Tsung Dao Lee dilahirkan di kota shanghai, China, pada tanggal 24 november 1926. ia adalah anak ketiga dari enam bersaudara, buah hati Tsing Kong Lee dan Ming Chang Chang. Setelah lulus dari Sekolah Menengah Kiangsi, Kanchow pada tahun 1943, ia melanjutkan studi pada universitas nasional Chekiang di propinsi Kweichow. Ketika Jepang menginvansi Cina, Lee pindah ke Kunming, Yunnan dan masuk National Southwest Associated University. Di universitas ini ia bertemu dengan Chen Ning Yang, rekannya yang bersama dengan Lee berhasil menerima penghargaan Nobel Fisika.
Setelah memperoleh beasiswa dari Pemerintah China Pada tahun 1946, Lee melanjutkan studinya untuk meraih gelar doktor di Universitas Chicago, Amerika Serikat. Gelar PhD diterimanya pada usia 24 tahun. Setelah itu, Lee bekerja sebagai peneliti dan dosen di Universitas California, Berkeley. Sejak tahun 1951 hingga 1953 ia juga bergabung dengan institut pendidikan lanjut (Institute of Advanced Study) di Princeton. Selain itu, Lee juga bekerja di Universitas Columbia pada tahun 1953 dan pada usia 29 tahun ia menjadi profesor penuh termuda di sana.
Walaupun Lee dan Walaupun Lee dan Yang berkarya pada tempat yang berbeda, kedua jenius dari China ini selalu berhubungan, baik melalui telepon maupun saling berkujung. Pada tahun 1956 Lee dan Yang mengemukan menerima penghargaan nobel fisika setelah gagasannya (paritas tidak kekal dalam proses elektrolemah (electroweak)) dibuktikan secara eksperimen oleh fisikawan wanita Wu Chien Hsiung dari Universitas Columbia. Ketika menerima hadiah nobel, Lee baru berusia 31 tahun, sehingga Ia menjadi penerima nobel fisika termuda kedua setelah Sir Lawrence Bragg.
Lee juga aktif menulis artikel di jurnal fisika internasional, The Physical Review. Beberapa penghargaan yang diterimanya antara lain Albert Einstein Commemorative Award dalam bidang sains dari Yeshiva University, New York (1957) dan The Science Award of the Newspaper Guild of New York. Ia juga menjadi anggota kehormatan American Physical Society dan The Academia Sinica. Tahun 1958, ia pun dianugerahi gelar DSc dari Princeton University.
Walaupun telah menjadi fisikawan yang sangat terkenal, Lee tetap memiliki kepedulian dengan perkembangan ilmu pengetahuan di negaranya. Melalui program CUSPEA (China-US Physics Examination and Application 1980-1990), ia mengundang mahasiswa terbaik China untuk belajar di Amerika Serikat.
Mudah-mudahan Fisikawan Indonesia yang telah sukses di Amerika Serikat juga memiliki kepedulian seperti Prof. Lee…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar