Jumat, 18 September 2009

Teori Konspirasi Pendaratan Pertama di Bulan

Walaupun ceritanya sangat usang tetapihal ini patutkita ketahui dan pertanyakan kembali agar supaya menjadi pembelajaran bagi kita semua. Pada tanggal 15 Februari 2001 stasiun TV FOX (disiarkan kembali 2005 oleh Star World Philipines) menyiarkan sebuah program dengan judul Conspiracy Theory: Did We Land on the Moon?. program ini memberikan bukti-bukti bahwa NASA telah memanipulasi berita pendaratan di bulan.

Kemungkinan berhasil diperhitungkan sangat kecil sehingga tidak dapat dibayangkan adanya pendaratan di bulan
Seluruh Misi Apollo sebelum Apollo 11 Terserang Kerusakan Pada Sekitar 20,000 Bagian. Pengecualian pada Apollo 13 NASA Mengklaim Tidak Ada Masalah Teknis Pada Misi Bulan Mereka
Jeleknya Kualitas Video Sehingga Tidak Dapat Diuji Dengan Lebih Mendalam
Tidak Akan Ada Gambar Yang Diambil Dari Bulan Karna Film Akan Meleleh Pada Temperatur 250°
Setiap Foto Yang Ditampilkan Dibuat Dengan Sangat Sempurna, Terfokus, dan di Ekspos. Kenyataanya Astronot Menggunakan Kamera Tanpa Viewfinders dan Pengatur Cahaya
Langit yang Gelap Harusnya Penuh Dengan Bintang-Bintang, Namun Tidak Satupun yang Nampak Pada Setiap Foto Apollo
Bayangan Yang Dihasilkan Pada Pemukaan Bulan Harusnya Paralel. Beberapa Bayangan Pada Foto Apollo Tidak Paralel.
Panjang Bayangan Yang Berbeda Karena Sumber Cahaya Yang Berbeda
Beberapa Foto Apollo Memperlihatkan Sumber Cahaya Misterius Yang Kelihatan Seperti Spotlight Studio Hanya Ada Dua Astronot Yang Berjalan di Bulan Dalam Setiap Misi Apollo, Namun Ada Beberapa Foto Dimana Astronot Memantulkan Gambar Astronot Lain Yang Tidak Memiliki Kamera. Siapa Yang Mengambil Foto??
Pada Sebuah Foto Apollo 11 Buzz Aldrin, Horizon Terletak Pada Garis Mata; Sehingga, Jika Kamera Dilekatkan Di Dada Neil Amstrong, Horizon Harus Berada Pada Permukaan Dada

Pesawat Ulang Alik Penangkal "Kiamat" Dirancang

LONDON - Ilmuwan di Inggris merancang sebuah pesawat luar angkasa yang diklaim mampu menangkal datangnya serangan asteroid raksasa yang bisa menimbulkan bencana besar bagi Bumi.

Tim dari perusahaan luar angkasa Inggris EADS Astrium yang merancang pesawat ini menamakannya "gravity tractor?. Pesawat ini nantinya bertugas mengawasi kedatangan asteroid yang mengancam untuk kemudian membelokkannya sebelum menabrak Bumi.

Gravity tractor akan menghadang kedatangan asteroid dari jarak 160 kaki dari permukaan Bumi lalu mendorongnya ke arah lain. Menurut para perancangnya, pesawat ini akan mengalihkan asteroid sejauh 430 yard (sekira 0,39 kilometer). wow

Ilmuwan kemudian menyebutkan sebuah perbandingan bahwa pesawat ini cukup besar untuk menghasilkan energi 100.000 kali lebih besar dari bom nuklir yang dijatuhkan AS di Hiroshima pada 1945. Demikian keterangan yang dikutip dari Daily Telegraph, Rabu (2/9/2009).

"asteroid ini menderu dengan cepat di sekitar sistem tata surya kita dengan kecepatan sekira 10 km per detik. Dengan mengetahui ukuran kecepatannya, kita bisa menciptakan teknologi berimbang yang bisa mengirimnya balik sehingga tidak sampai menabrak Bumi," kata salah satu tim ilmuwan, Ralph Cordey.

wowPesawat ulang alik tersebut dijadwalkan akan meluncur sekira 15 tahun lagi, sebelum asteroid raksasa menabrak Bumi seperti yang diperkirakan ilmu pengetahuan selama ini. Berdasarkan laporan NASA, ada sekira 1.068 benda asing di angkasa yang diduga sebagai asteroid yang berpotensi membahayakan Bumi.

Keren... Ditemukan 32 Planet Baru

WASHINGTON, KOMPAS.com - Astronom-astronom Eropa mengumumkan telah menemukan 32 planet baru yang mengorbit sejumlah bintang di luar sistem tata surya kita dan menyatakan, Senin (19/10), hasil temuan itu menunjukkan bahwa 40 persen atau lebih dari bintang seperti Matahari memiliki planet-planet semacam itu.

Planet-planet itu memiliki ukuran mulai dari sekitar lima kali Bumi hingga lima kali Yupiter, kata mereka. Sejumlah planet lain juga telah ditemukan dan para astronom itu berjanji akan mengumumkan hal itu akhir tahun ini.

"Penemuan terakhir itu membuat jumlah planet yang ditemukan di luar sistem tata surya kita menjadi sekitar 400," kata Stephane Udry, dari Observatorium Jenewa di Swiss.

"Alam sepertinya tidak kosong. Jika ada ruang untuk planet, maka akan ada planet di sana," kata Udry kepada wartawan dalam penjelasan Internet dari pertemuan astronom di Porto, Portugal.

"Lebih dari 40 persen bintang seperti Matahari memiliki planet-planet dengan massa rendah," tambahnya.

Tim astronom itu menggunakan spektrograf HARPS (Pencari Planet Kecepatan Cahaya Akurasi Tinggi) yang dipasang pada teleskop 3,6 meter Observatorium Selatan Eropa (ESO) di La Silla, Chile.

Spektrograf itu tidak menggambarkan planet-planet tersebut secara langsung, namun ilmuwan bisa menghitung ukuran dan massanya dengan mendeteksi perubahan kecil pada getaran bintang yang ditimbulkan oleh tarikan gravitasi kecil planet.

Para astronom ingin menemukan planet-planet seperti Bumi karena ini merupakan tempat yang paling memungkinkan untuk menopang kehidupan.

HARPS telah menemukan 75 planet yang mengitari 30 bintang yang berbeda. Tim ESO tidak memberikan penjelasan terinci mengenai bintang-bintang apa yang diorbit oleh ke-32 planet baru itu.

Fisika di Balik Keindahan Bulu Merak


Tak seorang pun yang memandang corak bulu merak kuasa menyembunyikan kekaguman atas keindahannya. Satu di antara penelitian terkini yang dilakukan para ilmuwan telah mengungkap keberadaan rancangan mengejutkan yang mendasari pola-pola ini.

Para ilmuwan Cina telah menemukan mekanisme rumit dari rambut-rambut teramat kecil pada bulu merak yang menyaring dan memantulkan cahaya dengan aneka panjang gelombang. Menurut pengkajian yang dilakukan oleh fisikawan dari Universitas Fudan, Jian Zi, dan rekan-rekannya, dan diterbitkan jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, warna-warna cerah bulu tersebut bukanlah dihasilkan oleh molekul pemberi warna atau pigmen, akan tetapi oleh struktur dua dimensi berukuran teramat kecil yang menyerupai kristal.


Zi dan rekan-rekannya menggunakan mikroskop elektron yang sangat kuat untuk menyingkap penyebab utama yang memunculkan warna pada bulu merak. Mereka meneliti barbula pada merak hijau jantan (Pavo rnuticus). Barbula adalah rambut-rambut mikro yang jauh lebih kecil yang terdapat pada barb, yakni serat bulu yang tumbuh pada tulang bulu. Di bawah mikroskop, mereka menemukan desain tatanan lempeng-lempeng kecil berwarna hitam putih, sebagaimana gambar di sebelah kanan. Desain ini tersusun atas batang-batang tipis yang terbuat dari protein melanin yang terikat dengan protein lain, yakni keratin. Para peneliti mengamati bahwa bentuk dua dimensi ini, yang ratusan kali lebih tipis daripada sehelai rambut manusia, tersusun saling bertumpukan pada rambut-rambut mikro. Melalui pengkajian optis dan penghitungan, para ilmuwan meneliti ruang yang terdapat di antara batang-batang tipis atau kristal-kristal ini, berikut dampaknya. Alhasil, terungkap bahwa ukuran dan bentuk ruang di dalam tatanan kristal tersebut menyebabkan cahaya dipantulkan dengan beragam sudut yang memiliki perbedaan sangat kecil, dan dengannya memunculkan aneka warna. 

"Ekor merak jantan memiliki keindahan yang memukau karena pola-pola berbentuk mata yang berkilau, cemerlang, beraneka ragam dan berwarna," kata Zi, yang kemudian mengatakan, "ketika saya memandang pola berbentuk mata yang terkena sinar matahari, saya takjub akan keindahan bulu-bulu yang sangat mengesankan tersebut." Zi menyatakan bahwa sebelum pengkajian yang mereka lakukan, mekanisme fisika yang menghasilkan warna pada bulu-bulu merak belumlah diketahui pasti. Meskipun mekanisme yang mereka temukan ternyata sederhana, mekanisme ini benar-benar cerdas. 

Jelas bahwa terdapat desain yang ditata dengan sangat istimewa pada pola bulu merak. Penataan kristal-kristal dan ruang-ruang [celah-celah] teramat kecil di antara kristal-kristal ini adalah bukti terbesar bagi keberadaan desain ini. Pengaturan antar-ruangnya secara khusus sungguh memukau. Jika hal ini tidak ditata sedemikian rupa agar memantulkan cahaya dengan sudut yang sedikit berbeda satu sama lain, maka keanekaragaman warna tersebut tidak akan terbentuk. 

Sebagian besar warna bulu merak terbentuk berdasarkan pewarnaan struktural. Tidak terdapat molekul atau zat pewarna pada bulu-bulu yang memperlihatkan warna struktural, dan warna-warna yang serupa dengan yang terdapat pada permukaan gelembung-gelembung air sabun dapat terbentuk. Warna rambut manusia berasal dari molekul warna atau pigmen, dan tak menjadi soal sejauh mana seseorang merawat rambutnya, hasilnya tidak akan pernah secemerlang dan seindah bulu merak. 

Telah pula dinyatakan bahwa desain cerdas pada merak ini dapat dijadikan sumber ilham bagi rancangan industri. Andrew Parker, ilmuwan zoologi dan pakar pewarnaan di Universitas Oxford, yang menafsirkan penemuan Zi mengatakan bahwa penemuan apa yang disebut sebagai kristal-kristal fotonik pada bulu merak memungkinkan para ilmuwan meniru rancangan dan bentuk tersebut untuk digunakan dalam penerapan di dunia industri dan komersial. Kristal-kristal ini dapat digunakan untuk melewatkan cahaya pada perangkat telekomunikasi, atau untuk membuat chip komputer baru berukuran sangat kecil.

Jelas bahwa merak memiliki pola dan corak luar biasa dan desain istimewa, dan berkat mekanisme yang sangat sederhana ini, mungkin tidak akan lama lagi, kita akan melihat barang dan perlengkapan yang memiliki lapisan sangat cemerlang pada permukaannya. Namun, bagaimanakah desain memesona, cerdas dan penuh ilham semacam ini pertama kali muncul? Mungkinkah merak tahu bahwa warna-warni pada bulunya terbentuk karena adanya kristal-kristal dan ruang-ruang antar-kristal pada bulunya? Mungkinkah merak itu sendiri yang menempatkan bulu-bulu pada tubuhnya dan kemudian memutuskan untuk menambahkan suatu mekanisme pewarnaan padanya? Mungkinkah merak telah merancang mekanisme itu sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan desain yang sangat memukau tersebut? Sudah pasti tidak. 

Sebagai contoh, jika kita melihat corak mengagumkan yang terbuat dari batu-batu berwarna ketika kita berjalan di sepanjang tepian sungai, dan jika kita melihat pula bahwa terdapat pola menyerupai mata yang tersusun menyerupai sebuah kipas, maka akan muncul dalam benak kita bahwa semua ini telah diletakkan secara sengaja, dan bukan muncul menjadi ada dengan sendirinya atau secara kebetulan. Sudah pasti bahwa pola-pola ini, yang mencerminkan sisi keindahan dan yang menyentuh cita rasa keindahan dalam diri manusia, telah dibuat oleh seorang seniman. Hal yang sama berlaku pula bagi bulu-bulu merak. Sebagaimana lukisan dan desain yang mengungkap keberadaan para seniman yang membuatnya, maka corak dan pola pada bulu merak mengungkap keberadaan Pencipta yang membuatnya. Tidak ada keraguan bahwa Allahlah yang merakit dan menyusun bentuk-bentuk mirip kristal tersebut pada bulu merak dan menghasilkan pola-pola yang sedemikian memukau bagi sang merak. Allah menyatakan Penciptaannya yang tanpa cacat dalam sebuah ayat Al Qur'an: 

Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik  Bertasbih KepadaNya apa yang ada di langit dan di bumi.  Dan Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al Hasyr, 59:24)

Sehat Wanita

Boleh dibilang, penyakit yang paling menakutkan bagi kaum wanita adalah kanker payudara. Risiko kehilangan payudara, bahkan kematian, sudah terlintas di benak bila mendengar penyakit itu. Mengapa? Karena, di Indonesia, kanker payudara merupakan kanker kedua terbanyak pada wanita dan 70 persennya ditemukan dalam stadium tinggi.

Apa bedanya kanker payudara dengan tumor payudara? Tumor, yang secara umum berarti benjolan, terdiri dari dua jenis, yaitu jinak dan ganas. Yang ganas inilah yang lebih popular dengan sebutan kanker. Tumor jinak terdiri dari dua sifat, yaitu padat atau berisi cairan (kista).

Kista payudara ditemukan pada 95% wanita berusia di atas 35 tahun, yang terjadi akibat perubahan keseimbangan hormon yang dihasilkan indung telur. Ukuran kista bisa membesar, ada yang terasa nyeri, dan ada pula yang tidak. Untuk menemukannya, dapat dilakukan melalui pemeriksaan USG (ultrasonografi).

Tumor yang bersifat padat biasanya berbentuk bulat atau lonjong, berbatas jelas, yang bisa digerakkan karena tidak melekat pada jaringan sekitarnya. Tumor ini sering ditemukan pada gadis atau ibu berusia muda.

Ingin tahu siapa saja yang berisiko terkena kanker payudara? Para ilmuwan menyebutkan bahwa mereka yang memiliki karakteristik, kebiasaan, dan gaya hidup tertentu lebih berisiko terkena kanker payudara. Yaitu:

1. Wanita yang memiliki riwayat kanker payudara dalam keluarga.

2. Wanita yang menikah tapi tak punya anak.

3. Wanita yang punya anak tapi tak pernah menyusui anaknya.

4. Wanita yang hamil pertama kali di atas usia 35 tahun.

5. Wanita yang mendapat haid pertama kali di bawah usia 12 tahun.

6. Wanita yang menopause di atas usia 50 tahun.

7. Wanita yang melakukan terapi sulih hormon (HRT) setelah menopause.

Selain itu, ada dua faktor lain yang meningkatkan risiko, yaitu pola makan (mengkonsumsi lemak secara berlebihan, terutama lemak hewani), dan adanya kelainan pada payudara.

Tapi, jangan langsung cemas, ada 3 hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi faktor risiko, antara lain memperbaiki gaya hidup dan mendeteksi penyakit dalam stadium dini. Para ahli menganjurkan agar kaum wanita melakukan deteksi dini seperti pemeriksaan sendiri, pemeriksaan oleh dokter, dan pemeriksaan mamografi atau USG payudara setiap tahun.

Untuk terapi dan pencegahan, konsumsi secara teratur K-Sauda VCO.

Sehat wanita Indonesia!!

Baterai nuklir yang bisa bertahan 10 tahun

Para pengguna alat listrik dan elektronik tentunya sering berharap seandainya baterai atau sumber energi piranti listriknya bisa bertahan lebih lama. Beberapa ilmuwan di Universitas Rochester sedang mengembangkan sumber energi yang bisa bertahan selama beberapa dekade. Tentunya pengguna laptop atau telpon seluler tidak harus memerlukan waktu yang selama itu, namun sumber energi yang seperti itu akan sangat berguna dalam beberapa kondisi ekstrem, misxalnya untuk instalasi beberapa piranti listrik tertentu di luar angkasa atau di kedalaman laut.

Teknologi utama yang digunakan adalah betavoltaics, yaitu menggunakan sel silikon untuk mengangkap elektron dari gas radioaktif (mirip seperti sel surya yang menangkap foton). Ketika elektron menumbuk sepasang lapisan yang disebut p-n junction, maka arus listrik akan dihasilkan. Untuk meningkatkan efisiensi, digunakan permukaan yang lebih luas, dan juga bentuk permukaan yang tidak datar, tetapi berbentuk mirip seperti sumur. Karena elektron yang dihasilkan dari peluruhan radioaktif arahnya acak, maka dengan menggunakan material berbentuk seperti sumur, jumlah elektron yang ditangkap meningkat drastis dibandingkan dengan hanya menggunakan material berbentuk permukaan datar.

Sumber :http://www.physorg.com/news4081.html

Nuklir

Nuklir mungkin kata yang sangat menakutkan bagi sebagian orang, takut karena kasus kecelakaan Chenobyl atau karena denger isu dari kanan – kiri. Dengan tulisan ini saya ingin memperkenalkan kepada rekan – rekan tentang manfaat dan keunggulan nuklir dibanding dengan pembangkit listrik yang lainnya. Serta, ingin memberi sedikit ‘kue’ kecil agar tidak takut lagi terhadap yang namanya Nuklir ini.

Nuklir sebenarnya berkaitan dengan yang namanya atom. Mungkin bagi rekan–rekan ketika mendengar atom tidaklah menakutkan atau mengerikan dibanding ketika mendengar nuklir atau radioaktif. Sebenarnya apa sih hubungan antara nuklir dengan radioaktif|? Jadi begini ceritanya, atom tersusun atas inti atom (yang tersusun dari neutron dan proton) dan dikelilingi oleh yang namanya elektron. Nah atom itu terbagi 2 berdasrkan kestabilannya, yaitu atom stabil dan tidak stabil. Atom yang tidak stabil inilah yang memancarkan partikel radioaktif. Mungkin sudah sedikit belajar tentang partikel radioaktif. Partikel radioaktif yang umumnya kita kenal, yaitu partikel alfa (α), beta (β), dan gamma (γ). Dengan memancarkan partikel–partikel tersebutlah atom–atom tersebut menuju kestabilan. Mungkin muncul pertanyaan dalam diri kita apa hanya atom yang tak stabil saja yang memancarkan sinar atau partikel radioaktif? Atau atom stabil juga memancarkan sinar atau radioaktif? Dalam fisika nuklir istilah memancarkan radioaktif sering disebut dengan peluruhan. Faktanya semua atom atau unsur – unsur yang kita kenal di tabel periodik itu, mengalami yang namanya peluruhan. Tidak hanya yang tak stabil yang mengalami peluruhan, tetapi unsur atau atom tak stabil juga mengalami peluruhan ini.

Lalu kenapa yang dibahas dalam buku – buku hanya yang tidak stabil saja? Hal ini disebabkan bahwa atom yang stabil memiliki waktu peluruhan yang sangat jauh lebih lama dibanding atom yang tak stabil, atau dengan kata lain peluruhan yang terjadi sangat kecil sekali. Oleh karena itu, umumnya yang dibahas adalah atom tak stabil. Jadi, tidak perlu takut ketika mendengar yang namanya nuklir atau radioaktif, karena ketika kita keluar rumah atau bahkan ketika menyalakan komputer atau lampu kita pun sebenarnya sudah terkena yang namanya foton, sebuah partikel yang tak bermassa yang hampir mirip dengan partikel – partikel radioaktof tersebut. Tapi sebenarnya tidak perlu takut kok dengan kita mengkonsumsi makanan sayur – sayuran dan buah – buahan serta susu maka sel tubuh kita yang rusak akibat sinar atau partikel foton tersebut akan kembali normal atau digabtikan oleh sel yang baru. Jadi, jangan malas makan sayur dan minum susu ya, kayak anak kecil aja harus dipaksa. Sekarang udah ngak takut lagikan? Ternyata yang namanya radioaktif ini ngak selama menakutkan atau membahayakan loh. Segala ciptaan yang diciptakan oleh sang Pencipta, pasti ada manfaatnya untuk manusia, termasuk didalamnya radioaktif ini.

Radioaktif ini memiliki beberapa manfaat antara lain (kalau tertarik bisa request untuk dibahas selanjutnya) :
1. Pembangkit listrik. Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) merupakan salah satu aplikasi yang memanfaatkan radioaktif yang dipancarkan oleh unsur yang tak stabil seperti unsur uranium.
2. Kesehatan. Penggunaan radioaktif untuk kesehatan sudah sangat banyak, dan sudah berapa juta orang di dunia yang terselamatkan karena pemanfaatan radioaktif ini. Sebagai contoh sinar – X untuk penghancur tumor atau untuk ‘foto’ tulang.
3. Industri. Saat ini radioaktif digunakan oleh industri. Misalnya industri pupuk, atau bahkan digunakan oleh perusahaan yang mencari sumber–sumber baru minyak bumi yang ada di perut bumi.

Dan masih banyak lagi manfaat dari radioaktif ini. Jadi sekarang justru makin tertarik dan penasarankan dengan yang namanya radioaktif ini. Kalau penasaran buruan request untuk membahas yang berhubungan dengan radioaktif ini.

Menyukai Fisika Lewat Imajinasi

Berbicara tentang fisika dapat menimbulkan tanggapan yang beragam. Bukan gosip lagi kalau fisika merupakan salah satu "hantu" yang ditakuti oleh banyak pelajar, baik itu di tingkat menengah, umum, dan bahkan di perguruan tinggi. Sebagian orang menghafalkan rumus-rumus fisika layaknya buku sejarah tanpa menyadari maknanya. Ada juga yang pasrah karena menganggap fisika hanyalah milik orang-orang yang serius, cerdas, gila matematika, dan pada umumnya "kurang gaul". Bahkan, tidak sedikit yang beranggapan bahwa menjadikan fisika sebagai karir hidup adalah pilihan yang salah karena "masuknya" mudah tapi "keluarnya" susah. Dengan kata lain, menjadi mahasiswa fisika tidaklah sulit tapi lulusnya setengah mati dan kerjanya paling-paling menjadi guru atau kalau beruntung bisa menjadi dosen.
Beberapa pelajar mengagumi fisika karena membaca berita mengenai keberhasilan tim olimpiade fisika atau membaca buku tentang kehidupan para ilmuwan besar. Sayang, banyak juga yang hanya sebatas mengagumi tidak sampai menghayati atau mendalami fisika. Seringkali orang yang menguasai fisika dianggap sebagai orang "keren" sekaligus "aneh" karena mau belajar sesuatu yang sulit, padahal kalau jadi pengusaha bisa kaya-raya. Persepsi-persepsi demikian mengakibatkan masyarakat umum cenderung menggemari ilmu lain seperti metafisika. Disaat negara-negara lain berusaha untuk menyadarkan masyarakatnya agar tidak "gatek" alias gagap iptek negara kita melalui beberapa media massa tampaknya bekerja keras meyakinkan masyarakat agar tidak "gagib" atau gagap gaib. Padahal, penyampaian informasi ini menggunakan aplikasi fisika dan elektronika. Singkatnya, menemukan orang yang menyukai fisika bagaikan mencari jarum pentul didalam tumpukan jerami.
Banyak sekali pelajar atau mahasiswa yang sabar menunggu penayangan rumus-rumus fisika di papan tulis, kemudian mengerjakan soal-soal fisika. Dari pengalaman, soal-soal tersebut diselesaikan dengan cara "gotong-royong" karena hanya sedikit orang yang bisa atau mau mengerjakannya. Keberhasilan pengajaran tidak jarang didasarkan atas kemampuan mengerjakan soal-soal ujian akhir, bukan pada penguasaan makna fisis dari rumus tersebut.
Sebagai contoh, hampir semua orang di kelas tahu hukum kedua Newton, F = m.a, tetapi mungkin tak pernah terbayangkan bahwa rumus tersebut dapat menceritakan mengapa orang-orang gendut lebih suka main tarik tambang daripada lari 100 meter. Kemudian, siapa yang tak mengenal persamaan terkenal Einstein E = mc2 ? Sayang, sedikit sekali orang yang mengetahui bahwa massa sebuah buku fisika dasar mengandung energi yang dapat membawa suatu wahana antariksa ke bulan!
Salah satu penyebab persepsi negatif tentang fisika adalah bahwa ilmu tersebut seringkali diajarkan tanpa penghayatan sehingga terasa menyebalkan. Padahal, melalui fisika kita dapat mengetahui banyak hal. Seorang pelajar yang mulai mempelajari ilmu ini tidak perlu jauh-jauh mengunjungi laboratorium untuk melihat fenomena fisika. Kapanpun dan dimanapun ia dapat berimajinasi (menghayal) tentang lingkungan sekitarnya. Keindahan warna bunga yang tampak oleh mata, musik yang terdengar nyaman di telinga, air terjun yang memikat, aliran angin yang sejuk, adalah sedikit contoh dari fenomena fisika sehari-hari. Penjelasan bahwa setiap warna memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda dan bahwa benda-benda menyerap serta meradiasikan panjang gelombang tertentu sehingga sampai ke mata kita, dapat dibaca dalam buku fisika. Akan tetapi seringkali orang tidak peduli dengan penjelasan itu karena tidak berimajinasi sehingga ia lupa akan keindahan alam dan tidak memiliki rasa ingin tahu.
Imajinasi lahir dari lingkungan yang mendukung seseorang agar memikirkan berbagai fenomena disekitarnya. Jika masyarakat sekitar atau keluarga di rumah tidak menghargai kebebasan berpikir maka daya imajinasi sulit untuk berkembang. Hampir semua fisikawan terkenal adalah orang-orang yang suka berimajinasi dan seringkali dikatakan sebagai pemikir "radikal" karena dianggap aneh oleh lingkungan yang seringkali bersifat dogmatis. Einstein adalah contoh populer dari orang yang suka berimajinasi dan mengembangkannya. Ia membayangkan bagaimana seandainya ia dapat bergerak dengan kecepatan cahaya. Pemikiran aneh ini menghasilkan teori relativitas khusus yang sampai kini masih digunakan. Hal yang sama dilakukan oleh Newton. Kalau saja ia tidak suka melamun dibawah pohon apel mungkin hukum gravitasi universalnya tidak ditemukan sampai berpuluh-puluh tahun kemudian.
Melalui imajinasi, kesadaran untuk mengamati fenomena alam dan membaca buku-buku fisika akan muncul dengan sendirinya. Sebagai contoh, molekul air (H2O) terdiri atas dua buah atom hidrogen dan sebuah atom oksigen. Kita tentu tidak mungkin melihat molekul air dengan mata telanjang. Akan tetapi, kita bisa berimajinasi bahwa molekul-molekul tersebut berukuran kecil sekali sehingga tak tampak. Oleh karenanya, jumlah molekul yang menyusun suatu benda haruslah sangat banyak. Melalui imajinasi kita tergerak untuk mempelajari bahwa satu mol molekul air (yang beratnya sekitar 18 gram) mengandung sekitar 6 x 1023 molekul. Jadi, satu sendok air ternyata terdiri atas sekitar 1022 molekul. Jumlah itu sangatlah besar. Jika seluruh penduduk indonesia diberi tugas untuk menghitung satu per satu molekul berbeda tiap 5 detik maka itu membutuhkan waktu bermiliar-miliar tahun!
Fisikawan tidak membuat rumus-rumus untuk dihafalkan atau ditulis pada telapak tangan. Rumus-rumus dibuat untuk memahami fenomena-fenomena alam dalam bentuk yang ringkas, indah, universal, dan berguna untuk menyelesaikan masalah yang menyangkut fenomena tersebut. Memang, fisika tidak mungkin terlepas dari matematika. Tanpa definisi matematis, fisika sangat sulit dikembangkan dan dimanfanfaatkan sebagai teknologi. Meskipun demikian, untuk mempelajari dasar-dasar fisika seseorang tidak perlu menjadi "gila" matematika ataupun menjadi serius dan takut tak dapat pacar karena "kurang gaul". Belajar fisika memang tidak mudah, tapi dengan melepaskan diri dari pemikiran yang dogmatis dan keinginan untuk berpikir bebas, imajinasi akan muncul dan bisa menjadi petualangan yang menyenangkan bagi siapapun.
Sungai Gorge di Afrika Selatan menyimpan keindahan tiada tara. Banyak sekali fenomena fisika yang membuat pemandangan diatas begitu mempesona: Hukum pemantulan dan pembiasan menghasilkan gambaran 'gunung terbalik' yang terlihat diatas permukaan sungai. Polarisasi cahaya matahari oleh molekul diudara memberikan pemandangan biru yang sangat serasi dengan warna hijau dan coklat muda. Tiupan angin akibat adanya perbedaan tekanan udara menggerakan dedaunan pohon secara terirama. Tampak seekor hewan mengkonsumsi makanan dan minuman untuk mempertahankan kehidupan, suatu proses mengurangi entropi (ketidakteraturan) dengan cara menambah energi dalam hewan. Bukankah fisika itu indah? (diambil dari Microsoft Reference Library 2003. Encarta)

Mengenal Nuklir dan Manfaatnya

Nuklir dari segi bahasa sebenarnya berarti inti, dan dalam hal ini inti itu diartikan inti dari atom.

Seberapa jauh manusia mengetahui nuklir?

Sejauh ini manusia baru mengetahui Nuklir terdiri dari proton dan neutron, namun proton dan neutron ini juga tersusun dari beberapa partikel yang jauh lebih kecil bernama kuark. Agak ribet juga kalo menjelaskan semua teori tentang inti di sini, namun singkatnya manusia masih banyak pertanyaan mengenai inti dan mengapa inti bisa berikatan sedangkan inti mempunyai gaya tolak akibat jenis muatan yang sama. Namun bukan berarti tidak ada teori mengenai itu, dan pembicaraan mengenai ikatan kuat dalam inti masih terbuka bebas bagi kita. untuk lebih mudahnya saya sarankan anda membaca buku fisika modern untuk universitas.


Apakah ada manfaat dari pengetahuan mengenai nuklir?


Dengan banyaknya pertanyaan mengenai inti bukan berarti manusia tidak bisa memanfaatkan potensi inti tersebut. Sudah berpuluh tahun manusia memanfaat potensi energi yang dihasilkan dari reaksi fissi (pembelahan) inti uranium dan plutonium. Penemuan ini juga berasal dari coba-cobanya para ilmuan menembakkan neutron ke inti untuk mendapatkan inti baru, namun pada bebarapa inti berat hal itu menyebabkan inti menjadi pecah (terbagi) sekaligus melepaskan neutron lain yang konsekuensinya menimbulkan panas disekitarnya. panas ini kemudian di ambil dengan menempatkan reaksi tersebut didalam air , air yang panas tadi dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin. untuk bagian turbinnya hampir sama dengan pembangkit listrik tenaga uap. Namun selain panasnya yang diambil, neutron yang lepas ini juga dimanfaatkan untuk banyak hal, seperti untuk mengukur dimensi dari suatu zat, untuk memutasikan tumbuhan agar didapatkan bibit unggul dan lain sebagainya.

Apakah ada hasil lain dari reaksi fisi?

Selain itu reaksi fissi juga menyisakan unsur-unsur yang bersifat radioaktif atau meluruh (memancarkan partikel alfa, beta dan sinar gamma) dalam jangka waktu sangat lama, bahkan jutaan tahun. Radiasi yang dihasilkan sangat berbahaya bagi manusia, karena dapat memutasikan manusia secara acak. Mutasi banyak menyebabkan tumbuhnya kanker atau disfungsi organ manusia. Radiasi ini menyebabkan hal-hal mengerikan hanya dalam dosis tertentu. Radiasi ini bukan tidak bisa di kontrol. Penanganan yang baik terhadap sampah sampah sisa reaksi fissi akan menghindarkan kita dari hal-hal yang tidak diinginkan. Negara-negara pengguna energi nuklir saat ini juga sedang mencari tempat yang baik untuk mengubur sampah nuklir ini agar terhindar dari manusia dan hal-hal yang bisa dirusaknya.

Apakah ada reaksi inti lain selain reaksi fisi?

Reaksi fissi bukanlah satu-satunya reaksi yang terjadi pada inti. Reaksi fusi mempunyai prospek yang lebih menjanjikan. Namun pemanfaatannya masih relatif sulit. Reaksi fusi adalah reaksi bergabungnya dua inti menjadi satu. Pada proses ini inti baru mempunyai kehilangan massa dari dua inti penyusunnya, kehilangan massa ini berubah menjadi energi. Saat ini inti yang sering di fusikan adalah isotop hidrogen, yaitu hidrogen yang mempunyai neotron di intinya. Bagi yang pernah melihat film spiderman2 Vs Dr.Octopus, bisa kita lihat adegan reaksi fusi menggunakan metode tekanan laser. Reaksi fusi tidak menyisakan unsur radioaktif, dan otomotasi relatif lebih aman. Dan lagi bahan untuk reaksi ini tergolong sangat amat banyak dimuka bumi ini. Tapi lagi-lagi karena kurangnya pemahaman manusia mengenai inti membatasi kita untuk pemanfaatannya. Saat ini manusia baru mengenal metode thermo nuklir untuk melaksanakan reaksi fusi, dan terbaru menggunakan teknologi laser. Namun semua itu masih dalam ukuran percobaan. Seandainya manusia benar-benar mampu membuat reaktor seperti yang ada di film iron man, maka kita akan terlepas dari yang namanya krisis energi.

Apakah bom atom itu?

Mungkin yang paling menteror dari reaksi inti adalah terciptanya BOM NUKLIR. Bom tidak lain adalah reaksi cepat dimana melapaskan panas yang luar biasa. Reaksi inti juga bisa dipercepat untuk dijadikan Bom. Dengan memperbanyak uranium yang bisa melakukan reaksi fisi maka reaksi fisi bisa mengalami suatu kondisi kritikal. Yaitu kondisi dimana satu reaksi bisa menyebabkan 3 sampai 4 reaksi lain. Hal ini bisa tercapai karena inti yang mengalami reaksi fissi akan melepaskan beberapa neutron yang akan memicu reaksi lain bila neutron cukup lambat menumbuk bidang inti uranium labil lainnya. Bom hasil reaksi fisi bukan yang terbesar, Bom dari reaksi fusi jauh lebih dahsyat dari itu. Bom ini lebih dikenal dengan nama bom hidrogen. Bom hidrogen adalah bom yang pemicunya adalah Bom reaksi fisi uranium atau plutonium. Panas dan tekanan tinggi dari reaksi fissi uranium akan memicu reaksi fusi pada hidrogen dan menyebabkan ledakan kedua yang amat dahsyat.

Apakah reaktor fissi Nuklir untuk pembangkit listrik bisa meledak seperti bom nuklir?

Pada dasarnya rekator pembangkit listrik tenaga nuklir tidak akan bisa menghasilkan ledakan seperti boom atom. Ini disebabkan karena jumlah uranium yang dibatasi serta banyaknya peredam neutron disekitar bahan untuk reaksi nuklir ini. Namun apabila kontrol atau pengawasan yang kurang, reaksi nuklir di reaktor bisa menyebabkan panas yang sangat tinggi berakibat kebocoran. Dan yang sangat berbahaya dari kebocoran ini adalah materi yang dilepaskannya dalam bentuk gas. karena bisa dengan cepat terhembus angin dan sampai di pemukiman.

Bagaimanakah prospek teknologi nuklir di masa depan?

Manusia sangat berharap bahwa reaktor fusi bisa segera diaplikasikan untuk mengatasi kelangkaan energi. Selain karena keamanannya juga karena bahannya yang sangat berlimpah. Namun itu membutuhkan kerja keras dari semua pihak, terutama dari pakar-pakar nuklirnya.

Kamis, 17 September 2009

Teori Waktu Dari Einstein

Pernah merasa waktu berjalan cepat atau terasa begitu lambat? Seperti saat waktu berlalu begitu cepat ketika Anda sedang bersama teman- teman atau saat waktu terasa begitu lambat ketika Anda terjebak dalam hujan. Tapi Anda tidak bisa mempercepat atau memperlambat waktu kan?

Waktu selalu berjalan dalam kecepatan yang konstan. Einstein tidak berpikir demikian. Ide dia adalah semakin kita mendekati kecepatan cahaya, semakin lambat waktunya relatif dibandingkan kondisi orang yang tidak bergerak. Dia menyebutnya melambatnya waktu karena gerakan. Tidak mungkin, kamu bilang? Oke, bayangkan ini. Kamu berdiri di bumi, memegang jam. Teman baikmu ada di dalam roket dengan kecepatan 250.000 km/detik. Temanmu juga memegang sebuah jam. Kalau kamu bisa melihat jam yang dibawa temanmu, kamu akan melihat bahwa jam itu tampak berjalan lebih lambat daripada jam kamu. Sebaliknya temanmu akan merasa jam yang ia bawa berjalan biasa2 aja (tidak melambat), dia pikir malah jam kamu yang tampak berjalan lebih lambat.

Masih bingung? Ingat, Einstein butuh 8 tahun untuk menemukan hal ini. Dan dia dianggap jenius. Einstein memberikan contoh untuk menunjukan efek perlambatan waktu yang dia sebut “paradoks kembar”. Seperti permainan penjelajah waktu. Mari kita mencobanya dengan menganggap ada 2 orang kembar bernama Eyne dan Stine. Dua2nya kita anggap berumur 10 tahun. Eyne memutuskan dia sudah bosan di bumi dan perlu liburan. Dia mendengar bahwa ada hal yang menarik di sistem bintang Alpha3, yang berjarak 25 tahun cahaya. Stine yang harus mengikuti ujian matematika minggu depan, harus tinggal di rumah untuk belajar. Jadi Eyne berangkat sendiri. Ingin sampai secepatnya di sana, dia memutuskan untuk berjalan dengan kecepatan 99,99% kecepatan cahaya. Perjalanan ke sistem bintang itu bolak balik membutuhkan waktu 50 tahun. Apa yang terjadi ketika Eyne kembali? Stine sudah 60 tahun, tapi Eyen masih berumur 10 ½ tahun. Bagaimana mungkin? Eyne sudah pergi selama 50 tahun tapi hanya bertambah umur ½ tahun! Hey, apakah Eyne baru saja menemukan mata air awet muda!

Ide Einstein tentang waktu yang melambat tampak benar dan semua adalah teori, tapi bagaimana kamu tahu kalau dia benar? Salah satu cara adalah dengan naik roket dan memacu roket itu mendekati kecepatan cahaya. Tapi sampai saat ini, kita belum bisa melakukannya. Tapi ada satu cara untuk mengetestnya. Bagaimana kita tahu kalau Einstein tidak salah? Percobaan ini mungkin bisa memberikan penjelasan atas idenya. Jam atom adalah jam yang sangat akurat, bisa mengukur satuan waktu yang sangat kecil. Sepersejutaan detik bisa diukur. Di tahun 1971, ilmuwan menggunakan jam ini untuk mengetest ide Einstein. Satu jam atom diset di atas bumi, dan satu lagi dibawa keliling dunia menggunakan pesawat jet dengan kecepatan 966 km/jam. Pada awalnya kedua jam itu diset agar menunjukan waktu yang sama. Apa yang terjadi ketika jam dibawa mengelilingi dunia dan kemudian kembali ke titik di tempat jam satunya lagi berada? Sesuai perkiraan Einstein, kedua jam itu sudah tidak menunjukan waktu yang sama. Jam yang sudah dibawa keliling dunia, menunjukan keterlambatan waktu seperberapa juta detik!

Kamu mungkin bertanya kenapa kok bedanya begitu kecil? Pertanyaan yang bagus! Yah, 966 km/jam cukup cepat, tapi masih belum mendekati kecepatan cahaya. Untuk melihat perbedaan waktu yang signifikan, kamu harus melaju dengan sangat lebih cepat.

80 Tahun Penemuan Pluto

DALAM dunia astronomi mutakhir saat ini, Pluto dikenal sebagai sebuah planet kerdil (dwarf planet) dalam Tata Surya. Sebelum tahun  2006,  Pluto masih menyandang status sebagai sebuah planet terkecil dan terjauh (terletak di urutan kesembilan), bersama dengan delapan planet anggota Tata Surya lainnya mengelilingi matahari.
wujud pluto
Namun, pada sidang umum Perhimpunan Astronomi Internasional (International Astronomical Union/IAU) Ke-26 di Praha, Ibu Kota Republik Czeko, yang berakhir 25 Agustus 2006, para astronom mengumumkan perubahan definisi planet, termasuk Pluto. Para astronom sepakat Pluto statusnya bukan merupakan planet lagi, meskipun masih mempunyai sebutan ’’planet kerdil’’ (dwarf planet). Hal ini disebabkan Pluto mempunyai ciri-ciri yang berbeda dengan kedelapan planet dalam tata surya kita.

Pada 7 September 2006 nama Pluto diganti dengan nomor saja, yaitu 134340. Nama ini diberikan oleh Minor Planet Centre (MPC), organisasi resmi yang bertanggung jawab dalam mengumpulkan data tentang asteroid dan komet dalam tata surya kita. Pada 1978 Pluto diketahui memiliki satelit yang berukuran tidak terlalu kecil darinya bernama Charon (berdiameter 1.196 km). Kemudian  pada tahun 2005 ditemukan lagi satelit lainnya, Nix dan Hydra

Sejarah Penemuan Sejak ditemukan oleh Clyde William Tombaugh, seorang astronom muda di Observatorium Lowell, pada 18 Februari 1930, Pluto kemudian menjadi salah satu anggota dari Tata Surya yang paling kontroversial. Mungkin di Galaksi Bima Sakti ini tidak ada planet yang sekontroversi Pluto.

Penemuan Pluto sebenarnya tak lepas dari ditemukannya Planet Neptunus oleh Urbain L Verrier dan kawan-kawan. Sejak Neptunus ditemukan pada  23 September 1846, diketahui bahwa orbit Neptunus tidak sama tepat dengan yang diperoleh dari perhitungan. Beranjak dari ketidaksesuaian ini, para astronom menduga adanya planet X sebagai objek yang bertanggung jawab atas ’’gangguan’’ orbit yang terjadi.

Parchival Lowell adalah astronom pertama yang mencoba menemukan planet hipotesis ini dari observatoriumnya di Arizona. Upaya pencarian ini dimulai pada tahun 1905. Sayangnya, Lowell gagal menemukan benda langit yang diburunya itu. Upaya serupa pada 1919 di Observatorium Mount Wilson California juga menemukan kegagalan.

Pada tahun 1929 dibangun sebuah teleskop dengan medan pandang luas di observatorium Lowell. Seorang astronom bernama Clyde W Tombaugh mencari objek yang belum berhasil ditemukan tersebut. Dengan teleskop baru itu, Tombaugh berhasil memperoleh foto-foto daerah langit tempat objek diperkirakan berada. Pada 18 Februari 1930, Tombaugh membandingkan dua foto daerah langit sama yang telah diperolehnya beberapa minggu sebelumnya.  Dari dua foto tersebut, Tombaugh melihat ada sebuah objek yang terlihat bergerak relatif terhadap bintang-bintang. Tambaugh makin yakin bahwa ia telah berhasil menemukan planet yang selama ini dianggap bertanggung jawab dalam menjelaskan ketidakselarasan orbit Neptunus.

Penemuan planet X itu terjadi 14 tahun setelah kematian Lowell sebagai pelopor dalam perburuan yang melelahkan tersebut dan belum diumumkan ke publik sampai tibanya hari kelahiran astronom ini pada 13 Maret 1930. Menariknya, penemuan ini ternyata belum dapat menjelaskan keanehan dalam orbit Neptunus, yaitu adanya perbedaan antara orbit yang teramati dan yang diperoleh dari perhitungan. Massa Pluto terlalu kecil untuk dapat dianggap sebagai objek yang bertanggung jawab atas perbedaan tersebut. Bila demikian, apakah ini berarti masih ada lagi planet di luar orbit Pluto yang belum ditemukan? Alih-alih berpikir demikian, hasil studi terkini justru berpendapat bahwa perbedaan orbit tersebut tidak benar-benar nyata, melainkan hanya ’’dirasa’’ saja keberadaannya.

Pemberian Nama Tentang nama yang diberikan untuk planet misterius ini, ada kisah yang tidak kalah uniknya. Pluto adalah nama Dewa yang menguasai dunia kematian dalam mitologi Romawi (dikenal juga sebagai Hades dalam mitologi Yunani). Meskipun nama ini disarankan oleh banyak orang, penghargaan diberikan kepada Venetia Burney, seorang gadis kecil berusia 11 tahun asal Inggris. Nama pilihan ini berhasil menyingkirkan nama-nama lain yang diusulkan, seperti Minerva (Dewa Ilmu pengetahuan) yang sudah digunakan sebagai nama asteroid.

Begitu hebohnya berita  tentang Pluto di media kala itu telah menginspirasi pembuat tokoh anjing dalam film serial animasi (kartun) Walt Disney untuk menggunakan nama serupa. Sejak saat itu jadilah Pluto sebagai nama anjing peliharaan Mickey Mouse.

Dengan orbitnya yang sangat lonjong, jarak Pluto ke Matahari bervariasi antara 29,34 AU (jarak terdekat) sampai 49.30 AU (jarak terjauh). Satuan astronomi (AU) adalah skala jarak dalam Tata Surya yang nilai satuannya mengambil jarak rata-rata Bumi dari Matahari, yaitu 1 AU sama dengan 149.600.000 kilometer.

Sedemikian lonjongnya, orbit Pluto diketahui memotong orbit Neptunus sehingga sebagian orbit Pluto berada di sebelah dalam Neptunus. Dengan orbit yang seperti ini, Pluto pun tidak selalu menjadi planet terjauh dari matahari. Selama 1979 – 1999, rekor sebagai planet terjauh dari matahari justru dipegang oleh Neptunus, karena pada saat yang bersamaan Pluto menghabiskan sebagian waktunya mengitari matahari di sebelah dalam orbit Neptunus.

Bukan Planet Planet-planet dalam (mulai dari Merkurius sampai Mars) dikenal pula sebagai planet batuan, sehingga disebut Terrestrial Planets. Sementara itu, di luar orbit asteroid, bersarang planet-planet raksasa (Saturnus hingga Neptunus) yang sebagian besar komposisinya tersusun atas gas. Pluto justru berbeda dengan kedelapan saudaranya itu. Pluto yang menghuni ’’tepian’’ Tata Surya, dalam komposisinya justru memiliki banyak kemiripan dengan benda-benda langit lain yang juga mendiami daerah yang disebut Sabuk Kuiper tersebut, yakni tersusun atas 70% batuan dan 30% es cair. Atmosfernya sangat tipis terdiri atas nitrogen, karbon monoksida, dan metana (CH4) yang hampir selalu berupa gas beku. Suhu permukaan kelewat dingin, yakni mencapai  ñ 220 derajad Celcius.

Sejauh ini astronom tidak menyebut benda-benda langit yang ditemukan di daerah Sabuk Kuiper, yang juga dikenal sebagai daerah Trans-Neptunean, sebagai planet. Posisi Pluto yang juga berada di daerah ini bersama-sama dengan objek trans-Neptunean berukuran besar lainnya telah membangkitkan kembali sanggahan lama tentang status Pluto sebagai planet. Selain alasan-alasan di atas, ada alasan-alasan lain yang dapat dikemukakan untuk mendukung sanggahan tersebut.

Orbit Pluto lonjong bila dibandingkan dengan orbit delapan planet lainnya. Selain sangat lonjong, orbit Pluto juga memiliki kemiringan yang sangat besar terhadap bidang ekliptika (bidang orbit Bumi mwengitari Matahari), yaitu mencapai 17 derajad. Mirip dengan karakteristik orbit bnyak komet. Ketujuh planet lainnya memiliki kemiripan orbit terhadap orbit Bumi dalam rentang 0,8 derajad (kemiringan orbit Uranus) sampai yang terbesar 7 derajad (kemiringan  orbit Merkurius).

Keanehan lainnya adalah ukuran satelit alam (bulan)  Pluto, Charon, yang relatif sangat besar bila dibandingkan dengan ukuran planet induknya yang hanya berdiameter 2.300 km. Sebagai perbandingan, bulan sebagai satu-satunya satelit alam Bumi, hanya memiliki diameter º diameter Bumi. Ukuran Cheron yang mencapai sekitar setengah kali ukuran planet induknya ini membuat astronom memandang Pluto-Charon sebagai planet kembar, julukan yang juga diberikan pada Bumi dan Venus atau Uranus dan Neptunus.


Bagaimana Pluto dan Charon yang berbeda dalam komposisi bisa berada bersama dalam satu sistem masih merupakan teka-teki. Namun, pada Sidang Umum Himpunan Astronomi Internasional (IAU) Ke-26 di Praha, Republik Czeko, yang menghasilkan keputusan bersejarah dalam dunia astronomi dengan mengeluarkan Pluto dari daftar planet-planet di Tata Surya kita. Mulai sekarang, anggota Tata Surya hanya terdiri atas delapan planet, yakni Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.

Keputusan mengeluarkan Pluto yang sudah menjadi anggota Keluarga Planet Tata Surya selama puluhan tahun merupakan konsekuensi ditetapkannya definisi baru tentang planet. Resolusi 5A Sidang Umum IAU Ke-26 berisi definisi baru itu.

Dalam resolusi tersebut dinyata-kan, sebuah benda langit bisa disebut planet apabila memenuhi tiga syarat, yakni mengorbit Matahari, berukuran cukup besar sehingga mampu mempertahankan bentuk bulat, dan memiliki jalur orbit yang jelas dan “bersih” (tidak ada benda langit lain di orbit tersebut).

Definisi tersebut adalah definisi universal pertama tentang planet sejak istilah planet dikenal di kalangan astronom, bahkan sebelum era Nicolaus Copernicus yang tahun 1543 membuktikan Bumi adalah salah satu planet yang berputar mengelilingi Matahari.

Dengan definisi baru tersebut, Pluto tidak berhak menyandang nama planet, karena tidak memenuhi syarat  ketiga. Orbit Pluto memotong orbit planet Neptunus, sehingga dalam perjalanannya mengelilingi Matahari, Pluto kadang berada lebih dekat dengan Matahari dibandingkan Neptunus.

Planet Kerdil Pluto kemudian masuk dalam keluarga baru yang disebut planet kerdil atau planet katai (dwarf planets). Keluarga ini beranggotakan Pluto dan benda-benda langit lain di Tata Surya yang mirip dengan Pluto, termasuk di dalamnya asteroid terbesar Ceres, satelit Pluto, Charon, dan beberapa benda langit lain yang baru saja ditemukan.

  pluto dan satelit-satelitnya

Menurut Direktur Observatorium Bosscha di Lembang, Jawa Barat, Dr Taufiq Hidayat, keputusan Sidang Umum IAU tersebut adalah puncak perdebatan ilmiah dalam astronomi yang sudah berlangsung sejak awal 1990-an. Perdebatan tersebut dipicu berbagai penemuan baru yang menimbulkan keraguan apakah Pluto masih layak disebut planet atau tidak. “Karakteristik Pluto memang berbeda dengan planet-planet lainnya. Bahkan komposisi kimianya lebih menyerupai komet daripada planet,” ungkap astronom yang mendalami bidang ilmu-ilmu planet ini.

Selain itu, perkembangan teknologi teleskop juga membawa pada penemuan berbagai benda langit yang masuk dalam kelompok Objek Sabuk Kuiper (Kuiper Belt Object/KBO). Sabuk Kuiper adalah sebutan untuk wilayah di luar orbit planet Neptunus hingga jarak 50 Satuan Astronomi (SA/1 Satuan Astronomi = jarak rata-rata Matahari-Bumi, yakni sekitar 149,6 juta kilometer) dari Matahari.

Beberapa KBO sangat menarik perhatian karena berukuran hampir sama atau bahkan lebih besar daripada Pluto (diameter 2.300 km) dan ada yang memiliki satelit atau “bulan”. Beberapa objek tersebut antara lain, Quaoar (diameter 1.000 km-1.300 km), Sedna (1.180 km- 1.800 km), dan yang paling terkenal adalah objek bernama 2003 UB313 yang ditemukan Michael Brown dari California Institute of Technology (Caltech) pada 2003 lalu.

Objek yang dijuluki Xena tersebut memiliki diameter 2.400 km, yang berarti lebih besar daripada Pluto. Xena sempat dihebohkan sebagai planet ke-10 Tata Surya.

Sejak saat itu, lanjut Taufiq, terjadi perbedaan pendapat di kalangan astronom. “Pilihannya adalah memasukkan Ceres, Charon, dan 2003 UB313 ke dalam keluarga planet, sehingga jumlah planet menjadi 12, atau mengeluarkan Pluto. Akhirnya pilihan kedua yang disepakati,” tutur mantan Ketua Jurusan Astronomi Institut Teknologi Bandung ini.

Kontroversi Keputusan melepas status planet dari Pluto tentu saja sangat mengejutkan semua pihak. “Kata planet dan gagasan tentang planet bisa menjadi sangat emosional, karena itu adalah hal yang kita pelajari sejak kita masih kanak-kanak,” ungkap Richard Binzel, profesor ilmu-ilmu planet dari Massachusetts Institute of Tech-nology (MIT) yang menentang “pemecatan” Pluto, seperti dikutip Associated Press.

Beberapa pihak memprediksi debat mengenai status Pluto tidak akan berakhir di sini. Alan Stern, ketua misi pesawat ruang angkasa NASA, New Horizon, yang diluncurkan ke Pluto, Januari 2006, mengaku merasa “malu” terhadap keputusan itu. Meski demikian, misi senilai 700 juta dollar AS dan baru akan tiba di Pluto pada 2015 itu, tetap akan dilanjutkan. “Ini benar-benar sebuah definisi yang ceroboh. It’s bad science. Ini belum selesai,” ujar Stern.

Namun, menurut Taufiq Hidayat, pencopotan gelar planet Pluto itu wajar saja. ’’Ini merupakan konsekuensi logis dari perkembangan ilmu pengetahuan. Perubahan definisi planet dan keluarnya Pluto dari keluarga planet hanyalah sebuah pengingat bagi kita semua bahwa ilmu pengetahuan yang kita pahami dan kita yakini kebenarannya sekarang ini bukanlah sebuah kesimpulan final. Masih banyak kebenaran yang belum kita temukan,’’ kata Taufik.

Sampai sekarang belum ada teleskop maupun wahana antariksa yang mampu  menghasilkan foto-foto tajam tentang Pluto. Karenanya, atmosfer (meski sangat tipis) dan permukaan planet ini pun masih merupakan teka-teki yang misterius.

Untuk mencari jawaban atas misteri yang menyelimuti, perjalanan ruang angkasa pun dirancang. Badan Ruang Angkasa Amerika Serikat (NASA), telah berencana mengirimkan wahana antariksa ke daerah Sabuk Kuiper untuk menyelidiki Pluto dan satelitnya, Charon, termasuk juga objek-objek Kuiper lainnya. Misi ruang angkasa yang diberi nama Pluto Kuiper Express yang semula akan diluncurkan pada Desember 2004 dan direncanakan tiba di Pluto paling lambat tahun 2008, namun misi ini akhirnya dibatalkan, karena masalah dana dan diganti dengan misi baru bernama New Horizons. Misi senilai 700 juta dolar AS yang baru diluncurkan pada 19 Januari 2006 itu, perlu waktu sekitar 10 tahun untuk tiba di orbit Pluto.

Sumber : Suara Merdeka

Dahsyatnya Elektromagnetik

Begitu dahsyatnya sehingga para ilmuwan di NASA (National Aeronautics and Space Admistration) mulai berpikir untuk memanfaatkannya sebagai tenaga yang bisa ‘melemparkan’ pesawat luar angkasa ke luar atmosfer bumi! Kenapa sampai muncul ide ini? Bukankah mesin roket yang biasanya digunakan untuk mengirim pesawat-pesawat ke luar bumi sudah cukup berhasil? Sebenarnya semua mesin roket yang sudah digunakan maupun yang sedang dikembangkan saat ini tetap membutuhkan bahan khusus sebagai pendorongnya. Bahan-bahan propellant ini bisa berupa bahan kimia seperti yang sudah banyak digunakan, bisa juga berupa hasil reaksi fusi nuklir yang teknologinya dikembangkan di awal abad 21 ini. Ada lagi berbagai teknologi inovatif seperti light propulsion dan antimatter propulsion.

Penggunaan propellant ini sebenarnya sangat membatasi kecepatan dan jarak maksimum yang dapat dicapai pesawat. Karena itulah muncul ide untuk mengirimkan pesawat luar
angkasa menggunakan teknologi yang sama sekali tidak melibatkan propellant. Sistem apa yang bisa ‘melemparkan’ pesawat yang begitu besar dan berat ke luar angkasa tanpa menggunakan propellant sama sekali? Hanya Elektromagnetika yang bisa menjawabnya!

Elektromagnetika merupakan penggabungan listrik dan magnet. Sewaktu kita mengalirkan listrik pada sebuah kawat kita bisa menciptakan medan magnet. Listrik dan magnet benar-benar tidak terpisahkan kecuali dalam superkonduktor tipe I yang menunjukkan Efek Meissner (bahan superkonduktor dapat meniadakan medan magnet sampai pada batas tertentu). Ini bisa dibuktikan dengan cara meletakkan kompas di dekat kawat tersebut. Jarum penunjuk pada kompas akan bergerak karena kompas mendeteksi adanya medan magnet. Elektromagnetika
sudah banyak dimanfaatkan dalam membuat mesin motor, kaset, video, speaker (alat pengeras suara), dan sebagainya. Sekarang giliran proyek luar angkasa yang ingin memanfaatkan kedahsyatannya!

David Goodwin dari Office of High Energy and Nuclear Physics di Amerika adalah orang yang mengusulkan ide electromagnetic propulsion ini. Saat sebuah elektromagnet didinginkan sampai suhu sangat rendah terjadi sesuatu yang ‘tidak biasa’. Jika kita mengalirkan listrik pada magnet yang super dingin tersebut kita bisa mengamati terjadinya getaran (vibration) selama beberapa nanodetik (1nanodetik = 10-9 detik) sebelum magnet itu menjadi superkonduktor. Menurut Goodwin, walaupun getaran ini terjadi hanya selama beberapa nanodetik saja, kita tetap dapat memanfaatkan keadaan unsteady state (belum tercapainya keadaan tunak) ini. Jika getaran-getaran yang tercipta ini dapat diarahkan ke satu arah yang sama maka kita bisa mendapatkan kekuatan yang cukup untuk ‘melempar’ sebuah pesawat ruang angkasa. Kekuatan ini tidak hanya cukup untuk ‘melempar’ secara asal-asalan, tetapi justru pesawat ruang angkasa bisa mencapai jarak maksimum yang lebih jauh dengan kecepatan yang lebih tinggi dari segala macam pesawat yang menggunakan propellant.

Untuk menerangkan idenya, Goodwin menggunakan kumparan kawat (solenoid) yang disusun dari kawat magnet superkonduktor yang dililitkan pada batang logam berbentuk silinder. Kawat magnetik yang digunakan adalah logam paduan niobium dan timah. Elektromagnet ini menjadi bahan superkonduktor setelah didinginkan menggunakan helium cair sampai temperatur 4 K (-269oC). Pelat logam di bawah solenoida berfungsi untuk memperkuat getaran yang tercipta. Supaya terjadi getaran dengan frekuensi 400.000 Hz, perlu diciptakan kondisi asimetri pada medan magnet. Pelat logam (bisa terbuat dari bahan logam aluminium atau tembaga) yang sudah diberi tegangan ini diletakkan secara terpisah (isolated) dari sistem solenoida supaya tercipta kondisi asimetri.

Selama beberapa mikrodetik sebelum magnet mulai berosilasi ke arah yang berlawanan, listrik yang ada di pelat logam harus dihilangkan. Tantangan utama yang masih harus diatasi adalah teknik untuk mengarahkan getaran-getaran yang terbentuk pada kondisi unsteady ini supaya semuanya bergerak pada satu arah yang sama. Untuk itu kita membutuhkan alat
semacam saklar (solid-state switch) yang bisa menyalakan dan mematikan listrik 400.000 kali per detik (yaitu sesuai dengan frekuensi getaran). Solid-state switch ini pada dasarnya bertugas untuk mengambil energi dari keadaan tunak dan mengubahnya menjadi pulsa listrik kecepatan tinggi (dan mengandung energi tinggi) sampai 400.000 kali per detiknya.
Energi yang digunakan untuk sistem elektromagnetik ini berasal dari reaktor nuklir (300 kW) milik NASA. Reaktor ini menghasilkan energi panas melalui reaksi fisi nuklir. Reaksi fisi nuklir ini melibatkan proses pembelahan atom yang disertai radiasi sinar gamma dan pelepasan kalor (energi panas) dalam jumlah sangat besar. Reaktor nuklir yang menggunakan ¾ kg uranium (U-235) bisa menghasilkan kalor yang jumlahnya sama dengan kalor yang dihasilkan oleh pembakaran 1 juta galon bensin (3,8 juta liter). Energi panas yang dihasilkan
reaktor nuklir ini kemudian dikonversi menjadi energi listrik yang bisa digunakan untuk sistem electromagnetic propulsion ini. Ketika digunakan dalam pesawat luar angkasa, ¾ kg uranium sama sekali tidak memakan tempat karena hanya membutuhkan ruangan sebesar bola baseball. Dengan massa dan kebutuhan ruang yang jauh lebih kecil dibandingkan mesin roket yang biasanya digunakan untuk mengirim pesawat ke luar angkasa, pesawat yang menggunakan sistem elektromagnetik ini dapat mencapai kecepatan maksimal yang jauh lebih tinggi
sehingga bisa mencapai lokasi yang lebih jauh pula.

Menurut Goodwin pesawat dengan teknologi elektromagnetik ini dapat mencapai titik heliopause yang merupakan tempat pertemuan angin yang berasal dari matahari (solar wind) dengan angin yang berasal dari bintang di luar sistem tatasurya kita (interstellar solar wind). Heliopause terletak pada jarak sekitar 200 AU (Astronomical Unit) dari matahari. 1 AU merupakan jarak rata-rata bumi dari matahari yaitu sekitar 1,5.108 km. Planet terjauh dalam sistem tatasurya kita saja hanya berjarak 39,53 AU dari matahari. Semua pesawat luar angkasa yang menggunakan propellant tidak bisa mencapai jarak sejauh itu!

Tentu saja pesawat yang dipersenjatai elektromagnetik yang dahsyat ini masih sangat jauh dari sistem ideal yang kita inginkan. Karena walaupun pesawatnya bisa mencapai kecepatan sangat tinggi, kecepatan itu masih sangat kecil dibandingkan kecepatan cahaya (300.000 km per detik). Kecepatan maksimum yang bisa dicapai sistem ini masih di bawah 1% kecepatan cahaya. Padahal bintang yang terdekat dengan sistem tatasurya kita berada pada jarak lebih dari 4 tahun cahaya (1 tahun cahaya = 300.000 km/detik x 60 detik/menit x 60 menit/jam x 24 jam/hari x 365 hari/tahun = 9,4608.1012 km). Perjalanan terjauh yang pernah ditempuh manusia adalah 400.000 km (yaitu perjalanan ke bulan).

Jika kita ingin mengirim pesawat tanpa awak pun kita masih membutuhkan ratusan tahun sebelum pesawat tersebut bisa mencapai bintang terdekat. Itu pun karena pesawatnya menggunakan teknologi elektromagnetik! Dengan pesawat yang menggunakan propellant bahan kimia kita baru bisa mencapai bintang terdekat dalam waktu puluhan ribu tahun. Jika kita ingin mencapai bintang terdekat dalam waktu lebih cepat seperti dalam film Star Trek kita membutuhkan teknologi yang bisa melampaui kecepatan cahaya. Selama teknologi itu masih
belum bisa dikembangkan, kita bisa memanfaatkan dulu teknologielektromagnetik yang ternyata memberikan alternatif yang cukup menjanjikan walaupun belum bisa mewujudkan impian kita untuk menjelajahi jagad raya.

Sains di balik 'Hari Kiamat 2012'

Pendahuluan

Kita bisa saja ada di dalam pertunjukan kembang api yang maha besar di tahun 2012. Matahari akan mendekati puncak dari siklus 11-tahun, yang disebut "solar maksimum", sehingga kita akan menyaksikan banyak aktivitas matahari. Beberapa prediksi memperkirakan solar maksimum dari Solar Cycle 24 lebih energik daripada solar maksimum terakhir dalam 2002-2003. Menurut salah satu dari banyak skenario hari kiamat kita telah disuguhi ramalan suku Maya tentang "akhir dunia" pada tahun 2012, skenario ini sebenarnya berdasarkan beberapa ilmu pengetahuan. Mungkin ya, ada beberapa korelasi antara siklus matahari 11-tahunan dan siklus waktu dilihat dalam kalender Maya, peradaban kuno ini mungkin faham bagaimana magnet matahari menjalani perubahan polaritas setiap dekade. Selain itu, teks agama (seperti Alkitab) mengatakan bahwa kita ada untuk hari penghakiman, melibatkan banyak api dan belerang. Jadi, sepertinya kita akan terpanggang hidup hidup oleh bintang terdekat kita pada 21 Desember 2012!







Matahari mempunyai siklus alamiah periodik sekitar 11 tahunan
img source www.universetoday.com




Gabungan dari beberapa gambar solar flares di matahari. Kredit foto: JAXA
Img source http://www.nasa.gov/mission_pages/solar-b/solar_009.html





Peristiwa cuaca di ruang angkasa yang paling serius dalam sejarah terjadi pada 1859. Hal ini dikenal sebagai peristiwa Carrington, setelah astronom amatir Inggris, Richard Carrington, yang pertama kali mencatat penyebabnya: "dua bidang cahaya yang luar biasa terang dan putih" berasal dari kelompok sunspots (noktah pada matahari) yang besar. Peristiwa Carrington terdiri dari delapan hari cuaca ruang angkasa yang parah. Ada sejumlah saksi mata dari aurora yang menakjubkan, bahkan di garis lintang khatulistiwa. Dunia telegrap mengalami gangguan jaringan yang parah, dan magnetometer Victoria bahkan melampaui skala.


Pada jam 11:18 pada Kamis pagi yang cerah, 1 September 1859, pria 33 tahun, Richard Carrington- salah satu dari solar astronomer Inggris ternama yang sudah dikenal luas-sedang berada di observatorium pribadinya. Seperti biasa pada setiap hari cerah, teleskopnya memproyeksikan gambar matahari selebar 11inci pada layar, dan Carrington dengan cakap menggambar sunspots yang dia lihat.


Pagi itu, ia menangkap seperti sebuah kelompok sunspots yang besar. Tiba-tiba, didepan mata, dua manik-manik cahaya putih cemerlang yang membutakan muncul di atas sunspots, intensif dengan cepat, dan sesuatu yang bebentuk ginjal. Menyadari bahwa ia menyaksikan sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya dan "agak bingung dengan kejutan itu," Carrington kemudian menulis, "Aku berlari tergesa-gesa untuk memanggil seseorang untuk menyaksikan pertunjukan itu bersamaku. Ketika kembali dalam waktu 60 detik, saya dibuat malu karena ia sudah banyak berubah dan melemah. "Dia dan saksi yang melihat berkas bintik-bintik putih untuk sekedar menunjukkan lalu menghilang. Saat itu jam 11:23 pagi. Hanya lima menit berlalu.


Sebelum fajar pada hari berikutnya, langit di seluruh planet bumi meledak ledak merah, hijau, dan aurora ungu begitu cemerlang sehingga koran pun dapat dengan mudah dibaca sebagaimana di siang hari. Bahkan, aurora yang menakjubkan itu berdenyut bahkan di dekat garis lintang tropis di atas Kuba, Bahama, Jamaika, El Salvador, dan Hawaii.


Bahkan yang lebih menguatirkan, sistem telegrap di seluruh dunia menjadi berantakan. Operaror telegrap yang kaget karena lompatan bunga api pada colokan dan menyebabkan kertas telegrap terbakar api. Bahkan ketika telegraper memutuskan jalur tenaga batere, aurora menginduksi arus listrik pada kabel kabel jalur pesan yang akan dikirim.


"Apa yang telah Carrington lihat adalah cahaya putih-suar solar (ing:solar flare), sebuah ledakan magnetis pada Matahari," jelas David Hathaway, ahli fisika matahari yang memimpin tim di NASA's Marshall Space Flight Center di Huntsville, Alabama.


Kini kita tahu bahwa solar flare sering terjadi, terutama pada saat noktah matahari mencapai puncak. Kebanyakan sunspot (noktah matahari) berakhir dengan melepaskan sinar-X (direkam oleh teleskop X-ray di ruang angkasa) dan radio noise (direkam oleh teleskop radio di ruang angkasa dan di bumi). Bagaimanapun juga di hari di mana Carrington menyaksikan solar flare, belum ada satelit X-ray atau radio teleskop. Tidak ada seorangpun yang tahu keberadaan solar flare sampai September pagi ketika super-flare muncul dengan amat terang sehingga menandingi kecerahan matahari itu sendiri.


"Jarang ada orang yang dapat melihat sesuatu yang cerah dari permukaan matahari," kata Hathaway. "Butuh banyak energi untuk memanaskan permukaan matahari!"






Solar flare modern yang direkam 5 Desember 2006, oleh satelit X-ray Imager onboard, NOAA's Goes-13.
Suar itu sangat kuat hingga merusak instrumen pengambil gambar. Peneliti percaya Carrington's Flare jauh lebih energik daripada yang ini.




Ledakan tidak hanya menghasilkan gelombang cahaya yang terlihat terang, tetapi juga awan raksasa dari partikel padat dan melepaskan gelombang magnetis-"CME"(Coronal Mass Ejections) dan melemparkan awan langsung menuju Bumi. Keesokan paginya ketika CME tiba, ia akan bertabrakan dengan medan magnetik bumi, menyebabkan gelembung magnetik global yang menyelubungi planet hingga bergetar dan bergoyang. Peneliti yang menyebut ini sebagai "badai geomagnetik." Pergerakan medan magnet yang cepat akan menginduksi arus listrik yang besar yang mengalir melalui saluran telegrap dan mengganggu telekomunikasi.


"Lebih dari 35 tahun yang lalu, saya mulai menggambarkan perhatian komunitas fisikawan ruang angkasa kepada flare di tahun 1859 dan dampaknya pada telekomunikasi," kata Louis J. Lanzerotti, pensiunan Anggota Staf Teknis di Laboratorium Bell dan saat ini dia adalah editor jurnal dari Space Weather. Ia menjadi sadar akan efek dari badai geomagnetic matahari terhadap komunikasi di bumi ketika terjadi solar flare yang sangat besar pada tanggal 4 Agustus 1972, yang menghempaskan komunikasi telepon jarak jauh di Illinois. Peristiwa tersebut, pada kenyataannya, menyebabkan AT & T merancang ulang power system untuk kabel transatlantik. Flare yang sama pada 13 Maret 1989,membangkitkan badai geomagnetik yang merusak transmisi tenaga listrik dari stasiun Hydro Quebec di Kanada, membuat sebagian besar propinsi dan 6 juta orang terjerumus ke dalam kegelapan selama 9 jam; aurora meginduksi gelombang daya bahkan membuat lumer transformer listrik di New Jersey. Pada Desember 2005, sinar-X dari badai matahari mengganggu satelit komunikasi ke bumi dan sinyal navigasi Global Positioning System (GPS) selama 10 menit. Ini mungkin terdengar remeh, tetapi seperti yang dicatat oleh Lanzerotti, "Saya tidak akan ingin berada di pesawat komersial yang sedang dipandu mendarat oleh GPS atau pada sebuah kapal yang dipandu merapat oleh GPS selama 10 menit itu."


Kelas flare Carrington yang lain akan mengkerdilkan peristiwa ini. Untungnya, Hathaway mengatakan, mereka jarang muncul.


"Pada catatan 160 tahun badai geomagnetik, Peristiwa Carrington adalah yang terbesar." Ada kemungkinan untuk mempelajari bahkan lebih jauh ke masa silam dengan memeriksa es arktik. "Partikel energik meninggalkan catatan di dalam inti nitrat es," ia menjelaskan. "Disini kembali peristiwa Carrington dinobatkan sebagai yang terbesar dalam 500 tahun dan hampir dua kali lipat besarnya dari runner-up."

Statistik menunjukkan bahwa Carrington flares adalah peristiwa sekali dalam setengah milenium. Statistik yang jauh dari solid, bagaimanapun juga, dan Hathaway memperingatkan bahwa kita belum mengerti flare dengan baik untuk mengungkap pengulangannya dalam hidup kita.


Lalu apa?



Lanzerotti mengemukakan bahwa seiring teknologi elektronik yang telah menjadi semakin canggih dan semakin tertanam ke dalam kehidupan sehari-hari, mereka juga menjadi lebih rentan terhadap aktivitas matahari. Di Bumi, jalur listrik dan telepon kabel jarak jauh mungkin akan terpengaruh oleh arus auroral, seperti yang terjadi pada tahun 1989. Radar, komunikasi ponsel, dan pesawat penerima GPS dapat terganggu oleh kebisingan solar radio. Ahli yang telah mempelajari teka teki ini mengatakan hanya sedikit yang dapat dilakukan untuk melindungi satelit dari flare sekelas Carrington. Bahkan, baru-baru ini sebuah karya tulis memperkirakan potensi kerusakan pada lebih dari 900 satelit yang mengorbit saat ini dapat mencapai biaya antara $ 30 miliar dan $ 70 miliar. Solusi yang terbaik, mereka berkata: "miliki satelit komunikasi siap luncur.”


Manusia di ruang angkasa akan bahaya juga. Spacewalking astronot mungkin hanya punya beberapa menit setelah kilatan cahaya pertama untuk mencari tempat perlindungan dari partikel energik solar yang mengikuti foton awal tersebut. Di pesawat ruang angkasa mereka mungkin akan ada cukup perlindungan; kuncinya adalah; berada di dalam tepat waktu.

Tidak heran NASA dan badan-badan ruang angkasa lainnya di seluruh dunia telah melakukan studi dan prediksi prioritas tentang flare. Kini armada pesawat ruang angkasa tengah memantau matahari, mengumpulkan data tentang flares besar dan kecil yang akhirnya mengungkapkan apa yang memicu ledakan. SOHO, Hinode, STEREO, ACE dan lain-lain sudah di orbit sementara pesawat ruang angkasa baru seperti SDO (Solar Dynamics Observatory) sedang bersiap diluncurkan.


Penelitian tidak akan mencegah Carrington flare yang lain, tetapi dapat menghasilkan "kejutan yang membingungkan" sesuatu dari masa lalu.


Pengaruh Bulan Purnama Terhadap Kehidupan Bumi



Satu teori adalah bahwa gravitasi bulan mengganggu keseimbangan cairan di dalam sel-sel tubuh, sama halnya dengan menyebabkan lautan pasang naik. Lainnya adalah bahwa gaya tarik ini entah bagaimana mengubah kelenjar dan organ tubuh.

Selama berabad-abad telah ada keyakinan luas bahwa bulan memberikan pengaruh yang kuat pada kesehatan manusia dan perilakunya. Bukti yang paling kuat ini ditemukan dalam kata "lunatic" yang artinya gila, sebuah istilah yang berasal dari "lunar" dan awalnya digunakan untuk menggambarkan suatu bentuk kegilaan yang dianggap disebabkan oleh fase bulan.

Kini, beberapa ahli medis percaya bahwa kesehatan fisik atau mental seseorang dapat dipengaruhi oleh sesuatu yang hampir 250.000 mil jauhnya. Namun studi yang terus muncul mengkonfirmasi bahwa hal ini memiliki pengaruh misterius dan sering benar-benar tak dapat dijelaskan pada tubuh.

Dalam beberapa kalangan, fenomena ini disebut "efek Transylvania". Contoh yang paling baru menyoroti kemungkinan adanya hubungan antara bulan purnama dan tiba-tiba kematian di antara pasien dengan epilepsi yang parah.

Sebuah studi yang dirilis tahun lalu menemukan bahwa pada malam-malam ketika ada bulan purnama, ada peningkatan jumlah pasien mencari pengobatan untuk gejala stroke, tetapi yang ternyata benar-benar sehat. Banyak penjelasan ilmiah telah diajukan.

Satu teori adalah bahwa gravitasi bulan mengganggu keseimbangan cairan di dalam sel-sel tubuh, sama halnya dengan menyebabkan lautan pasang naik. Lainnya adalah bahwa gaya tarik ini entah bagaimana mengubah kelenjar dan organ tubuh.

Beberapa ahli percaya pengaruh bulan pada perilaku manusia, terutama tidur, hari seolah kembali siang di mana itu adalah sumber penting cahaya. Bentangan kecerahan pada waktu malam hari dapat mempengaruhi hormon-hormon tertentu biasanya diatur oleh ritme sirkadian kita, jam internal tubuh. Atau mungkin hanya karena karena orang-orang yang bergadang, mereka menjadi kurang tidur dan ini sudah cukup untuk memicu mania atau kejang pada mereka yang sudah rentan.

Profesor Jim Horne dari Loughborough University, mengatakan telah diadakan penelitian "kuat" menyoroti efek yang dapat dimiliki bulan pada pola tidur. "Hal ini mungkin hanya disebabkan oleh berlimpahnya cahaya, atau bisa juga bahwa manusia diprogram untuk merespon perubahan pasang surut sebagaimana yang terjadi pada binatang laut."

Dr Cosmo Hallstrom, jurubicara Royal College of psikiater, mengatakan bahwa meskipun kurangnya bukti yang meyakinkan, keyakinan kuno bertahan tentang hubungan antara siklus bulan dan kesehatan mental.

"Saya tidak bisa memikirkan mekanisme masuk akal yang bisa menjelaskan bagaimana itu akan terjadi," katanya. "Mungkin ada banyak statistik menunjukkan bahwa peningkatan pengakuan pada malam-malam ketika ada bulan purnama. Namun, bukan berarti hal itu penyebabnya. "

Menurut salah satu penyelidikan Inggris, jumlah pasien yang mengunjungi dokter melonjak pada hari-hari setelah bulan purnama. Para peneliti di Leeds University menemukan banyak sudah keluhan kegelisahan dan depresi. Pada awal tahun 80-an, peneliti menemukan lebih banyak kejahatan yang dilakukan ketika ada bulan purnama dibandingkan pada waktu yang lain.

Jadi bagaimana bulan paling mungkin mempengaruhi kesehatan Anda?


  1. Stroke "Palsu"

  2. Pada tahun 2008 para peneliti Inggris menemukan hubungan antara siklus bulan dengan apa yang dokter sebut sebagai "gejala stroke tak terjelaskan secara medis". Di sini di mana pasien menderita keluhan seperti sakit kepala, mati rasa dan masalah koordinasi, tetapi ternyata tidak ada yang salah secara fisik.

    Kondisi misterius diperkirakan berjumlah sampai hampir dua persen dari penerimaan rumah sakit untuk gejala stroke. Sebuah tim di Universitas Glasgow Medical School menganalisis penerimaan balai pengobatan stroke di barat kota antara Januari 1993 dan September 2006.

    Lebih dari 7.200 pasien, 129 ditemukan memiliki gejala palsu. Ketika mereka memeriksa kalender, mereka menemukan mereka memuncak pada malam-malam ketika ada bulan purnama. Temuan mendukung gagasan bahwa misteri kasus stroke mungkin lebih disebabkan oleh kejiwaan daripada masalah medis.

  3. Kelahiran Bayi



    Para ahli di Universitas Urbino di Italia memeriksa lebih dari 1.200 kelahiran selama tiga tahun dan menemukan jumlah bayi lebih tinggi yang lahir dalam dua hari setelah bulan purnama, terutama pada wanita yang sudah memiliki dua anak atau lebih. Ilmuwan india telah mengklaim bahwa bayi yang dikandung ketika seorang wanita berovulasi saat bulan purnama lebih cenderung menjadi anak laki-laki.


  4. Serangan Kejang
    Sebuah studi baru-baru ini yang dipublikasikan dalam jurnal Epilepsi dan Perilaku menyoroti sebuah hubungan yang menggangu antara kematian mendadak pada pasien epilepsi dan bulan purnama.

    Para ilmuwan di University of Sao Paulo di Brazil menganalisis kejadian kematian mendadak yang tak terduga dalam epilepsi selama delapan tahun. Mereka menemukan 70 persen terjadi ketika ada bulan purnama.

    Temuan ini, bagaimanapun, berlawanan dengan studi lain yang menunjukkan tidak adanya hubungan dengan siklus bulan.


  5. Gigitan hewan
    Hewan diperkirakan akan terpengaruh oleh perubahan bulan, sering menunjukkan lebih banyak agresi. Para dokter di Balai pengobatan Bradford Royal mempelajari 1.600 korban gigitan binatang selama dua tahun dan menemukan peningkatan yang signifikan pada hari-hari ketika ada bulan purnama.

    Sebuah studi AS yang terpisah juga menemukan penerimaan pusat kesehatan hewan darurat memuncak pada malam-malam ketika ada bulan purnama. Para peneliti mengamati hampir 12.000 anjing dan kucing yang dirawat lebih dari satu periode 11-tahun dan menemukan ada "peningkatan signifikan" dalam keadaan darurat ketika ada bulan purnama.


  6. Serangan Jantung

    Siklus lunar/bulan bisa baik bagi kesehatan Anda juga. Sebuah studi besar di Amerika Serikat pada tahun 2003 menunjukkan penurunan 6,5 persen pada serangan jantung selama bulan baru. Ini adalah masa ketika bulan berada dalam arah yang sama dengan matahari dan sehingga tidak dapat dilihat pada malam hari dari Bumi.

    Alasannya mungkin bahwa lebih sedikit orang pergi ketika tidak ada cahaya bulan, mengurangi resiko dari kegiatan yang mengancam kehidupan.


  7. Stress

    Penelitian di Inggris menunjukkan perempuan mungkin lebih rentan terhadap stres sehari-hari dikaitkan dengan pola bulan daripada laki-laki. Sebuah tim di University College London meneliti panggilan ke Helpline stres selama empat tahun dan mencocokkannya dengan fase bulan.

    Hasilnya menunjukkan kenaikan panggilan yang tajam dari para perempuan ketika ada bulan baru, tapi hanya sedikit perubahan dalam hal itu pada laki-laki.


  8. Masalah Kantung kemih

    Pada tahun 2005, dokter di Royal Liverpool Hospital menemukan jumlah orang yang dirawat di rumah sakit dengan masalah kandung kemih memuncak setelah bulan purnama.

    Sebagian besar menderita retensi urin, yang berarti mereka tidak bisa buang air kecil dengan benar. Para peneliti mengaku mereka tidak tahu mengapa siklus bulan mungkin memiliki efek yang kuat seperti itu.


  9. Kebiasaan Makan

    Psikolog di Georgia State University di Atlanta, Amerika Serikat, memantau asupan makanan antara 700 orang dewasa dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada pertengahan tahun 90-an.

    Mereka menemukan porsi makan meningkat sebesar delapan persen ketika bulan purnama. Namun, rasa keranjingan alkohol lebih cenderung turun, karena para relawan dalam studi minum 26 persen lebih sedikit selama fase bulan.


  10. Masalah tiroid
    Kelenjar tiroid, tepat di bawah jakun, menghasilkan hormon untuk mengatur kecepatan bekerja sel-sel tubuh.

    Peneliti University of Vienna menemukan permintaan janji kunjungan di klinik tiroid meningkat setelah bulan purnama. Mereka menganalisis lebih dari 11.000 permintaan untuk janji kunjungan pada tahun 2003 dan menemukan jumlah pasien ingin bertemu seorang dokter untuk check-up memuncak tiga hari setelah fase bulan.


  11. Encok

    Kondisi ini biasanya menimpakan kesalahan pada makanan kaya dan terlalu banyak alkohol, menyebabkan terbentuknya asam urat dalam darah dan jaringan.

    Namun, tim peneliti dari Slovakia’s Institute of Preventive and Clinical Medicine menganalisa 126 serangan encok dan menemukan lebih banyak episode selama bulan baru dan bulan purnama daripada sisa bulan.


  12. Perut berdarah

    Tampaknya tidak ada alasan logis mengapa bulan purnama harus memiliki efek pada perdarahan gastrointestinal, masalah biasanya disebabkan oleh tukak lambung.

    Namun, ketika peneliti Spanyol memeriksa data perawatan, mereka menemukan kenaikan yang curam dalam jumlah orang yang membutuhkan bantuan medis pada hari-hari ketika bulan purnama.


  13. Tanggal-tanggal saat bulan purnama pada 2009:


    • 2 November

    • 2 Desember

    • 31 Desember




  14. Tanggal-tanggal saat bulan baru:

    • 16 November

    • 16 Desember




  15. Sedikit pelajaran tentang bulan

    • Bulan purnama- ketika bulan berada di seberang bumi dari matahari.
      Hal ini sepenuhnya terlihat dengan mata telanjang.

    • Bulan baru - ketika bulan berada dalam arah yang sama dengan matahari dan sehingga tidak dapat dilihat pada malam hari dari Bumi.

    • Perlu waktu 27 hari, tujuh jam, 43 menit dan 11,6 detik untuk bulan pergi semua jalan sekeliling Bumi.

    • Umur bulan kira-kira 4,5 miliar tahun.

    • Butuh 130 hari dengan mobil untuk sampai ke bulan - atau 1,5 detik pada kecepatan cahaya.

    • Bulan memiliki diameter 2.000 mil.


Fisikawan Islam, Penemuan Sejati Kacamata

Kacamata merupakan salah satu penemuan terpenting dalam sejarah kehidupan umat manusia. Setiap peradaban mengklaim sebagai penemu kacamata. Akibatnya, asal-usul kacamata pun cenderung tak jelas dari mana dan kapan ditemukan.

Lutfallah Gari, seorang peneliti sejarah sains dan teknologi Islam dari Arab Saudi mencoba menelusuri rahasia penemuan kacamata secara mendalam. Ia mencoba membedah sejumlah sumber asli dan meneliti literatur tambahan. Investigasi yang dilakukannya itu membuahkan sebuah titik terang. Ia menemukan fakta bahwa peradaban Muslim di era keemasan memiliki peran penting dalam menemukan alat bantu baca dan lihat itu.

Lewat tulisannya bertajuk The Invention of Spectacles between the East and the West, Lutfallah mengungkapkan, peradaban Barat kerap mengklaim sebegai penemu kacamata. Padahal, jauh sebelum masyarakat Barat mengenal kacamata, peradaban Islam telah menemukannya. Menurut dia, dunia Barat telah membuat sejarah penemuan kacamata yang kenyataannya hanyalah sebuah mitos dan kebohongan belaka.

''Mereka sengaja membuat sejarah bahwa kacamata itu muncul saat Etnosentrisme,'' papar Lutfallah. Menurut dia, sebelum peradaban manusia mengenal kacamata, para ilmuwan tdari berbagai peradaban telah menemukan lensa. Hal itu dibuktikan dengan ditemukannya kaca.

Lensa juga dikenal pada beberapa peradaban seperti Romawi, Yunani, Hellenistik dan Islam. Berdasarkan bukti yang ada, lensa-lensa pada saat itu tidak digunakan untuk magnification (perbesaran), tapi untuk pembakaran. Caranya dengan memusatkan cahaya matahari pada fokus lensa/titik api lensa.

Oleh karena itu, mereka menyebutnya dengan nama umum "pembakaran kaca/burning mirrors". ''Hal ini juga tercantum dalam beberapa literatur yang dikarang sarjana Muslim pada era peradaban Islam,'' tutur Lutfallah. Menurut dia, fisikawan Muslim legendaris, Ibnu al-Haitham (965 M-1039 M), dalam karyanya bertajuk Kitab al-Manazir (tentang optik) telah mempelajarai masalah perbesaran benda dan pembiasan cahaya.

Ibnu al-Haitam mempelajari pembiasan cahaya melewati sebuah permukaan tanpa warna seperti kaca, udara dan air. "Bentuk-bentuk benda yang terlihat tampak menyimpang ketika terus melihat benda tanpa warna". Ini merupakan bentuk permukaan seharusnya benda tanpa warna," tutur al-Haitham seperti dikutip Lutfallah.

Inilah salah satu fakta yang menunjukkan betapa ilmuwan Muslim Arab pada abadke-11 itu telah mengenali kekayaan perbesaran gambar melalui permukaan tanpa warna. Namun, al-Haitham belum mengetahui aplikasi yang penting dalam fenomena ini. Buah pikir yang dicetuskan Ibnu al-Haitham itu merupakan hal yang paling pertama dalam bidang lensa.

Paling tidak, peradaban Islam telah mengenal dan menemukan lensa lebih awal tiga ratus tahun dibandingkan Masyarakat Eropa. Menurut Lutfallah, penemuan kacamata dalam peradaban Islam terungkap dalam puisi-puisi karya Ibnu al-Hamdis (1055 M- 1133 M). Dia menulis sebuah syair yang menggambarkan tentang kacamata. Syair itu ditulis sekitar200 tahun, sebelum masyarakat Barat menemukan kacamata. Ibnu al-Hamdis menggambarkan kacamata lewat syairnya antara lain sebagai berikut:

''Benda bening menunjukkan tulisan dalam sebuah buku untuk mata, benda bening seperti air, tapi benda ini merupakan batu. Benda itu meninggalkan bekas kebasahan di pipi, basah seperti sebuah gambar sungai yang terbentuk dari keringatnya,'' tutur al-Hamdis.

Al-Hamdis melanjutkan, ''Ini seperti seorang yang manusia yang pintar, yang menerjemahkan sebuah sandi-sandi kamera yang sulit diterjemahkan. Ini juga sebuah pengobatan yang baik bagi orang tua yang lemah penglihatannya, dan orang tua menulis kecil dalam mata mereka.''

Syair al-Hamids itu telah mematahkan klaim peradaban Barat sebagai penemu kacamata pertama. Pada puisi ketiga, penyair Muslim legendaris itu mengatakan, "Benda ini tembus cahaya (kaca) untuk mata dan menunjukkan tulisan dalam buku, tapi ini batang tubuhnya terbuat dari batu (rock)".

Selanjutnya dalam dua puisi, al-Hamids menyebutkan bahwa kacamata merupakan alat pengobatan yang terbaik bagi orang tua yang menderita cacat/memiliki penglihatan yang lemah. Dengan menggunakan kacamata, papar al-Hamdis, seseorang akan melihat garis pembesaran.

Dalam puisi keempatnya, al-Hamdis mencoba menjelaskan dan menggambarkan kacamata sebagai berikut: "Ini akan meninggalkan tanda di pipi, seperti sebuah sungai". Menurut penelitian Lutfallah, penggunaan kacamata mulai meluas di dunia Islam pada abad ke-13 M. Fakta itu terungkap dalam lukisan, buku sejarah, kaligrafi dan syair.

Dalam salah satu syairnya, Ahmad al-Attar al-Masri telah menyebutkan kacamata. "Usia ua datang setelah muda, saya pernah mempunyai penglihatan yang kuat, dan sekarang mata saya terbuat dari kaca." Sementara itu,sSejarawan al-Sakhawi, mengungkapkan, tentang seorang kaligrafer Sharaf Ibnu Amir al-Mardini (wafat tahun 1447 M). "Dia meninggal pada usia melewati 100 tahun; dia pernah memiliki pikiran sehat dan dia melanjutkan menulis tanpa cermin/kaca. "Sebuah cermin disini rupanya seperti lensa,'' papar al-Sakhawi.

Inilah salah satu fakta yang menunjukkan betapa ilmuwan Muslim Arab pada abadke-11 itu telah mengenali kekayaan perbesaran gambar melalui permukaan tanpa warna. Namun, al-Haitham belum mengetahui aplikasi yang penting dalam fenomena ini. (SuaraMedia News)