Sabtu, 31 Maret 2012

Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan

Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan

Filsafat konstruktivisme, dewasa ini, mempunyai pengaruh yang besar dalam dunia pendidikan. Dengan berlandaskan pada teori ini, model pembelajaran sangat berbeda dengan model pembelajaran klasik. Tulisan ini merupakan ringkasan dari buku Metodologi Pembelajaran Fisika : Konstruktivistik dan Menyenangkan yang ditulis oleh Paul Suparno.
Filsafat konstruktivisme adalah filsafat yang mempelajari hakikat pengetahuan dan  bagaimana pengetahuan itu terjadi. Pengetahuan adalah bentukan (konstruksi) bagi yang menekuninya. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah jadi. Pengetahuan adalah proses menjadi lebih tahu, lebih lengkap dan lebih sempurna. Misalnya pengetahuan tentang listrik. Di SD dikenalkan bahwa lampu menyala karena ada arus yang mengalir. Di SMP dikenalkan berbagai rangkaian listrik, di SMA diperdalam lagi sampai rangkaian yang lebih kompleks dan selanjutnya terus diperdalam di perguruan tinggi.
Secara prinsipal, para konstruktivis menolak kemungkinan transfer pengetahuan dari seseorang kepada yang lain. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke siswa. Pengetahuan dikonstruksikan sendiri atau paling sedikit diinterpretasikan sendiri oleh siswa dan tidak begitu saja dipindahkan.

Konstruktivisme Psikologis Personal (Piaget)
Konstruktivisme psikologis diawali oleh Piaget yang meneliti bagaimana seorang anak membangun pengetahuan kognitifnya. Seorang anak  mula-mula membentuk skema, mengembangkan skema, dan mengubah skema. Ia lebih menekankan bagaimana si individu secara sendiri mengkonstruksi pengetahuan dari interaksinya dengan pengalaman dan objek yang dihadapi. Pendekatan Piaget ini bersifat personal dan individual.
Dalam kasus belajar fisika, seorang anak diberi kebebasan untuk mempelajari sendiri dan kemajuannya dapat sendiri-sendiri. Tekanannya adalah siswa hanya dapat mengerti fisika bila ia sendiri belajar dan dengan demikian membangun pengetahuannya sendiri.

Sosiokulturalisme (Vygotsky)
Berbeda dengan Piaget, Vygotsky menekankan pentingnya interaksi sosial dengan orang lain terlebih yang memiliki pengetahuan lebih baik  maupun sistem/lingkungan yang telah berkembang dengan baik. Misalnya seorang yang belajar fisika dipertemukan dengan ahli fisika yang dapat bercerita tentang pengalaman, pemikiran maupun penemuan-penemuannya. Dalam keterlibatan ini siswa tertantang untuk mengkonstruksi pengetahuanny sesuai dengan konstruksi para ahli.
Menurut sosiokulturalisme, kegiatan seseorang dalam memahami sesuatu dipengaruhi oleh partisipasinya dalam praktek-praktek sosial dan kultural yang ada, seperti masyarakat, sekolah, teman dan lain-lain. Misalnya keadaan masyarakat yang mendukung pendidikan dapat membantu anak-anak berkembang lebih baik. Belajar berkelompok dapat membuat semakin yakin dengan pengetahuan yang dimilikinya. Mereka dapat saling mengoreksi maupun melengkapi gagasan atau pendapat teman.
Konstruktivisme bersifat kontektual.  Jika konteksnya berbeda, maka siswa memahami konsepnya secara berbeda juga. Misalnya, seseorang anak menemukan bahwa titik didih air pada tekanan udara tinggi akan berbeda  ketika tekanan udaranya rendah.

Dampak Konstruktivisme Bagi Siswa yang Belajar
Belajar adalah proses yang aktif. Siswa sendiri yang membentuk pengetahuannya. Dalam proses belajar ini, siswa menyesuaikan konsep dan ide-ide yang baru dengan kerangka berpikir yang mereka miliki. Siswa sendiri yang bertanggung jawab terhadap hasil belajar mereka.
Belajar bukan sekedar mengumpulkan fakta. Di dalamnya dipenuhi dengan proses berpikir, dari membuat hipotesa, memecahkan persoalan, berefleksi dan seterusnya sampai terbentuk pengetahuan yang baru.
Dalam mempelajari suatu konsep, misalnya gerak dalam fisika, siswa sudah membawa konsep-konsep fisika sebelum mengikuti pelajaran formal di sekolah.  Konsep-konsep yang mereka bawa sering tidak tepat dan tidak sesuai. Itulah yang disebut  miskonsepsi.  Pengertian awal inilah yang perlu dikembangkan dan diluruskan dalam belajar di sekolah.
Oleh karena pengetahuan dibentuk baik secara individual maupun sosial, maka belajar kelompok dapat dibentuk untuk mematangkan konstruksinya. Bagi siswa yang mempunyai gagasan salah, mereka dapat mengubahnya. Sedangkan bagi siswa yang mempunyai gagasan benar, dapat menjadi lebih yakin  dengan pengetahuannya.

Dampak Konstruksivisme Bagi Guru Fisika
Mengajar bukanlah memindahkan pengetahuan dari otak guru ke otak siswa. Mengajar lebih merupakan proses membantu siswa sendiri membangun pengetahuannya. Peran guru bukan mentransfer ilmu, melainkan sebagai mediator atau fasilitator yang membantu siswa dapat mengkonstruksi pengetahuan mereka secara cepat dan efektif.

Secara ringkas pendekatan mengajar konstruktivis dapat diungkapkan dalam beberapa sikap dan praktik sebagai berikut.
Sebelum guru mengajar
-    Guru menyiapkan bahan yang mau diajarkan dengan seksama
-    Guru mempersiapkan alat-alat peraga/praktikum yang akan digunakan
-    Guru mempersiapkan pertanyaan dan arahan untuk merangsang siswa aktif belajar
-    Guru sebaiknya mendalami keadaan siswa, mengerti kelemahan dan kelebihan siswa
-    Guru perlu mempelajari pengetahuan awal siswa

Selama proses pembelajaran
-    Siswa dibantu aktif belajar, menekuni bahan
-    Siswa dipacu bertanya
-    Guru menggunakan metode ilmiah dalam proses penemuan sehingga siswa merasa menemukan sendiri pengetahuan mereka.
-    Pikiran dan gagasan siswa diikuti
-    Guru perlu menggunakan bervariasi metode pembelajaran
-    Siswa diajak melakukan kunjungan ke tempat pengembangan IPA seperti museum sains, laboratorium  tenaga atom, dll
-    Guru perlu mengadakan praktikum terpimpin maupun bebas terlebih untuk topik yang sulit sehingga siswa lebih mengerti
-    Siswa yang berpendapat salah atau lain tidak dicerca, sebaliknya pendapat mereka diperhatikan
-    Jawaban alternatif dari siswa diterima atau dibahas
-    Kesalahan konsep siswa ditunjukkan dengan arif dan bukan dicela melulu
-    Pikiran siswa yang tidak tepat ditantang dengan menyediakan  data anomali yang berlawanan dengan gagasan siswa
-    Siswa diberi waktu berpikir dan merumuskan gagasan mereka, tanpa harus dikejar-kejar waktu
-    Siswa diberi kesempatan mengungkapkan pikirannya sehingga guru mengerti apakah gagasan mereka itu tepat atau tidak
-    Siswa diberi kesempatan untuk mencari pendekatan dan caranya sendiri dalam belajar dan menemukan sesuatu
-    Guru perlu mengadakan evaluasi yang terus menerus dan menyertakan proses belajar dalam evaluasi itu

Sesudah proses pembelajaran
-    Guru memberikan pekerjaan rumah, mengumpulkannya serta mengoreksinya
-    Guru perlu sering memberikan tugas lain untuk pendalaman materi
-    Tes yang membuat siswa berpikir, bukan hapalan

Sikap yang perlu dipunyai guru
-    Siswa dianggap bukan tabula rasa, tetapi sebagai subyek yang sudah tahu sesuatu
-    Model kelas : siswa aktif, guru menyertai
-    Bila ditanya siswa dan tidak dapat menjawab, guru tidak usah marah dan mencerca siswa. Lebih baik mengakuinya dan mencba mencari bersama
-    Menyediakan ruang tanya jawab dan diskusi
-    Guru dan siswa saling belajar
-    Dalam mengajar yang penting bukan bahan selesai, tetapi siswa belajar untuk belajar sendiri
-    Guru perlu memberikan ruang untuk boleh salah bagi siswanya
-    Hubungan guru-siswa dialogal, saling dialog, dan kerja sama dalam mendalami pengetahuan
-    Guru mengembangkan pengetahuan yang luas dan mendalam
-    Guru mengerti konteks bahan yang mau diajarkan dehingga dapat menjelaskan secara kontekstual

Kesimpulan
- Pengetahuan bukan ditransfer begitu saja tetapi dikonstruk sendiri
- Peran guru adalah menciptakan kondisi agar proses konstruksi pengetahuan siswanya berjalan dengan baik


Bacaan Rujukan
Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius
Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik dan Menyenangkan. Yogyakarta : Sanata Darma

Senin, 26 Maret 2012

FISIKA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR'AN (bag 2)

Pembahasan yang lalu sudah sampai pada unsur pertama yaitu OBSERVASI dan unsur kedua yaitu PENGUKURAN dalam mempelajari ilmu fisika. Kita lanjutkan unsur berikutnya: KETIGA: Analisis terhadap data yang terkumpul dari berbagai pengukuran atau besaran-besaran fisis yang terlibat. Hal ini dilakukan melalui proses pemikiran kritis dan dilanjutkan dengan evaluasi terhadap hasil-hasilnya dengan penalaran yang sehat sehingga mencapai kesimpulan yang rasional. KEEMPAT: Peranan pemikiran kritis dan penalaran rasional. Dalam hal ini Allah berfirman dalam Q.S. An-Nahl: 11-12:
"Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan". 
" Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (nya)".

Alam Semesta dan proses-proses alami yang ada didalamnya, sifat dan kelakuan alam yang telah disimpilkan oleh para ilmuwan fisika disebut sebagai hukum alam. Sedangkan para ilmuwan muslim menyebutnya sebagai sunnatullah.
Dari penjelasan keempat unsur penting dari ilmu fisika menunjukkan bahwa semua sejalan dengan apa yang ada dalam Al Qur'an

Minggu, 25 Maret 2012

FISIKA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR'AN (bag 1)

Kalau kita mempelajari ilmu fisika maka ada empat unsur penting yang menjadi landasan didalamnya. PERTAMA: Observasi atau pengamatan terhadap bagian alam yang ingin kita ketahui sifat dan kelakuannya pada kondisi tertentu. Dalam kegiatan fisika, apabila pengamatan atau observasi terhadap kelakuan diganti dengan pengkhayalan merupakan suatu kesalahan kecuali apabila khayalan tersebut didukung oleh perhitungan matematik yang dijabarkan dari kelakua-kelakuan yang telah diketahui. Sehubungan dengan keharusan manusian untuk mengenal alam sekelilingnya dengan baik, maka Allah Ta'ala memerintahkan dalam Al Qur'an Surat Yunus: 101 sebagai berikut:

 
"Katakanlah:` Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman`. 

Perintah itu menunjukan agar manusia mengetahui sifat-sifat dan kelakuan alam di sekitarnya, yang akan menjadi tempat tinggal dan sumber bahan makanan dalam hidupnya. dengan mengetahui sifat dan kelakuan alam tersebut manuasia dapat mengambil untuk kemaslahatan bagi semua yang ada di alam.
Dalam Surat Al Ghaasiyah: 17-20 juga dijelaskan: 
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?”. 

Dari ayat ini dapat dikatakan bahwa menjadi keharusan bagi manusia untuk memperhatikan sifat dan tingkah laku alam semesta.Memeperhatkan disini dapat berarti sebagai uasaha untuk memahami proses proses alamiah yang terjadi didalamnya. Hal ini persis sama dengan apa yang dilakukan oleh ilmuwan Fisika atau pengembangan sains pada umumnya, melakukan observasi dengan penuh perhatian untuk menjawab pertanyaang bgaiamana proses itu dapat terjadi. memeperhatikan alam semesta dan merenunginya sampai mendapatkan sesuatu pemahaman tentang sifat dan kelakuan serta proses alami yang terjadi di dalamnya merupakan suatu aktivitas dalam membaca ayat Allah, sebab di dalam Al Qur'an sudah dijelaskan bahwa memperhatikan alam semesta berarti juga mempelajari ilmu fisika adalah bagian dari membaca ayat Allah. 

KEDUA: Pengukuran.Dalam dunia fisika tidakpernah lepas dari hal ukur mengukur. Segala fenomena kealaman selalu dijelaskan dengan cara kuantitatif. Kegiatan ini dilakuakn agar suatu segala kealaman yang mempunyai pengertian universal bisa dimengerti juga oleh orang lain. Sesuatu akan menjadi kabur dalamfisika jika hanya dinyatakan secara kualitatif saja. Seseorang fisikawan yang mendengar ucapan seperti angin bertiup semilir-semilir sehingga membuat mata mengantuk akan berkomentar, bahwa ungkapan tersebut bukanlah pernyataan fisis tapau puitis. Tetapi Udara mengalir dengan kelajuan 9 km/jam dengan suhu 23 derajat celcius dan kelembaban 85 persenakan dikatakan sebagai pernyataan fisika. Jadi dalam fisika harus ada pernyataan yang dapat dipahami oleh semua orang(harus terukur. Pemahaman ini sejalan dengan firman Allah dalam QS. Al Qamar ayat 49:
"Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran".Seandainya Allah menciptakan segala sesuatu tanpa ukuran, maka akan terjadi ketidakseimbangan di dalamnya. Ukuran yang diciptakan oleh Allah sangat tepat, sehingga alam sebagaimana kita rasakan benar-benar seimbang. Dalam Fisika, ilmuwan fisika apabila ingin berkarya membuat suatu terapan fisika, maka juga akan melakukan pengukuran sampai mendapatkan hasil yang diharapkan. Apabila ingin membuat suhu ruangan 22 derajat Celcius maka akan membuat rekayasa dalam lingkungan sekitarnya sehingga sesuai dengan yang diharapkan. Besaran-besaran yang dapat diukur disebut besaran fisika atau besaran fisis. Contoh tentang suhu di atas mengandung pengertian bahwa kelembaban memiliki ukuran tertentu. Gerak udara yang diciptakan Allah memiliki ukuran kelajuan. Bumi dan benda angkasa yang lain juga memiliki ukuran, serta mempunyai massa tertentu sehingga dapat menjadiseimbang. Kemudian dari pengukuran dibuat menjadi persamaan matematis sehingga lebih mudah dipahami oleh semua orang. Jadi apa yang ada dalam fisika ada kesesuaian dengan Al Qur'an.  Bersambung......

Kamis, 22 Maret 2012

Hasil UKA 2012 Jawa Timur

Bagi teman-teman guru yang kesulitan akses sergur.kemdiknas.go.id, silahkan download file pdf dari lpmp jawa timur berikut : daftar hasil UKA 2012 jatim (file : pdf, size : 22,19 MB) sumber : lpmp Jawa Timur


"Selamat Bagi Yang Lulus"

Minggu, 18 Maret 2012

SOAL DAN PEMBAHASAN FISIKA RANGKAIAN KAPASITOR

Perhatikan gambar berikut ! 3 buah kapasitor X, Y dan Z disusun seperti gambar.
(Soal Ujian Nasional Fisika SMA 2007/2008)




Jika saklar S ditutup tentukan :
a) Nilai kapasitas kapasitor pengganti rangkaian
b) Muatan yang tersimpan dalam rangkaian
c) Muatan yang tersimpan dalam kapasitor Z menurut prinsip rangkaian seri
d) Beda potensial ujung-ujung kapasitor Z
e) Beda potensial ujung-ujung kapasitor X
f) Beda potensial ujung-ujung kapasitor Y
g) Muatan yang tersimpan pada kapasitor X
h) Muatan yang tersimpan pada kapasitor Y
i) Muatan yang tersimpan pada kapasitor Z
j) Energi yang tersimpan dalam rangkaian
k) Energi yang tersimpan pada kapasitor X
l) Energi yang tersimpan pada kapasitor Y
m) Energi yang tersimpan pada kapasitor Z

Pembahasan

a) Paralel antara kapasitor X dan Y didapatkan kapasitor ekivalennya namakan Cxy :



Sekarang rangkaian menjadi lebih sederhana yaitu terdiri dari Cxy yang diseri dengan Cz yang menghasilkan kapasitas pengganti namakan Ctot :



b) Muatan yang tersimpan dalam rangkaian namakan Qtot



c) Muatan yang tersimpan dalam kapasitor Z namakan Qz

Untuk rangkaian kapasitor seri berlaku :



d) Beda potensial ujung-ujung kapasitor Z namakan Vz



e) Beda potensial ujung-ujung kapasitor X dan kapasitor Y adalah sama karena dirangkai paralel



f) Beda potensial ujung-ujung kapasitor Y sama dengan X



g) Muatan yang tersimpan pada kapasitor X saja (bukan gabungan antara X dan Y, sehingga hasilnya tidak akan sama dengan Ctot)



h) Muatan yang tersimpan pada kapasitor Y



i) Muatan yang tersimpan pada kapasitor Z



j) Energi yang tersimpan dalam rangkaian

Rumus umum untuk menghitung energi pilih salah satu



Sehingga



k) Energi yang tersimpan pada kapasitor X



l) Energi yang tersimpan pada kapasitor Y



m) Energi yang tersimpan pada kapasitor Z

SOAL DAN PEMBAHASAN FISIKA HUKUM KIRCHOFF

Diberikan sebuah rangkaian yang terdiri dari dua buah loop dengan data sebagai berikut :
E1 = 6 volt
E2 = 9 volt
E3 = 12 volt

Tentukan :
a) Kuat arus yang melalui R1 , R2 dan R3
b) Beda potensial antara titik B dan C
c) Beda potensial antara titik B dan D
d) Daya pada hambatan R1

Penyelesaian:

a) Kuat arus yang melalui R1 , R2 dan R3

Langkah-langkah standar :
- menentukan arah arus
- menentukan arah loop
- masukkan hukum kirchoff arus
- masukkan hukum kirchoff tegangan
- menyelesaikan persamaan yang ada
Misalkan arah arus dan arah loop seperti gambar berikut :

Hukum Kirchoff Arus dan Tegangan :



Loop 1

(Persamaan I)

Loop II

(Persamaan II)

Gabungan persamaan I dan II :



b) Beda potensial antara titik B dan C



c) Beda potensial antara titik B dan D



d) Daya pada hambatan R1


Sabtu, 17 Maret 2012

siapapun boleh buat kumpul senin 19 maret 2012

cari artikel tentang kalor atau optik dan gambar atau photo yang berhubungan dengan artikel kirim ke email jawabanmasuk@yahoo.com.jangan lupa disertakan identitas nama kelas dan no absent, kumpul paling lambat hari selasa 20 maret 2012 jam 14.00 gak boleh kembar dan tidak diterima untuk yg terlambat.

Kamis, 15 Maret 2012

SOAL DAN PEMBAHASAN FISIKA RANGKAIAN LISTRIK

Diberikan sebuah rangkaian listrik seperti gambar berikut

Tentukan :
a) Hambatan pengganti
b) Kuat arus rangkaian
c) Kuat arus yang melalui R4
d) Kuat arus yang melalui R1
e) Kuat arus yang melalui R2
f) Kuat arus yang melalui R3
g) Beda potensial ujung-ujung hambatan R4
h) Beda potensial ujung-ujung R1
i) Beda potensial ujung-ujung R2
j) Daya yang diserap R1

PENYELESAIAN:

a) Hambatan pengganti



b) Kuat arus rangkaian



c) Kuat arus yang melalui R4 sama dengan kuat arus rangkaian



d) Kuat arus yang melalui R1



e) Kuat arus yang melalui R2



f) Kuat arus yang melalui R3



g) Beda potensial ujung-ujung hambatan R4



h) Beda potensial ujung-ujung R1



i) Beda potensial ujung-ujung R2 sama dengan beda potensial pada ujung R1 karena dirangkai parallel

j) Daya yang diserap R1

Selasa, 06 Maret 2012

Kisi-kisi UN IPA : Kompetensi 1 Besaran, Satuan, dan Pengukurannya

Kisi-kisi UN IPA : Kompetensi 1  Besaran, Satuan, dan Pengukurannya


Kompetensi 1
Melakukan pengukuran dasar secara teliti dengan menggunakan alat ukur yang sesuai dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari
Indikator
Menentukan besaran pokok, besaran turunan dan satuannya atau penggunaan alat ukur dalam kehidupan sehari-hari.

Besaran  pokok, besaran turunan dan satuannya
1. Besaran Pokok


NO
NAMA BESARAN
SATUAN dalam SI
ALAT UKUR
1
Panjang
Meter (m)
Mistar, jangka sorong, mikrometer sekrup
2
Massa
Kilogram (kg)
neraca
3
Waktu
Sekon (s)
Stopwatch
4
Kuat  arus  listrik
Ampere (A)
Amperemeter
5
Suhu
Kelvin (K)
Termometer
6
Intensitas  cahaya
Kandela (Cd)

7
Jumlah  zat
Mole (mol)

 2. Besaran Turunan

NO
NAMA BESARAN
SATUAN dalam SI
ALAT UKUR
1
volume
m3
Gelas ukur
2
Massa jenis
kg/m3
Hidrometer
3
Kecepatan
m/s
Velocimeter
4
Kelajuan
m/s
Spedometer
5
Gaya
N, kg m/s2
Neraca pegas atau dinamometer
6
Berat
N
Neraca pegas atau dinamometer
7
Tekanan
Pa, N/m2
Barometer atau manometer
8.
Energi
J, kg m2/s2

Penggunaan alat ukur
1. Pengukuran Panjang
Penggaris



Panjang pensil = 12 cm






Panjang = 5,7 cm + 0,04 cm = 5,74cm
 



Panjang = 1,5 mm + 0,18 ml = 1, 68 mm





2. Pengukuran massa




 massa = 300 g + 40 g + 6 g = 346 gram










massa = 5 kg + 100 g + 10 g  = 5000 g +100 g + 10 g  = 5110 g = 5,11 kg


 3. Pengukuran volume
 
Volume batu = 40 ml – 20 ml = 20 ml




V batu = volume air yang tumpah = 30 ml = 30 cm3