bukan pelajaran yang menarik. Mereka cenderung takut dan kurang menyenangi pelajaran tersebut, sehingga jika berhadapan dengan pelajaran-pelajaran ini, mereka menjadi bosan. Belum lagi bila guru yang mengajarnya terkenal killer. Tambah tidak menyenangkan lagi. Hasilnya banyak siswa maupun mahasiswa yang memperoleh nilai jelek pada mata pelajaran ilmu pasti.
Hal tersebut diakui oleh Rektor Universitas Pelita Harapan, Johanes Oentoro PhD. Menurutnya, pada 20 tahun terakhir ini, sebahagian besar mahasiswa kita cenderung memilih fakultas di luar fakultas teknik dan MIPA karena mereka takut bertemu dengan mata kuliah fisika, matematika maupun kimia. "Pelajaran seperti fisika, seakan menjadi momok dan banyak ditakuti," ujarnya.
Namun tidak menjadi momok bagi Prof Yohanes Surya PhD. Menurut Oentoro, Yohanes berusaha mengubah pandangan sebagian orang yang mengganggap fisika merupakan momok menjadi sesuatu yang menarik.
Bertahun-tahun Yohanes dengan gigih memperjuangkan agar para pelajar Indonesia dapat menunjukkan prestasinya di bidang fisika maupun matematika di tingkat dunia. Sejak tahun 1992, ia tertarik untuk mengikutsertakan siswa Indonesia ikut pertandingan fisika di College of William and Mary, USA. Indonesia saat itu meraih satu perunggu dan menduduki peringkat 16 dari 41 negara. Tahun 1995, Indonesia meraih perak di olimpiade fisika dan tahun 1999 siswa Indonesia meraih emas olimpiade fisika. Bahkan pada tahun 2003, Indonesia meraih enam emas dan menjadi juara umum tingkat Asia.
"Pengalaman tersebut menunjukkan bahwa ternyata siswa Indonesia mampu bersaing di tingkat dunia. Fisika yang semula menjadi momok diharapkan dapat menjadi pelajaran yang menarik. Harapan kita semoga di tahun mendatang ada prof-prof seperti Yohanes Surya yang lahir," lanjut Oentoro.
Sementara itu Yohanes Surya mengatakan guru memiliki peranan yang penting dalam menumbuhkan minat belajar siswa khususnya untuk pelajaran fisika dan matematika. Menurutnya, guru harus punya teknik mengajar fisika yang baik sehingga siswa tidak takut dengan fisika, melainkan fisika menjadi pelajaran yang menyenangkan.
Dalam disertasinya yang berjudul "Sederhana Ke Kompleks", ia mengatakan sistem-sistem kompleks yang ada di alam semesta ini ternyata mempunyai aturan-aturan sederhana. oleh sebab itu tugas ilmu pengetahuan sekarang adalah mencari aturan-aturan sederhana ini sehingga kita dapat melakukan prediksi dan dapat memanfaatkan hasil prediksi ini untuk kebaikan umat manusia.
"Jika kita melihat suatu masalah atau keadaan sedemikian kompleksnya, ini bukan berati masalah itu tidak terpecahkan, tetapi karena kita belum menemukan pola atau aturan sederhana yang menyebabkan sistem kompleks ini terjadi," ujarnya.
Hal tersebut diakui oleh Rektor Universitas Pelita Harapan, Johanes Oentoro PhD. Menurutnya, pada 20 tahun terakhir ini, sebahagian besar mahasiswa kita cenderung memilih fakultas di luar fakultas teknik dan MIPA karena mereka takut bertemu dengan mata kuliah fisika, matematika maupun kimia. "Pelajaran seperti fisika, seakan menjadi momok dan banyak ditakuti," ujarnya.
Namun tidak menjadi momok bagi Prof Yohanes Surya PhD. Menurut Oentoro, Yohanes berusaha mengubah pandangan sebagian orang yang mengganggap fisika merupakan momok menjadi sesuatu yang menarik.
Bertahun-tahun Yohanes dengan gigih memperjuangkan agar para pelajar Indonesia dapat menunjukkan prestasinya di bidang fisika maupun matematika di tingkat dunia. Sejak tahun 1992, ia tertarik untuk mengikutsertakan siswa Indonesia ikut pertandingan fisika di College of William and Mary, USA. Indonesia saat itu meraih satu perunggu dan menduduki peringkat 16 dari 41 negara. Tahun 1995, Indonesia meraih perak di olimpiade fisika dan tahun 1999 siswa Indonesia meraih emas olimpiade fisika. Bahkan pada tahun 2003, Indonesia meraih enam emas dan menjadi juara umum tingkat Asia.
"Pengalaman tersebut menunjukkan bahwa ternyata siswa Indonesia mampu bersaing di tingkat dunia. Fisika yang semula menjadi momok diharapkan dapat menjadi pelajaran yang menarik. Harapan kita semoga di tahun mendatang ada prof-prof seperti Yohanes Surya yang lahir," lanjut Oentoro.
Sementara itu Yohanes Surya mengatakan guru memiliki peranan yang penting dalam menumbuhkan minat belajar siswa khususnya untuk pelajaran fisika dan matematika. Menurutnya, guru harus punya teknik mengajar fisika yang baik sehingga siswa tidak takut dengan fisika, melainkan fisika menjadi pelajaran yang menyenangkan.
Dalam disertasinya yang berjudul "Sederhana Ke Kompleks", ia mengatakan sistem-sistem kompleks yang ada di alam semesta ini ternyata mempunyai aturan-aturan sederhana. oleh sebab itu tugas ilmu pengetahuan sekarang adalah mencari aturan-aturan sederhana ini sehingga kita dapat melakukan prediksi dan dapat memanfaatkan hasil prediksi ini untuk kebaikan umat manusia.
"Jika kita melihat suatu masalah atau keadaan sedemikian kompleksnya, ini bukan berati masalah itu tidak terpecahkan, tetapi karena kita belum menemukan pola atau aturan sederhana yang menyebabkan sistem kompleks ini terjadi," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar