Rabu, 26 September 2012

Selasa, 25 September 2012

Jarak dan Perpindahan

Jarak dan Perpindahan

Jarak dan perpindahan mempunyai definisi yang berbeda.
Jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh benda tanpa memperhatikan arah.
Perpindahan adalah panjang lintasan yang ditempuh benda beserta dengan arah geraknya.
Perpindahan dirumuskan dengan posisi akhir - posisi mula-mula.

Untuk lebih memahami perbedaan antara jarak dan perpindahan, jalankan  animasi berikut.
Sebuah benda yang bergerak dari A dan B dengan dua lintasan yang berbeda.
Contoh :
Seseorang berjalan ke kanan sejauh 200 m, kemudian berbalik arah sejauh 100 m (lihat gambar). Tentukan jarak dan perpindahannya?
jarak, perpindahan, gerakJarak = jarak AB + jarak BC = 200 + 100 = 300 m
Perpindahan = perpindahan AB + perpindahan BC
= 200 - 100 = 100 m

Latihan Soal :
1. Seseorang berlari mengelilingi lapangan berbentuk setengah lingkaran, yang diameternya 140 m. (lihat gambar)
Tentukan jarak dan perpindahannya?
jarak, perpindahan, gerak
2. Seseorang berlari ke arah timur  sejauh 400 m, kemudian belok ke utara sejauh 300 m.
Tentukan jarak dan perpindahannya?
jarak, perpindahan, gerak







Setelah mempelajari konsep kelajuan, jarak, dan waktu yang dibutuhkan, sekarang saatnya bermain-main dengan kuis.

Soal - Soal Gerak Lurus

Setelah mempelajari materi gerak lurus, saatnya kita menguji kemampuan kita dengan mengerjakan soal-soal berikut.

















Download Soal-Soal Gerak Lurus.swf (17,3 KB)

Senin, 24 September 2012

Mengapa Ban Sepeda Motor Menjadi Kempes Jika Lama Tidak Dikendarai?


Bagi Anda yang memiliki sepeda motor, mungkin sering mengalami hal ini. Ketika beberapa hari sepeda motor kita tidak terpakai, bannya menjadi kempes. Mengapa hal ini bisa terjadi?

Di alam semesta ini, energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya. Ketika sepeda motor sedang dipakai untuk berkendara, roda bergerak memutar dengan cepat. Karena bergerak, roda memiliki energi kinetik. Dalam pergerakannya, roda senantiasa bergesekan dengan udara dan permukaan jalan. Gesekan ini menyebabkan energi kinetik roda berubah menjadi energi panas. Hal ini mirip dengan memanasnya suhu kedua telapak tangan kita saat digesek-gesekkan satu sama lain.

Jadi, ketika sepeda motor sedang digunakan, suhu rodanya meningkat. Peningkatan suhu roda akan semakin besar ketika sepeda motor dipakai di siang hari. Energi dari permukaan aspal yang panas, karena terpapar sinar matahari, akan diserap oleh roda sepeda motor, sehingga suhunya bertambah panas.

Suatu zat yang suhunya meningkat akan cenderung memuai (volumenya membesar). Demikian pula dengan roda. Ketika suhu roda meningkat, udara yang ada di dalam ban akan memuai. Hal ini membuat ban menjadi lebih mengembung.

Hal sebaliknya terjadi ketika sepeda motor tidak dipergunakan dalam waktu yang lama. Roda tidak bergerak, sehingga roda tidak memiliki energi kinetik yang dapat diubah ke energi panas. Akibatnya, roda menjadi dingin (suhunya menurun).

Suatu zat yang suhunya menurun akan cenderung menyusut (volumenya mengecil). Demikian pula dengan roda. Ketika suhu roda menurun, udara yang ada di dalam ban akan menyusut. Hal ini membuat ban mengempes.

Itulah sebabnya, ban sepeda motor menjadi kempes ketika lama tidak dikendarai.

*******
(Ditulis Oleh Doni Aris Yudono)

Sumber Gambar:



Silabus IPA Fisika Kelas VII

Silabus IPA Fisika Kelas VII



silabus ipa fisika Materi yang diajarkan di kelas VII, meliputi :
1. Besaran dan satuan
Berisi tentang besaran pokok, besaran turunan dan satuannya. Juga mengenai konversi satuan , seperti panjang, masssa, waktu, luas, volume, kecepatan, dan pengenalan satuan lain.
2. Suhu dan pengukuran
Berisi tentang pengertian suhu, alat ukur (termometer), konversi suhu skala C, R, F dan K.Juga di dalamnya cara pembuatan termometer serta hubungan termometer skala X dengan skala celcius.
3. Pengukuran
Pengukuran merupakan kelajuntan dari materi besaran dan satuan. Tetapi lebih memfokuskan pada proses pengukuran (menggunakan penggaris, jangka sorong, mikrometer sekrup, maupun gelas ukur)
4. Asam, basa dan garam
Berisi pengertian asam, basa, garam, kekuatan asam, sampai larutan elektrolit
5. Unsur, senyawa,  dan campuran
Berisi pengertian,, perbedaan, contoh dan manfaat berbagai unsur, senyawa dan campuran.
6. Wujud zat
Berisi tentang konsep wujud zat (padat, cair, dan gas) serta perubahan wujud, konsep adhesi dan kohesi, maupun kapilaritas
7. Massa jenis
Berisi tentang konsep massa jenis dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
8. Sifat fisika dan kimia
Berisi tentang sifat-sifat fisika dan fisika
9. Pemuaian
Berisi konsep pemuaian zat padat, cair, dan gas serta manfaat dan kerugian pemuaian dalam kehidupan sehari-hari.
10. Kalor
Berisi tentang konsep kalor, faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kalor, kalor jenis, azas black sampai ke perpindahan kalor (konduksi, konveksi, dan radiasi)
11. Pemisahan campuran
Berisi tentang berbagai teknik pemisahan campuran (penyaringan, penyubliman, penguapan dsb) sampai ke proses penjernihan air
12. Perubahan fisika dan kimia
Berisi tentang pengertian perubahan fisika dan kimia serta contoh-contohnya
13. Reaksi kimia
Berisi tentang sifat reaksi kimia, ciri-ciri dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
14. Gerak lurus
Berisi tentang konsep gerak relatif, jarak dan perpindahan, kelajuan dan kecepatan, percepatan, gerak lurus beraturan (glb) dan gerak lurus berubah beraturan (glbb)
Download Silabus IPA Fisika Kelas VII

Mengapa Baling-Baling Kipas Angin Selalu Penuh Debu?


Debu biasanya menempel di permukaan yang datar (horizontal), misalnya di atas meja. Baling-baling kipas angin memiliki permukaan yang tegak (vertikal), namun mengapa justru banyak debu yang menempel di situ? Ditambah lagi, mengapa debu bisa menempel dengan kokoh di baling-baling kipas angin? Bukankah seharusnya debu-debu itu terlepas ketika baling-baling berputar? Bandingkan ketika kita meniup permukaan sebuah buku yang berdebu, tampak bahwa debu-debu itu langsung terlepas (beterbangan) dari permukaan buku. Ketika beroperasi, kipas angin menghembuskan aliran angin yang kencang, namun mengapa aliran angin yang kencang itu tak mampu menerbangkan debu yang menempel di baling-baling kipas?

Mari kita selidikistep by step.

Setiap zat terdiri atas atom-atom. Baling-baling kipas dan udara pun mengandung atom. Setiap atom mengandung proton (di pusat atom) dan elektron (mengelilingi proton). Untuk lebih jelasnya, perhatikan Gambar 1 di bawah ini. Bola-bola merah merupakan proton dan bola-bola biru merupakan elektron.

 Gambar 1

Elektron bermuatan negatif, sedangkan proton bermuatan positif. Dalam suatu atom yang normal, jumlah elektron sama dengan jumlah proton, sehingga muatan totalnya netral. Akan tetapi, elektron yang paling luar dapat terlepas dari suatu atom dan pindah ke atom lain. Dengan kata lain, elektron dapat berpindah dari suatu zat ke zat yang lain. Ketika suatu zat kelebihan elektron, maka zat tersebut akan bermuatan listrik negatif. Sebaliknya, ketika suatu zat kekurangan elektron, maka zat tersebut akan bermuatan listrik positif.

Hukum fisika menyatakan bahwa zat yang bermuatan listrik (baik muatan positif maupun muatan negatif) akan dapat menarik zat lain yang bersifat netral.

Ikatan atom pada baling-baling kipas lebih kuat daripada ikatan atom pada partikel udara. Ketika kipas angin sedang beroperasi, terjadi gesekan yang kuat antara baling-baling dan partikel udara. Gesekan ini mengakibatkan sebagian elektron dari udara terlepas dan menempel pada baling-baling. Akibatnya, baling-baling kelebihan elektron dan bermuatan negatif.

Debu bermuatan netral. Ketika debu ikut terhisap bersama udara ke dalam kipas, partikel debu itu ditarik oleh baling-baling yang sudah bermuatan listrik. Dan tertempel-lah debu itu pada baling-baling kipas. Inilah yang menyebabkan baling-baling kipas selalu penuh dengan debu.

Gaya tarik listrik antara baling-baling dan debu itu cukup kuat, sehingga aliran angin di dalam kipas tidak mampu melepaskan debu dari permukaan baling-baling. Inilah sebabnya debu akan tetap tertempel pada baling-baling kipas tersebut, kecuali kita membersihkannya.


*******
(Ditulis Oleh Doni Aris Yudono)


Sumber Gambar:

Minggu, 23 September 2012

BANTAHAN BUKU MATAHARI MENGELILINGI BUMI (Bag 2)

Oleh Ustadz Syamsu Alam Ardamansa

KEKELIRUAN MAKRO DALAM BUKU MMB? 

Kekelirun makro adalah kekeliruan dalam memahami dan menempatkan makna suatu kata yang menyebabkan penyimpangan makna kalimat secara utuh. Ini berdampak pada terjadinya penyimpangan makna ayat Alqur'an. Contohnya: ungkapan "RAWAASIYA" diterjemahkan begitu saja dengan arti "gunung-gunung". Padahal "gunung-gunung" atau "pegunungan" dalam bahasa sederhana adalah deretan keriput kulit bumi yang muncul dan terlihat di atas muka laut, dengan ketinggian bisa mencapai ribuan meter. Dan di bawah muka lautpun sebenarnya ada gunung-gunung itu. 

Untuk peristilahan "gunung-gunung" atau "pegunungan" Alqur'an menggunakan ungkapan yang lebih tepat : "ALJIBAAL". Plural dari kata "JABALUN". Makna ungkapan "ALJIBAAL" tidak sama dengan "RAWAASIYA" dan tidak bisa seenaknya disamakan begitu saja. Kedua kata tersebut dalam Alqur'an sangat jauh berbeda maknanya terutama bila ditinjau dari sisi kebumian. Contoh Kesalahan ini mungkin disebabkan Ahmad Sabiq memang tidak memahami masalah kebumian. Dan ia bertindak hanya sebagai seorang penulis belaka, yang menyalin berbagai sumber sesuai pandangannya, tanpa analisa sedikitpun. Akibatnya bahwa Ahmad Sabiq mengajak pembaca bertaqlid, tanpa analisis.
Hal ini bertentangan dengan qaedah Alqur'an Surat Isra' (17): ayat 36.
 ولا تقف ما ليس لك به علم، إن السمع و البصر والفؤاد كل ألئك كان عنه مسئولا 

Para pembaca disilahkan membuka Alqur'an sesuai petunjuk ayat tersebut. ----------------------------------------------------------------- 
Dimana inti persoalan pembahasan Ahmad Sabiq berdasarkan judul buku?

Inti persoalan dari kajian Ahmad Sabiq dalam buku itu, adanya di bab 5 dengan judul "Matahari mengelilingi Bumi sebuah kepastian Al-Qur'an dan As-Sunnah serta kesepakatan para Ulama". Entah mana yang dia maksudkan kesepakatan para ulama. Namun, Ahmad Sabiq terjebak dalam perdebatan antara penganut "heliosentris" dan "geosentris". Ternyata dia lebih berpihak kepada pandangan Aristoteles dan Ptolomeus dalam "geosentris" dengan perinsip bahwa "bumi adalah pusat jagad raya". Dan seolah menyalahkan penganut "heliosentris" yang diseponsori oleh Copernicus dan Kepler, yang menganggap bahwa "matahari adalah pusat jagad raya". Sayang sekali, jika dilihat dari halaman 105 s/d 113 dalam buku tersebut ternyata Ahmad Sabiq tidak mendapatkan informasi akurat tentang perkembangan ilmupengetahuan dengan kemajuan teknologi tentang antariksa atau alam makrokosmos. Ahmad Sabiq ketinggalan kereta yang membawa informasi itu. Bahwa kedua perinsip itu, baik "heliosentris" maupun "geosentris" telah ditinggalkan jauh sebagai kenang-kenangan historis. Dan kedua perinsip itu, ternyata tidak sejalan dengan Alqur'an. Ammaa ba'du. Bagaimana bisa Ahmad Sabiq, kemudian, begitu berani memaparkan bahwa itu pasti dalam Alqur'an ??? Keberanian Ahmad Sabiq memang melebihi dari argumen dan analisa yang dipaparkannya. Bahkan ia telah menertawakan dan menganggap lucu ajaran guru SD yang pernah mengajarkan paham "bumi mengelilingi matahari". (Lihat bukunya halaman 109). 

Mari kita soroti pandangannya dalam bab 5 mulai halaman 114. Terdapat empat dalil yang dikemukakan untuk mendukung pandangannya bahwa "Matahari mengelilingi Bumi". Keempat dalil itu adalah sebagai berikut; 
Pertama : Dalil bahwa bumi diam dan tidak bergerak 
Kedua : Dalil bahwa matahari bergerak. 
Ketiga : Kesepakatan para Ulama akan hal itu. 
Keempat : Realita yang terpampang dihadapan kita.

Marilah kita soroti dalil pertama. Bahwa Bumi diam tidak bergerak. 

Untuk memahami bahwa bumi diam dan tidak bergerak maka Ahmad Sabiq mengemukakan sejumlah 25 ayat Alqur'an dalam bukunya mulai halaman 114 sampai di halaman 127. Namun hanya ada 2 ayat yang menjadi sandaran utama dan perlu untuk kita komentari, yakni Surat Fathir (35):41 dan Rum (30):25. Ayat-ayat lainnya merupakan tambahan penjelasan terhadap kedua ayat tersebut. Yang kita soroti adalah cara dan analisa yang diterapkan Ahmad Sabiq terhadap kedua ayat itu. Yang Pertama: Mari kita soroti bagaimana pandangan Ahmad Sabiq terhadap ayat 41 Surat Fathir(35). Pada ayat tersebut terdapat ungkapan kata kerja "YUMSIKU" yang diartikan "menahan". Atas dasar terjemahan kata "menahan" tersebut dipahami oleh Ahmad Sabiq, bumi diam tidak bergerak. Kita kutip terjemahan buku itu selengkapnya. (Kata "Alloh" kita kembalikan menjadi "Allah"). "Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan bergeser, dan sungguh jika keduanya akan bergeser tidak ada seorangpun yang dapat menahan keduanya selain Allah. Sesungguhnya Dia itu Maha Penyantun lagi Maha Pengampun". Berdasarkan pada pemahaman ayat tersebut maka Ahmad Sabiq mendakwahkan bahwa bumi diam tidak bergerak karena ditahan oleh Allah. Seandainya bumi bergerak mengelilingi matahari berarti dia bergeser dari satu tempat ke tempat lainnya, itu bertentangan dengan ayat di atas, demikian yng dipahami Ahmad Sabiq (dalam bukunya halaman 115). Kalau dibayangkan, dari pemaparan Buku Ahmad Sabiq, posisi diamnya bumi, kira-kira maksudnya sama dengan "bola kaki" yang ditahan oleh penjaga gawang. Ini cuma perkiraan saja untuk menyimak maksud Ahmad Sabiq dalam buku itu. Pada halaman 126 Ahmad Sabiq menampilkan ayat 65 Surat Al-Hajj (22), yang dijadikan sebagai pendukung. Pada ayat itu juga terdapat kata "YUMSIKU" diartikan "menahan". Kita kutip seperlunya terjemahan penggal ayat tersebut: "....... Dan Dia menahan (benda-benda) langit jatuh ke bumi. ....... dst". Tetapi buku Ahmad Sabiq tidak membicarakan tentang makna "Yumsiku" lebih lanjut. Ia lebih berfokus pada posisi bumi, bahwa ayat tersebut menekankan makna posisi bumi sebagai pusat jatuh benda-benda langit. Oleh karena itu bumi tidak boleh bergeser. Karena kalau bumi bergeser, bagaimana bisa bumi jadi pusat jatuh; sedangkan ayat menyatakan bumi pusat jatuh. Inti pemahamannya bahwa bumi sebagai pusat jatuh tidak boleh bergeser dari tempatnya. Begitulah kira-kira maunya Ahmad Sabiq dalam memaknakan posisi bumi diam, tidak bergerak; melalui bukunya di halaman 126.  Bersambung................

Senin, 17 September 2012

RUANG HAMPA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR'AN (bag 2 Terakhir)


Kita lanjutkan pembahasan RUANG HAMPA DI ANGKASA

Demikaian juga ketika mereka menagkap materi hitam di angkasa luar, mereka meyakininya sebagai lubang atau celah kosong atau retakan yang menganga. Tetapi dengan cepat mereka kemudian menemukan bahwa (yang disangka) ruang kosong tersebut ternyata dipenuhi materi-materi yang tidak bercahaya, bahkan mereka menemukan bahwa materi gelap ini yang mengontrol penyebaran galaksi-galaksi di jagad raya. Materi gelap ini memenuhi lebih dari 95% jagad raya.

Para pakar juga telah melihat sesuatu yang mnyerupai ruang kosong di langit, tetapi mereka akhirnya menemukan bahwa ruang kosong tersebut ternyata adalah materi gelapyang tidak terlihat, dan bahwa tidak adad di angkasa luar sana ruang kosong. Justru daerah gelap tersebut lebih rapat diisi oleh berbagai materi daripada daerah lain. Hal ini sangat menarik minat para ilmuwan saay ini, merekapun melakukan berbagai penelitian terhadap area ini. Mereka terkadang menyebutkan sebagai lubang, tetapi nama ini sepertinya kurang tepat secara ilmiah karena kata lubang atau ruang identik dengan kosong, padahal tidak ada tempat yang kosong di jagat raya sebagaimana yang juga diakui oleh para pakar saat ini. Para ilmuwan menemukan bahwa alam semesta terdiri dari materi dan energi, ada materi biasa yang terlihat dan ada pula materi yang tidak terlihat. Dan ada energi normal yang dapat diukur dan diidentifikasi, sebaliknya ada energi ‘gelap’ yang tidak terdeteksi. Maka ingatlah pada Firman Allah tentang ciptaan yang berpasangan,  

“Maha suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.” (QS. Yaasiin: 36)

Yang menarik dari ayat tersebut menyebutkan tiga kategori ciptaan yang berpasangan: dunia tumbuhan, dunia makhluk hidup termasuk manusia, dan terakhir dunia anonim yang tidak kita ketahui. Keberadaan materi dan energi tidak dikenal ini ternyata telah tersingkap ketika Al Qur’an diturunkan. Maha Suci Allah. Beginilah gambaran alam semesta menurut perkiraan para ilmuwan saat ini: 74% merupakan energi teridentifikasi, 22% materi tidak dikenal, 4% materi biasa. Artinya semua materi yang mungkin dapat terlihat lebih dari 4% alam semesta ini. Maka seberapa banyakkah pengetahuan kita tentang alam semesta ini?? Seberapa hebatnyakah kita?!?? Kesimpulannya adalah bahwa alam semesta ini penuh berisi materi dan energi, tidak ada ruang kosong atau lubang atau celah-celah kosong. Alam semesta ini adalah bangunan kokoh yang seharusnya kita amati dan pelajari sehingga menambah keyakinan kita terhadap kebenaran Al-Qur’an yang telah menceritakan kepada kita keberadaan bangunan semesta yang mapan ini 14 abad yang lalu melalui ayatnya dalam QS. Qaaf: 6. Sumber: Majalah Qiblati Edisi 11 Th VII 1433H

Kunci Pintas pada Keyboard


Keyboard

Jelaskan Fungsi tombol pada Keyboard berikut:
F1 = ..........................
F2 = ...............................
F3 = ................................
F5 = .................................
F6 = ..................................
F12 = ................................
Prt Scr SysRq = .............................
Scroll Lock = ................................
Pause Break = ..............................
Tab = ..................................
Caps Lock = ................................
Shift =......................................
Num Lock =..................................
Home = ...........................................
End = ...............................................
Page Up/Pg Up = ...................................
Page Down/Pg Dn = ..........................
Del = .....................................
insert/ins = ......................................
Backspace = .......................................
Space = ............................................
arrows keys = ..................................
Escape = .........................................
[lambang Windows] = ......................................
Selain itu, dalam menggunakan aplikasi Ms. Office (khususnya MS. Word) ada beberapa tombol Keyboard yang mempunyai fungsi apabila dikombinasikan atau digabungkan dengan tombol lainnya, contoh seperti di bawah ini : 
 Kombinasi Berfungsi untuk
Ctrl+ A =......................................
Ctrl+ B =................................................
Ctrl+ C =....................................................
Ctrl+ D =...................................
Ctrl+ E =....................................
Ctrl+ F =.........................................
Ctrl+ G =......................................
Ctrl+ H =...........................................
Ctrl+ I =.........................................
Ctrl+ J =......................................
Ctrl+ K =.........................................
Ctrl+ L =..........................................
Ctrl+ M =............................................
Ctrl+ N =.......................................
Ctrl+ O =.............................................
Ctrl+ P =...............................................
Ctrl+ Q =.......................................
Ctrl+ R =..........................................
Ctrl+ S =.............................................
Ctrl+ T =..................................
Ctrl+ U =................................................
Ctrl+ V =.................................................
Ctrl+ W =......................................................
Ctrl+ X =..............................................
Ctrl+ Y =.................................................
Ctrl+ Z =................................................
Ctrl+ 1 =..............................................
Ctrl+ 2 =...................................................
Ctrl+ 5 =............................................
Ctrl+ Esc =............................................
Alt+F4 =.................................................
Shift + F10 =...............................................
[lambang Windows] + M =..............................................
[lambang Windows] + Shift + M =................................................
[lambang Windows] + E =............................................
Ctrl + Alt + Del =..................................................

Sabtu, 15 September 2012

RUANG HAMPA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR'AN (bag 1)

MISTERI RUANG HAMPA DI ANGKASA

Ada pemahaman keliru yang diyakini oleh sebagian orang bahwa di langit terdapat celah kosong atau ruang hampa. Bagaimanakah yang sebenarnya?? Dan bagaimana pula berita Al Qur’an tentang hal tersebut?? Karena Allah berfirman:  “Maka tidakkah mereka memperhatikan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami membangunnya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai celah-celah sedikitpun ?” (QS. Qaaf:6) 



Ayat tersebut di atas menguatkan bahwa tiga fakta ilmiah sebagai berikut:
  1. Firman Allah banainaahaa menegaskan bahwa langit merupakan sebuah bangunan dan inilah yang dikuatkan oleh ilmuwan saat ini melalui bukti penelitian-penelitian mereka. Mereka menemukan arsitektur jagad raya yang menawan di balik struktur dan teknik yang menyangga alam semesta. Terdapat pilar-pilar dan benang-benang serta galaksi. Gugusan bintang-bintang membentuk galaksi, kumpulan galaksi membentuk jagad raya. Jika kita memperhatikan alam semesta kita melihat dunia yang penuh yang penuh dengan gerakan dan aktifitas. Jagad raya penuh dengan galaksi dan debu kosmis,asap, bintang-bintang, cahaya cosmis dan lain-lain yang membangun sebuah bentuk yang kokoh dan mapan. Oleh karena itu Allah berfirman tentang langit dalam QS. Qaaf:6 
  2. Firman Allah wazaiyannaaha (dan Kami menghiasinya), berbicara tentang dekorasi langit dengan bintang-bintang dan galaksi. Para ilmuwan belakangan juga menemukan fakta yang meyakinkan tentang keberadaan kelompok galaksi dengan warna-warna cerah yang menghiasi langit, berjejer mengikuti alur seperti permata-permata yang diuntai dengan benang membentuk kalung yang indah. Ketika ilmuwan melihat kedalaman alam semesta mereka melihat pemandangan yang sangat indah dan menakjubkan. Mereka menemukan bahwa bintang-bintang berwarna dalam warna-warna cerah merah, hijau, kuning, biru. Oleh karena itu merekapun mengatakan tentang alam semesta bahwa dia dihiasi dengan bintang-bintang. Tetapi ungkapan mereka ini jauh hari telah didahului oleh Al Qur’an yang mengataka: ” Maka tidakkah mereka memperhatikan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami membangunnya dan menghiasinya?”
  3. Ayat wa maa lahaa min furuuj (dan tidak ada furuuj sedikitpun). Sementara sebagian ilmuwan tersebut memahamiada furuuj di langit, furuuj itu sendiri adalah retakan yang menganga atau ruang kosong atau celah kososng. Ini (bahwa terdapat ruang atau celah menganga yang kosong di langit) merupakan pemahaman yang keliru yang akan dijelaskan berikut ini serta dikuatkan dengan argumentasi ilmiah. 
Teori yang dikemukanan oleh pakar sering memiliki kekeliruan yang baru terbukti keliru sekian lama kemudian, akan tetapi istilah yang telah biasa dipakai tetap bertahan, tidak berubah. Ketika para ilmuwan dalam penelitian mereka menemukan benda-benda berat yang masing-masing memiliki masa ribuan kali massa matahari kita mengapung di angakasa, mereka tidak serta merta dapat mengindentifikasi atau mengenal materi tersebut dengan benar. Mereka hanya melihat kegelapan di antara kumpulan bintang-bintang, lalu mereka menyebutnya sebagai lubang hitam, sebuah penamaan yang tidak tepat secara ilmiah. Al qur’an sendiri menyebutnya al-khunnas yaitu materi yang tersembunyi, tidak kita ketahui. Secara ilmiah nama ini lebih tepat.   (bersambung.........................)

Jumat, 14 September 2012

Massa dan Berat

Massa dan Berat


Massa dan berat merupakan dua hal yang berbeda, meskipun dalam keseharian orang sering mencampuradukkan pengertian keduanya.
Misalnya, ada seseorang yang  mengatakan berat tubuhnya 60 kg, padahal yang dimaksud tubuhnya bermassa 60 kg.

Perbedaan massa dan berat
Massa :
1. Menyatakan banyaknya materi yang terkandung pada suatu benda.
2. Besarnya di mana-mana tetap
3. Termasuk besaran skalar (besaran yang hanya memiliki besar saja, tidak memperhitungkan arah)
4. Satuan dalam internasional (SI) adalah kilogram
5. Diukur dengan menggunakan neraca Ohauss

Berat
1. Menyatakan besarnya gaya tarik gravitasi bumi yang bekerja pada suatu benda
2. Besarnya berubah-ubah sesuai kedudukannya (tergantung pada percepatan gravitasi di tempat tersebut).
Semakin jauh dari pusat bumi berat suatu benda semakin berkurang. Demikian juga berat benda di kutub akan lebih besar dibandingkan berat benda di khatulistiwa.
3. Termasuk besaran vektor (besaran yang memiliki besar dan arah)
4. Satuan dalam internasional (SI) adalah newton
5. Diukur dengan menggunakan neraca pegas (dinamometer)

Misalnya, sebuah apel yang  bermassa 200 g akan mempunyai berat yang berbeda-beda ketika ditimbang pada tempat yang berbeda.
berat apel, massa dan beratApel yang bermassa 200 g, mempunyai berat 1,96 N  ketika ditimbang dipermukaan bumi (percepatan gravitasi 9,8 m/s2), beratnya 1,952 ketika ditimbang di atas gunung (percepatan gravitasi 9,76 m/s2), bahkan beratnya hanya 0,327 ketika ditimbang di bulan.


Hubungan massa dan berat
Massa dan berat dihubungkan dengan persamaan.
W = m g
W = berat (N)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)

Contoh Soal
Seorang anak  bermassa 40 kg ketika ditimbang di bumi. Jika percepatan gravitasi bumi 9,8 m/s2 dan percepatan gravitasi bulan 1/6 kali percepatan gravitasi bumi. Tentukan :
a. berat benda di bumi
b. massa benda di bulan
c. berat benda di bulan

Penyelesaian
Diketahui :
mbm = 40 kg
gbm = 9,8 m/s2
gbl = 1/6 x gbm

Ditanya :
a. Wbm
b. mbl
c. Wbl

Jawab :
a.  Wbm = mmb. gbm  = 40. 9,8 = 392 N
b. Massa di mana-mana tetap, sehingga mbm = mbl = 40 kg
c. Wbl = mbl. gbl  = 40. 1/6. 9,8 = 65,3 N




Asas Black

Asas Black


menyiapkan air hangat sebagi contoh asa black
http://ibudanbayi.babiesearly.com/tag/sabun-mandi
Pernahkah kita memperhatikan ibu kita yang menyiapkan air hangat untuk mandi? Sang ibu menyiapkan air panas yang kemudian dicampurkan dengan air dingin, sehingga air menjadi hangat. Ibu tersebut, tentunya tidak perlu mempelajari materi kalor atau perlu memahami asas Black. Dengan memperkirakan banyaknya air yang panas dan yang dingin, serta merasakannya, akhirnya diperoleh air yang hangat sesuai keinginan.

Air hangat yang terbentuk terjadi karena adanya aliran panas/kalor dari air yang panas ke air yang dingin. Air yang panas melepaskan kalornya dan air yang dingin menerima kalor sampai akhirnya terjadi keseimbangan.
Peristiwa seperti ini yang mendasari adanya asas Black.


 Sehingga dapat dituliskan bahwa jumlah kalor yang diterima sama dengan jumlah kalor yang dilepaskan.
Kalor lepas = kalor terima
Qlepas = Qterima

Contoh soal
Tersedia dua cangkir air, yang satu berisi 0,4 kg air bersuhu 800C dan satunya berisi 0,8 kg air yang bersuhu 200C. Jika kedua air tersebut dicampurkan (anggap tidak ada pertukaran panas dengan luar), berapa suhu akhir air campuran tersebut?

Penyelesaian
Diketahui :
massa air panas (mp) = 0,4 kg
massa air dingin (md) = 0,8 kg
perubahan suhu air panas (Δtp) = (80 - ta)0C
perubahan suhu air dingin (Δtd) = (ta - 20)0C


Ditanyakan : suhu akhir (ta)?

Jawab :
Qlepas = Qterima
mp.c.Δtp = mp.c.Δtp, dengan kalor jenis air dingin = kalor jenis air dingin = c
0,4. (80 – ta) = 0,8. (ta – 20), dengan membagi kedua ruas dengan 0,4 diperoleh
80 – ta = 2 (ta – 20)
80 – ta = 2ta – 40, dengan saling memindahkan antara ta dan 40 diperoleh
80 + 40 = 2ta + ta
3ta = 120
ta = 120/3 = 400C

Sumber gambar : http://veronicalucia.wordpress.com/tag/tea-accessories/

Kamis, 13 September 2012

Bagaimana Cara BMKG Memperkirakan Cuaca?


BMKG adalah singkatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Salah satu peran BMKG yang sangat populer adalah memperkirakan cuaca. Sering kita lihat di televisi, ditampilkan perkiraan cuaca untuk daerah-daerah tertentu, misalnya cuaca cerah, berawan, atau hujan.

Bagaimana cara BMKG memperkirakan cuaca? Mengapa BMKG bisa tahu bahwa suatu daerah akan terjadi hujan, berawan, atau cerah? Apakah BMKG mempekerjakan paranormal yang mampu meramal masa depan?? (Hehehe.... Tentu tidak...)

Pertama-tama, kita harus pahami terlebih dahulu mengapa suatu daerah dikatakan cerah, berawan, dan hujan.
 
 Gambar 1. Cuaca Cerah

Perhatikanlah suatu daerah ketika sedang cerah (Gambar 1). Apakah Anda melihat ada awan di langitnya? Tentu tidak. Langit di situ cukup “bersih” dari awan, sehingga sinar matahari tidak terhalang untuk menerangi permukaan bumi.

Gambar 2. Cuaca Berawan

Perhatikanlah suatu daerah ketika sedang berawan (Gambar 2). Apakah Anda melihat ada awan di langitnya? Ya, tentu saja. Langit di situ cukup penuh dengan awan, sehingga sinar matahari agak terhalang untuk menerangi permukaan bumi. Suasana menjadi sedikit remang-remang.

Gambar 3. Cuaca Hujan

Perhatikanlah suatu daerah ketika sedang hujan (Gambar 3). Apakah Anda melihat ada awan di langitnya? Ya, sangat banyak. Langit di situ sangat penuh dengan awan. Saking banyaknya awan, langit tampak hitam (mendung) karena sinar matahari sangat terhalang untuk menerangi permukaan bumi.

Berdasarkan tiga penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa kata kunci untuk membedakan cuaca cerah, berawan, dan hujan di suatu daerah adalah dari banyaknya awan di atas daerah tersebut. Jika awan tidak ada (sangat sedikit), maka cuacanya cerah. Jika awan cukup banyak, maka cuacanya berawan. Jika awan sangat banyak (mendung), maka cuacanya hujan.

Jika Anda pernah memperhatikan awan-awan di langit, maka Anda akan melihat bahwa awan-awan itu senantiasa bergerak. Awan-awan itu bergerak karena tertiup oleh angin.

Angin terjadi karena terdapat perbedaan tekanan udara antara dua daerah. Angin akan bertiup dari daerah bertekanan udara tinggi ke daerah bertekanan udara rendah.

Jadi, yang perlu diukur oleh BMKG hanyalah tekanan udara di suatu daerah. Tekanan udara diukur dengan suatu alat bernama barometer. Tekanan udara di suatu daerah akan mengindikasikan cuaca yang akan terjadi di daerah tersebut.

Jika suatu daerah bertekanan udara tinggi, maka angin akan bertiup dari daerah tersebut ke daerah lain. Otomatis, awan-awan di daerah itu pun akan pindah ke tempat lain. Jadi, tekanan udara yang tinggi menjadi pertanda bahwa suatu daerah akan mengalami cuaca cerah.

Sebaliknya, jika suatu daerah bertekanan udara rendah, maka angin akan bertiup menuju ke daerah tersebut. Otomatis, awan-awan dari daerah lain akan berkumpul di daerah tersebut. Jadi, tekanan udara yang rendah menjadi pertanda bahwa suatu daerah akan mengalami cuaca berawan atau hujan, tergantung dari seberapa rendah tekanan udaranya (seberapa banyak awan yang berkumpul).


*******
(Ditulis Oleh Doni Aris Yudono)


Sumber Gambar:




Hubungan Gaya dengan GLBB

Hubungan gaya dengan GLBB


Ketika resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol (ΣF =0), benda tersebut berada dalam keadaan diam atau bergerak lurus dengan kecepatan tetap (GLB). Hal ini sesuai dengan hukum I Newton.
Dalam hukum II Newton disebutkan bahwa besarnya percepatan benda sebanding dengan besar gaya yang diberikan dan berbanding terbalik dengan massanya. Dari hukum II Newton ini dapat dituliskan :
ΣF = m.a
Pada keadaan seperti ini  benda tersebut mengalami gerak lurus berubah beraturan (GLBB).

Kita tuliskan kembali hukum II Newton dalam bentuk F = m a dan percepatan,



dan




sehingga diperoleh



F = gaya (N)
m = massa benda (kg)
V0 = kecepatan mula-mula (m/s)
Vt = kecepatan akhir (m/s)
t = selang waktu (s)


Contoh soal 
Sebuah mobil yang massanya 1000 kg bergerak dari keadaan diam dengan percepatan konstan, sehingga selama 5 s kelajuannya menjadi 15 m/s.  Berapa besar gaya yang mempercepat mobil tersebut?

Penyelesaian :

Lebih Baik Diinjak Gajah Atau Diinjak Wanita Bersepatu?


Mungkin Anda akan langsung menjawab, Ya jelas lebih baik diinjak wanita bersepatu lah, karena wanita 'kan tidak seberat gajah!

Faktanya, bobot seekor gajah memang jauh lebih besar daripada bobot seorang wanita. Massa gajah adalah sekitar 4.000 kg, sedangkan massa seorang wanita hanyalah sekitar 40 kg. Akan tetapi, ketika gajah dan wanita menginjak kita, tekanan yang kita rasakan belum tentu sebanding dengan bobot mereka.

Tekanan merupakan perbandingan antara berat dan luas permukaan. Seekor gajah memang jauh lebih berat daripada seorang wanita, namun penampang kaki gajah juga jauh lebih luas daripada hak sepatu wanita. Tubuh gajah yang super berat diimbangi oleh penampang kakinya yang luas. Sebaliknya, tubuh wanita yang ringan tidak diimbangi oleh penampang hak sepatunya yang sangat kecil. Akibatnya, tekanan yang diberikan oleh injakan seorang wanita akan jauh lebih besar daripada injakan seekor gajah.

Supaya lebih jelas, mari kita bandingkan nilai tekanannya. Rumus tekanan adalah p = F/A, dengan F adalah berat benda, dan Aadalah luas penampang benda. Kita andaikan gajah dan wanita akan menginjak tubuh kita dengan satu kaki, di mana si wanita akan melakukan injakan dengan hak sepatunya.

Seekor gajah memiliki massa 4.000 kg*, sehingga beratnya = 40.000 N. Dengan luas penampang kaki sebesar 0,1 m2*, maka tekanan yang dihasilkannya adalah sebesar 400.000 Pa (empat ratus ribu pascal).

Seorang wanita memiliki massa 40 kg, sehingga beratnya = 400 N. Dengan luas penampang hak sepatu sebesar 0,0001 m2*, maka tekanan yang dihasilkannya adalah sebesar 4.000.000 Pa (empat juta pascal).

Dari hasil hitungan tersebut, tampak bahwa tekanan yang dihasilkan oleh injakan wanita adalah sepuluh kali lebih besar daripada tekanan yang dihasilkan oleh injakan gajah.

Jadi, sekarang Anda lebih memilih diinjak gajah atau diinjak wanita bersepatu?  (^_^)


*******
(Ditulis Oleh Doni Aris Yudono)

Sumber Data:
*Kanginan, Marthen. (2012). IPA fisika untuk SMP kelas VII. Jakarta: Erlangga.

Sumber Gambar:

Rabu, 12 September 2012

Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Gerak lurus berubah beraturan dapat didefinisikan sebagai gerak suatu benda yang menempuh lintasan garis lurus dengan kecepatannyan selalu mengalami perubahan yang sama setiap sekon.



Gambar di atas menunjukkan mobil yang sedang melakukan gerak lurus berubah beraturan (glbb). Mula-mual (t = 0), mobil dalam keadaan diam  (kecepatan = 0). Satu sekon berikutnya, yaitu pada  t = 1 s, kecepatannya menjadi 2 m/s. Satu sekon berikutnya, kecepatannya menjadi 4 m/s. Dan seterusnya, yang artinya perubahan kecepatannya tiap sekon sebesar 2 m/s. Atau dikatakan mobil tersebut mengalami percepatan 2 m/s2.

Perubahan kecepatan tiap sekon disebut dengan percepatan. Sehingga gerak lurus berubah beraturan juga dapat didefinisikan sebagai gerak benda yang menempuh lintasan lurus dengan percepatan tetap.
Grafik v dan t dalam gerak lurus berubah beraturan

Gerak lurus berubah beraturan ada dua jenis, yaitu
a. Gerak lurus berubah beraturan dipercepat
Misalnya : gerak benda menuruni bidang miring dan gerak jatuh bebas

b. Gerak lurus berubah beraturan diperlambat
Misalnya : gerak benda yang dilempar ke atas dan gerak benda mendatar pada permukaan kasar (tanah, pasir)

Selasa, 11 September 2012

Gerak Lurus Beraturan (GLB)

Gerak Lurus Beraturan (GLB)

Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda yang menempuh lintasan lurus yang dalam waktu sama benda menempuh jarak yang sama. Gerak lurus beraturan (GLB) juga dapat didefinisikan sebagai gerak suatu benda yang menempuh lintasan lurus dengan kelajuan tetap.
Dalam kehidupan sehari-hari, jarang ditemui contoh benda yang bergerak lurus dengan kecepatan tetap. Misalnya, sebuah mobil yang bergerak dengan kelajuan 80 km/jam, kadang-kadang harus memperlambat kendaraannya ketika ada kendaraan lain di depannya atau bahkan dipercepat untuk mendahuluinya.
Gerak lurus kereta api dan gerak mobil di jalan tol yang bergerak secara stabil bisa dianggap sebagai contoh  gerak lurus dalam keseharian.

Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut.
GLB, gerak lurus beraturan
Kedudukan sebuah mobil yang sedang bergerak lurus beraturan
Dari gambar di atas, tampak bahwa setiap perubahan 1 sekon, mobil tersebut menempuh jarak yang sama, yaitu 10 m.
Dengan kata lain mobil tersebut mempunyai kecepatan yang sama, yaitu 10 m/s.

Grafik jarak terhadap waktu untuk gerak lurus beraturan
Sebuah mobil bergerak lurus dengan kecepatan tetap yaitu 10 m/s dapat ditunjukkan dengan tabel dan grafik sebagai berikut.
gerak lurus beraturan, glb
Tabel hubungan waktu dan jarak pada GLB
gerak lurus beraturan, glb
grafik hubungan waktu dan jarak pada GLB

Pada gerak luru beraturan, berlaku persamaan :
rumus kecepatan, glb, gerak lurus beraturan
dengan
v = kecepatan (m/s)
s = perpindahan (m)
t = waktu yang diperlukan (s)
Dari persamaan itu, dapat dicari posisi suatu benda yang dirumuskan dengan :
s = v.t

Contoh soal GLB
Sebuah mobil bergerak di sebuah jalan tol. Pada jarak 5 kilometer dari pintu gerbang tol, mobil bergerak dengan kelajuan tetap 90 km/jam  selama 20 menit. Tentukan :
a. jarak yang ditempuh mobil selama 20 menit
b. posisi mobil dari gerbang jalan tol

Penyelesaian
jarak mula-mula s0 = 5 km
kecepatan (v) = 90 km/jam
waktu (t) = 20 menit = 1/3 jam

a. jarak yang ditempuh mobil selama 20 menit
s = v. t = (90 km/jam).(1/3 jam) = 30 km

b. posisi mobil dari gerbang jalan tol
s = s0 + v.t = 5 + 30 = 30 km


Minggu, 09 September 2012

Mengapa Wajah Bulan Selalu Terlihat Sama?


Bulan adalah satelit alami bumi. Sejak zaman dahulu, ia dijadikan acuan manusia untuk menetapkan periode waktu. Bulan memantulkan cahaya matahari ke bumi. Akibat pergerakan bulan mengitari bumi, kita mengenal adanya bulan sabit dan bulan purnama. Ketika sedang purnama, bulan tampak utuh dan terang.

Tidak seperti permukaan bumi yang mengandung vegetasi, air, dan atmosfer, permukaan bulan hanya berupa bebatuan gersang. Area bulan tersusun dari dataran, pegunungan, dan kawah. Kombinasi ketiga relief inilah yang membentuk wajah bulan. Pernahkah Anda memperhatikan, bahwa wajah bulan selalu terlihat sama? Dari zaman nenek moyang hingga zaman kita sekarang, wajah bulan selalu terlihat begitu-begitu saja (seperti tampak pada gambar di atas). Mengapa hal ini bisa terjadi? Bukankah bulan selalu berputar mengelilingi bumi?

Jawabannya sangat sederhana.

Seperti halnya bumi terhadap matahari, bulan juga mengalami dua jenis pergerakan terhadap bumi, yaitu revolusi dan rotasi. Revolusi bulan adalah pergerakan bulan mengitari bumi, sedangkan rotasi bulan adalah perputaran bulan pada porosnya sendiri. Nah, kebetulan, rotasi dan revolusi bulan berlangsung dalam selang waktu yang sama. Artinya, tepat ketika bulan selesai melakukan satu putaran mengitari bumi, ia juga selesai melakukan satu putaran terhadap porosnya sendiri. Akibatnya, sisi bulan yang menghadap bumi selalu sisi yang itu-itu saja. Agar lebih jelas, perhatikan ilustrasi revolusi dan rotasi bulan pada gambar di bawah ini.

Keterangan: Garis Merah Menandakan Sisi Tertentu pada Bulan, Yaitu Sisi Yang Selalu Terlihat Oleh Penduduk Bumi

*******
(Ditulis Oleh Doni Aris Yudono)


Sumber Gambar:

Sabtu, 08 September 2012

Bagaimana Cara Menghentikan Waktu?


Kesibukan telah menjadi kultur kehidupan kota. Berbagai deadline seakan-akan selalu mengepung kita. Belum selesai pekerjaan yang ini, datang lagi pekerjaan yang lain. Banyak tugas, dan semua harus segera diselesaikan dalam waktu yang seringkali mepet. Tekanan ini membuat sebagian orang membayangkan seandainya waktu bisa dihentikan sejenak, sehingga ia bisa lebih leluasa menyelesaikan semua tugasnya.

Apakah waktu bisa dihentikan?

Melalui teori relativitasnya, Albert Einstein menjelaskan bahwa besaran waktu itu bersifat relatif, tergantung dari kecepatan gerak. Semakin cepat suatu benda bergerak, maka waktu akan terasa lebih lambat baginya.

Di alam semesta ini, kecepatan tertinggi dimiliki oleh cahaya, yaitu sekitar 300.000 km per detik. Tidak ada sesuatu pun di alam semesta ini yang dapat melebihi kecepatan cahaya. Atas dasar ini, Einstein menggunakan cahaya sebagai acuan relatifitas waktu. Apabila kita bergerak dengan suatu kecepatan yang semakin mendekati kecepatan cahaya, maka waktu akan berjalan semakin lambat bagi kita.

Dan apabila kita dapat bergerak sama cepat dengan cahaya, kita akan mengalami penghentian waktu. Ya, waktu akan berhenti. Jadi sebenarnya, secara teoritis, waktu bisa dihentikan. Namun perlu diingat, hal ini bersifat relatif. Waktu hanya akan berhenti bagi mereka yang bergerak secepat cahaya, sedangkan bagi kita yang tetap bergerak lambat, waktu akan berjalan seperti biasa.

Akan tetapi, apakah manusia mampu bergerak secepat cahaya?

Cahaya tersusun dari paket-paket energi, tidak bermassa, sehingga wajar bila cahaya mampu bergerak secepat itu. Sebaliknya, raga manusia adalah materi yang bermassa. Andaikata dipaksakan bergerak secepat cahaya, maka tubuh manusia akan hancur luluh menjadi energi, sesuai dengan persamaan Einstein, E = mc2.


*******
(Ditulis Oleh Doni Aris Yudono)

Sumber Gambar:




Jumat, 07 September 2012

Materi 1_Smt 1


Petunjuk :
Kerjakan di komputer Anda dengan MS Word, dan hasil jawaban dikirim ke alamat e-mail: budi_woyo@yahoo.co.id

  1. Jelaskan pengertian komputer.
  2. Jelaskan  sejarah perkembangan komputer dari mulai diciptakan sampai sekarang.
  3. Jelaskan pengertian booting, warm boot dan coold boot.
  4. Jelaskan cara mematikan komputer dengan prosedur yang benar.
  5. Jelaskan istilah-istilah dalam komputer berikut ini:
    1. Data
    2. Informasi
    3. Input Device
    4. Processor
    5. Output Device
    6. Central Processing Unit (CPU)
    7. Hardware
    8. Sofware
    9. Brainware
  6. Peralatan komputer berdasarkan fungsinya dapat dibedakan menjadi 5 (lima) macam, yaitu peralatan masukkan, peralatan proses, peralatan penyimpanan, peralatan tambahan/pelengkap, dan peralatan keluaran. Jelaskan fungsi masing-masing peralatan tersebut beserta contoh nama alatnya.

Kamis, 06 September 2012

IBNU HAYTSAM (AHLI FISIKA MUSLIM)

 Nama lengkapnya Abu Ali al-Hasan bin al-Hasan bin al-Haytsam al-Basri al-Misri, juga dikenal dengan nama Latin al-Hazen, Avennethar, Avenetar. Ia lahir di Basra sekitar tahun 354 H/ 965 M. Tetapi hendaknya ia dibedakan dengan al-Hazen lain yang pernah menerjemahkan karya Ptelemaious, “Almages”, pada abad ke-10 M. Ibnu al-Haytsam adalah salah seorang ahli matematika ulung serta ahli fisika terbaik yang paling disegani sejak abad ke-11 M. Di masa hidupnya ia juga tercatat sebagai ahli fisika pertama dari kalangan IslamPada tahun-tahun terakhir hidupnya, ia pindah ke Mesir, dan bekerja di bawah pemerintahan khalifah Fathimiyah, al-Hakim (966-1020 M). Ia dipercaya mencari metode untuk memantau banjir tahunan sungai Nil, tetapi ia gagal mengemban misi ini karena memang misi tersebut terlalu berat untuk dibebankan ke pundak seorang al-Haytsam. Bahkan menurut sebuah sumber, karena kegagalan mengemban misi tersebut, al-Haytsam seolah-olah menghilang, malahan ada juga yang menyatakan ia gila, hingga pada saat kematian al-Hakim. Dalam “ Uyumul Ariba fi Thabaqat al Attiba”, disebutkan bahwa karyanya mencapai 200 judul karya ilmiah. Tulisannya meliputi bidang optik, matematika, farmakologi, fisika dan filsafat. Lewat karyanya itulah dapat diketahui betapa pengetahuannya tentang penulis-penulis Yunani amat dalam dan luas, khususnya tampak dalam bahasan dan kritik-kritiknya terhadap Ptelemaious. Teori-teori optiknya jauh lebih tinggi dari apa yang dihasilkan Ptolemeus, dan berpengaruh besar terhadap ilmuwan-ilmuwan Eropa di zaman renaissance dan sesudahnya, seperti Roger Bacon, Leonardo da Vinci, John Kepler, Descartes dan lain-lain. Bahkan menurut John William Draper dalam “History of The Intellectual Development of Europe” al-Hazen merupakan orang pertama yang memperbaiki kekeliruan konsep Yunani tentang penglihatan. Keterangannya tidak didasarkan pada hipotesa dan perkiraan belaka, tetapi pada penyelidikan anatomi dan pembahasan geometris. Di antara karya-karyanya antara lain:
  1. “Maqalah fi Istikhraj Samt al-Qiblat”, di dalamnya ia menyusun teorema kotangen seperti yang kita kenal sekarang ini. 
  2. “Maqalah,fi Hayat al-Alam”, Buku ini diterjemahkan ke dalam dua bahasa Hebrew dan juga diterjemahkan ke dalam tiga bahasa Latin yang salah satu di antaranya diedit oleh J. Millas dengan judul “Las Traduciones Orien tales”, sedang yang lainnya ke dalam bahasa Persia dan Castilis. Buku inilah yang kemudian berpengaruh besar pada tokoh-tokoh penerusnya, Misalnya pada karya-karya lbnu Rusyd, al Jaghmini, al- Kazwini dan Peurbach.
  3. “Kitab fi al-Manasit”, (Kamus optika). Karya mi diulas dengan amat jelas oleh Kamaluddin al-Farisi, lalu diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan diterbitkan pada tahun 1572 M di Basla oleh Frederick Risner dengan judul “Thesaurus Opticus” atau “Opricae Thesaurus of al-Hazen”. Penulis-penulls Abad Pertengahan yang memperdalam studinya tentang ilmu-ilmu mata, menggunakan buku ini sebagai pegangan. Di antara mereka adalah Roger Bacon, Pole Witelo (Vitellio), Leonardo da Vinci dan Johann Keppler. Bahkan sebuah buku Dioptics (ilmu bias sinar) yang dikarang oleh Johann Keppler yaitu “Ad vitellionem Parapomena”, yang diterbitkan pertama kali di Frankfurt pada tahun 1604 M, didasarkan sepenuhnya pada karya al-Hazen (Ibnu al-Haytsam). 
  4. “Fl al-Maraya al-Muhriqah bi ad-Dawa’ir”, yang diterjemahkan oleh E. Wiedemann dalam “Bibliotheca Mathematica”, tahun 1910 M.
  5.  “Maqalahfi Daw al-Kamar”, merupakan sebuah karya penting yang menguraikan sejumlah gagasan-gagasannya secara terperinci mengenai cahaya, warna-warna dan gerak-gerak langit (The Celestia Movement). 
  6. “Fi al-Marava al-Muhriqah bi al-Kuru “, sebuah buku tentang cermin-cermin parabolik, juga diterjemahkan oleh Wiedemann dan J.L. Heiberg dalam “Biblioteheca Mathematica”, tahun 1910 M. 
  7. “Fi anna al-Qura Awsa al-Asykal al-Mujasama Allati Ihatuha Mutasawiya wa anna ad Da‘ira Awsa al-Asykal al-Musattaha allati thatuha Mutasawiya”, Buku mi di terjemahkan dan dibahas oleh H. Dilgan pada tahun 1959 M. Dalam buku tersebut alHaytsam menunjukkan bahwa dari dua poligan (segi banyak) tetap yang digambarkan dalam suatu lingkaran yang sama, mempunyai jumlah sisi yang lebih banyak, maka juga akan mempunyai permukaan dan garis keliling (perimeter) yang lebih luas pula. 
  8. “Fi Surat al-Kusuf’ merupakan buku yang pertama kali menguraikan dengan terperinci mengenai penggunaan kamera obscura pada pengamatan gerhana-gerhana matahari. Ini diterjemahkan oleh F. Wiedemann pada tahun 1914 M.
  9.  “Dzawahir al-Fasaq” (tentang gejala-gejala senjakala). Terjemahan bahasa Iatinnya masih ada, namun naskah aslinya sudah dianggap hilang karena dibakar oleh kardinal Ximenez Cisneros di Spanyol, yang membenci ilmu pengetahuan. 
  10.  “Fi Kayfiyyaf al-Jzlal” diterjemahkan secara ringkas oleh E. Wirendemann pada tahun 1970 M. “Fi Atsar alladzifi al-Kamar” diterjemahkan oleh C. SchoyHannover tahun 1925 M. “Fi ad-Daw”, pada tahun 1882 diedit oleh E. Baartmann serta diedit di Kairo pada tahun 1936 M. “Fi al-Makan”, terjemahan ringkasannya oleh F. Wiedemann pada tahun 1909 M. “Fi Istikhraj Mas’alah Adadiyyah” juga diterjemahkan oleh E. Wiedemann pada tahun 1909 M. “Fi al-Ma’lumat”, diterjemahkan oleh L.A.Sedillot pada tahun 1834 M. “Fi Misahat al-Mujassam (al-Jism) al-Mukaff’, diteijemahkan oleh H. Sater dalam “Biblitheca Mathematica”, pada tahun 1912 M. “Fi Irtita’ al-Kutb”, diterjemahkan oleh C. Schoy dalam “De Zee” tahun 1920 M. 
  11.  “Liber de Crepusculis et Nubium Ascensionibus”, Buku ini diterjemahkan oleh Gerard dari Cremona dan diterjemahkan bersama dengan naskah “De Crepusculis”, karangan Pedro Nunnes (Lisbon-1542) serta dicetak ulang oleh Frederick Risner sebagai sebuah appendix buku “The saurus”.  
Di samping sumbangannya seperti yang disebutkan di atas, al-Haytsam Ibnu al-Haytsam juga memberikan sumbangan dalam memahami gejala-gejala atmosfer seperti senjakala (twi light), memberi gambaran yang jelas tentang mata dan penglihatan dengan baik bahwa sinar timbul pada obyek yang terlihat dan bukan pada mata, seperti anggapan para filosof Yunani kuno. lbnu al-Haytsam juga telah berusaha rnenerangkan secara jelas tentang fisibinocular (pengamatan dengan menggunakan teropong) serta penggunaan kamera, yang secara eksperimental memperlihatkan bahwa sinar melintas lurus. Ini sebenarnya bermula dari eksperimennya yang dilakukan dengan melebur berbagai macam batuan yang ternyata kemudian menjadi kaca. Dari sinilah ia mendapatkan kaca bumi. Kacamata, kaca mikroskop dan kaca teleskop yang kita kenal sekarang ini, sesungguhnya merupakan hasil eksperimen Ibnu al-Haytsam. Seperti halnya Ibnu Sina dan al-Biruni, Ibnu al-Haytsam menegaskan bahwa sinar cahaya bergerak mulai obyek dan berjalan menuju mata, benda akan terlihat karena memantulkan sinar kepada mata, jadi retina mata merupakan tempat penglihatan dan bukan yang mengeluarkan cahaya. Ini kebalikan dan apa yang pernah dijelaskan oleh teori Eukildes, Ptolemaios dan al-Kindi bahwa benda akan terlihat karena mata memancarkan sinar kepada benda. Ia lalu menemukan bentuk lengkung yang ditembus cahaya ketika berjalan di udara (penyimpangan spheric) dan dengan begitu ia menetapkan bahwa bimasakti (the milkyway) sangat jauh terpencil dari planet bumi serta tidak mempunyai atmosfir karena tidak memiliki parallax. Sebagai seorang ilmuwan, Ibnu al-Haytsam diabadikan namanya oleh George Sarton dan Dr. Donald dengan menyebutnya sebagai “The Greatest Student of Optics of All Times” (ilmuwan terbesar di bidang optik, sepanjang zaman) karena telah banyak sekali melakukan riset di bidang fisiologi optik dan geometri. Ia juga berhasil membuat cermin-cermin parabola dan sferis (bulat), serta menemukan perbandingan antara sudut datang dan sudut pergi (bias), pada bidang-bidang datar (sehingga karya-karyanya merupakan hasil penelitian yang jauh mendahului karya-karya lain di Barat mengenai sifat-sifat lensa). Selain itu, al-Haytsam juga menemukan kaca fokus yang mengantar dunia masuk ke dalam ilmu dioptik pengetahuan tentang daya cahaya, teori dioptik ditemukannya lewat serangkaian percobaan melebur berbagai macam logam dan kristal. Kemudian berkembang pesat yang pada akhirnya mengantarkan abad modern kepada kamera obsecura- kamera buram yang digunakan dalam fotografi. Dan dia pulalah yang menemukan lewat teorinya yang terkenal tentang refraksi atmosfer bahwa pembiasan cahaya akan menyimpang sesuai dengan kerapatan (densitas) atmosfer, dan bahwa kerapatan atmosfer juga akan berubah sesuai dengan ketinggian, atau tinggi rendahnya permukaan air laut. Dan karya-karyanya yang pernah ditulis, terutama buku “Optics” ternyata telah banyak mendasari dan mempengaruhi karya-karya optik Roger Bacon serta penulis-penulis Barat lainnya, seperti Leonardo da Vinci, Pole Witello (Vitellio), dan Johann Keppler. Penemuan besarnya yang lain adalah mengenai arah jalannya garis miring (curviliniair) suatu sinar cahaya yang melalui atmosfer. Studi dan eksperimennya di bidang optik dalam laboratorium optik yang dibangunnya sehingga berhasil menemukan rumus-rumus ilmu cahaya (optik) dan geometri, kemudian dilanjutkan oleh ilmuwan-ilmuwan sesudahnya seperti Robert Grasseteste dan Roger Bacon pada abad ke-13 M. Tak lama kemudian setelah mereka meninggal, sebuah eksperimen optik dilakukan yang pada akhirnya membuahkan penemuan berupa kacamata pembesar yang dasarnya adalah pembesaran sebuah obyek oleh lensa-lensa, yang hal ini telah diketahui Iebih dulu oleh Ibnu al-Haytsam. Padahal sebelumnya, yakni pada masa-masa Yunani purba, belum pernah tercatat. Fakta ini dapat kita simak dalam bukunya “Neraca Hikmah” yang di dalamnya ia meneliti suatu pembiasan cahaya dengan menggunakan alat/media perantara, misalnya air dan udara. Teori yang dikemukakannya kemudian berhasil membawa dunia kepada pengetahuan tentang kaca lensa pembesar, yang 600 tahun setelah itu dicoba oleh Sneel dan Descartes tapi tidak berhasil. Tiga abad setelah teori al-Haytsam lahir, barulah orang dapat mempraktekkannya di Italia. Teori-teori optik Ibnu al-Haytsam merupakan sebuah teori yang berpengaruh dan menggoncangkan, sampai sekarang ini. Apalagi dalam penemuannya, ia dapat mengawinkan cerrnin-cermin bulat dan parabola, serta menemukan suatu metode untuk mendapatkan fokus. Karena itu keberhasilan Roger Bacon (1214-1294 M.) dan sarjana-sarjana Barat Iainnya dalam pekerjaan mereka, sesungguhnya juga merupakan prestasi tersendiri bagi Ibnu al-Haytsam. Karya-karyanya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Italia dan Latin oleh Keplier dijadikan sebagai suatu pegangan yang dapat diandalkan dalam riset-risetnya. Begitu pula Leonardo da Vinci (1452-1519) telah mengetahui dan menggunakan karya-karya Ibnu Haytsam.