Senin, 29 April 2013

Mengapa Nelpon Lama-Lama Bikin Telinga Panas?


Seperti kata Albert Einstein, “Gravitasi tidak bertanggung jawab terhadap orang yang sedang jatuh cinta.” Mereka yang tengah kasmaran serasa melayang-layang dimabuk cinta. Ingin dekat-dekat terus dengan sang pujaan hati :D Dan jika terpaksa berjauhan, setidaknya masih dapat mendengar suaranya. Akhirnya berteleponrialah mereka via handphone (HP) sampai lupa waktu, berjam-jam. Orang yang pernah bicara lewat HP sampai berjam-jam pasti tahu bahwa telinga tempat menempelnya HP akan terasa panas dibuatnya. Mengapa hal ini dapat terjadi?

Jaman dahulu, telepon harus memakai kabel sehingga tidak fleksibel untuk dibawa ke mana-mana. Jaman sekarang, sudah ada HP yang dapat berfungsi tanpa kabel. Pada telepon model lama, sinyal suara dikirimkan lewat kabel. Nah karena HP tidak terhubung lewat kabel, maka sinyal suara harus dikirim dengan cara lain, dan cara lain itu adalah dengan menggunakan gelombang elektromagnetik.

Gelombang elektromagnetik merupakan gelombang yang tidak membutuhkan medium untuk merambat. HP mengubah sinyal suara menjadi sinyal elektromagnetik untuk dikirimkan ke satelit dan dipantulkan kembali hingga mencapai HP lain sebagai penerima sinyal. Terdapat banyak jenis (spektrum) gelombang elektromagnetik, tergantung dari frekuensinya. Untuk komunikasi telepon seluler, spektrum gelombang elektromagnetik yang digunakan adalah gelombang mikro. Dalam bahasa inggris, gelombang mikro disebut micro wave. Jadi, ketika HP kita beroperasi, ia senantiasa memancarkan dan menerima microwave

Mungkin Anda bertanya-tanya, bukankah microwaveitu sejenis oven?? 

Yap, betul. Microwave memang sebutan untuk oven. Oven jenis ini disebut demikian karena memakai gelombang mikro ketika beroperasi. Jadi, ketika makanan dimasukkan ke dalam oven tersebut, gelombang microwave dipancarkan masuk ke dalam makanan. Ketika partikl-partikel makanan terkena gelombang microwave, mereka bergetar semakin cepat karena mendapatkan tambahan energi sehingga menjadi panas. Begitulah cara oven microwave bekerja. Jadi, ketika gelombang microwave bersifat memanaskan medium yang dilewatinya.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ketika HP beroperasi, ia senantiasa memancarkan dan menerima gelombang microwave. Nah, ketika kita berbicara sambil menempelkan HP di telinga, maka telinga kita senantiasa terpapar gelombang microwave. Alhasil, layaknya oven, partikel-partikel di dalam telinga kita bergetar semakin cepat. Ketika kita menelpon sangat lama, getaran itu semakin cepat sehingga telinga kita terasa sedemikian panas.

Dalam dosis tinggi, gelombang microwave tidak hanya menyebabkan sel jaringan hidup menjadi panas, melainkan juga dapat merusak jaringan tersebut. Hal ini lantas menjadi isu perdebatan, apakah HP berdampak buruk bagi kesehatan tubuh manusia.

Itulah sebabnya kita dianjurkan untuk tidak menaruh HP di saku baju kiri, sehingga dapat mengurangi resiko kerusakan jantung akibat HP. Kita juga dianjurkan untuk tidak menempelkan HP di telinga ketika bertelepon, karena posisi HP menjadi lebih dekat ke otak. Gunakanlah handsfree untuk menelpon, sehingga lebih aman bagi kesehatan.



*******
(Ditulis oleh Doni Aris Yudono)


Sumber Gambar:


Senin, 22 April 2013

HUKUM FISIKA PADA ROLLER COASTER

 Oleh: Niken Paramitha Wulandari

 Anda mungkin salah satu penggemar permainan adrenalin yang satu ini, roller coaster. Siapa yang tak kenal dengan pemainan yang satu ini. Roller coaster merupakan wahana permainan berupa kereta yang dipacu dengan kecepatan tinggi pada rel khusus. Rel ini ditopang oleh rangka baja yang disusun sedemikian rupa. Wahana ini pertama kali ada di Disney Land Amerika Serikat. Tapi tahukah Anda, roller coaster tidak hany bisa memacu adrenalin Anda, tapi juga ada hukum fisika dibaliknya? Apa saja?? Yuks baca selanjutnya... 

1.Energi Potensial (Ep) Energi Potensial (Ep) adalah salah satu hukum fisika yang ada di wahana ini. Ep bernilai maksimum saat roller coaster berada di posisi puncak lintasan. Dan bernilai nol saat berada di posisi terendah. Energi potensial diubah menjadi energi kinetik ketika roller coaster bergerak menurun. 

2.Energi Kinetik (Ek) Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Energi Kinetik (Ek) adalah kebalikan dari energi potensial. Energi kinetik bernilai maksimum ketika ada di posisi puncak. Energi kinetik diubah menjadi energi potensial ketika roller coaster bergerak naik. 

3.Dinamika Roller Coster Gerak roller coaster mengalami percepatan. Yakni perubahan kecepatan terhadap waktu. Kecepatan bertambah terhadap waktu ketika bergerak menurun. Roller coaster mengalami perlambatan (percepatan negatif). Yakni kecepatan berkurang terhadap waktu ketika bergerak naik. Perubahan kecepatan ini juga terjadi saat roller coaster berubah arah. Pada roller coaster Anda juga tentu mengalami gaya gravitasi. Gaya ini disebabkan oleh tarikan massa bumi terhadap massa tubuh. Bumi memiliki massa yang lebih besar dibandingkan dengan massa tubuh manusia. 

4.Kekekalan Energi Dalam proses perubahan energi kinetik menjadi energi potensial dan sebaliknya ada sebagian energi yang diubah menjadi energi panas (kalor). Ini karena adanya gesekan (friksi). Misalnya, saat roller coaster bergesekan dengan lintasan rel. Energi total yang dihasilkan tidak bertambah atau berkurang. Energi ini hanya berubah bentuk. 

5.Gaya Sentripetal Gaya sentripetal adalah gaya yang “berusaha” menarik objek mengarah ke titik pusat (sumbu). Ketika roller coaster bergerak melalui lintasan memutar, gaya sentripental “mempertahankan” roller coaster agar tetap bergerak memutar.

PROTON LEBIH RAMPING BIKIN PUSING FISIKAWAN

Oleh: Anton William

Ahli fisika dipusingkan dengan hasil pengukuran partikel penyusun inti atom. Ukuran proton lebih ramping ketimbang yang disebutkan di buku pelajaran. Berbicara pada pertemuan American Physical Society di Denver, ahli fisika dari Max Planck Institute of Quantum Optics, Randalf Pohl, mengungkapkan kegusarannya terhadap ukuran proton. "Penyusutan radius proton agak besar," ujar dia, pekan lalu.  

Pada Januari lalu, peneliti dari Swiss Federal Institute of Technology, Aldo Antognini mengumumkan hasil pengukuran proton. Partikel bermuatan positif yang menjadi penyusun inti atom ini diketahui berjari-jari 0,84087 femtometer --femtometer sama dengan seperseribu triliun meter. Angka ini 4 persen lebih kecil ketimbang radius yang dipakai para ahli fisika yaitu 0,8768 femtometer. Pohl mengatakan, diperlukan lebih banyak data pengukuran untuk memastikan penyusutan proton. Sebab, proton merupakan partikel tak kasat mata sehingga sangat mungkin peneliti melakukan kesalahan pengukuran. 

Proton biasanya diukur menggunakan dua metode. Cara pertama dilakukan dengan menembakkan elektron ke proton. Ukuran proton bisa diketahui dari pembelokan lintasan elektron. Cara kedua dilakukan dengan melihat kelakuan elektron. Partikel bermuatan negatif ini mengelilingi proton yang bermuatan positif pada tangga-tangga energi. Elektron bisa melompat dari satu tangga ke tangga lainnya sambil melepaskan atau menangkap energi. Jumlah energi lompatan ini dipakai untuk mengetahui kekuatan tarikan proton. Ukuran proton sendiri bisa dihitung dari kekuatan tarikan ini. Pohl mengembangkan metode pengukuran lain. Ia tak lagi menggunakan elektron sebagai "mistar". Kali ini mereka menggunakan partikel bermuatan negatif lain yang disebut muon. Partikel ini 200 kali lebih berat ketimbang elektron sehingga memutar proton pada jarak 200 kali lebih dekat. Jarak yang lebih dekat ini menjadikan muon sebagai "mistar" yang lebih akurat dalam mengukur radius proton. "Jarak yang lebih dekat memberikan gambaran lebih baik," ujar dia.

Para ahli menunggu hasil pengukuran menggunakan metoda baru. Jika hasilnya membenarkan penyusutan proton, para fisikawan dipastikan menghadapi masalah besar karena harus membuat teori baru untuk menjelaskan proton yang lebih ramping. Sumber: fisikanet.lipi.go.id

Selasa, 16 April 2013

MEDIA PEMBELAJARAN SUHU DAN KALOR

Microsoft PowerPoint merupakan perangkat lunak yang mudah dan sering digunakan untuk membuat media pembelajaran. Di dalam PowerPoint terdapat menu-menu yang memungkinkan pengguna untuk membuat dan mengembangkan media pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif dan lebih menyenangkan. Berikut contoh media pembelajaran fisika yang saya buat dan sedang dikembangkan.


UJIAN PRAKTEK MADRASAH


Beberapa bulan yang lalu di bulan Pebruari telah dilaksanakan ujian praktek fisika. materi yang diujikan adalah menentukan percepatan gravitasi bumi di MA Ponpes Ibnul Qoyyim Putra Yogyakarta.








Sabtu, 13 April 2013

Mengapa Speaker HP Tidak Bisa Nge-Bass?


Meskipun berbeda selera genre, semua orang suka mendengarkan musik. Salah satu media yang praktis untuk mendengarkan musik adalah handphone (HP). Coba bandingkan antara suara dari speaker HP dan suara dari speaker aktif. Suara dari speaker HP terdengar tidak nge-bass seperti suara dari speaker aktif. Mengapa fenomena ini dapat terjadi?

Speaker Aktif
Suara musik dihasilkan dari speaker yang bergetar maju-mundur. Semakin cepat getarannya, frekuensi (nada) yang dihasilkan akan semakin tinggi. Sebaliknya, semakin lambat getarannya, frekuensi (nada) yang dihasilkan akan semakin rendah. Karena suara bass merupakan suara yang bernada rendah, maka suara bass akan dihasilkan jika speaker bergetar maju-mundur dengan lambat.

Selain frekuensi, prinsip lain yang perlu diketahui untuk memahami fenomena ini adalah amplitudo. Dalam kasus ini, amplitudo adalah seberapa jauh suatu speaker bergerak maju-mundur. Keras lemahnya suara yang kita dengar bergantung dari amplitudo. Semakin besar amplitudonya, semakin keras pula suara yang kita dengar. Sebaliknya, semakin kecil amplitudonya, semakin keras pula suara yang kita dengar.

Speaker HP
Speaker HP berukuran relatif kecil. Speaker seukuran ini tetap dapat bergetar lambat dan menghasilkan nada bass. Akan tetapi, karena ukurannya kecil, maka amplitudonya juga kecil. Akibatnya, volume nada bass yang dihasilkannya terlalu kecil untuk terdengar jelas oleh telinga kita. Hal ini tidak terjadi pada speaker aktif yang ukurannya relative besar. Gerakan maju-mundurnya cukup jauh untuk menghasilkan nada bass dengan amplitudo yang besar sehingga dapat terdengar jelas oleh telinga kita.

Jadi, sebetulnya speaker HP juga bisa nge-bass, tapi bass-nya tidak kedengaran :D



*******
(Ditulis Oleh Doni Aris Yudono)


Sumber Gambar:

 


REMIDI TES II. SUHU & KALOR_ X-F

Bagi siswa yang dinyatakan "GAGAL" pada tes kedua Suhu & Kalor, diwajibkan mengerjakan soal sesuai dengan nilai hasil tes yang diperoleh ( lihat tabel ). Soal yang dikerjakan :
1. Dalam bentuk Esay ( gunakan: Diketahui, Ditanya dan Jawab )
2. Kerjakan di Folio bergaris ( Asli )











Soal Suhu & Kalor dapat download di sini 





Rabu, 10 April 2013

Mengapa Bintang Bisa 'Jatuh'?


Memandangi langit malam, terkadang kita melihat bintang jatuh, seperti tampak pada gambar di atas. Ada orang-orang yang lantas mengucap permohonan karena mereka percaya bahwa permintaan akan terwujud jika diucapkan ketika melihat bintang jatuh. Ada pula orang-orang yang beranggapan bahwa berdoa seharusnya ditujukan kepada Tuhan, bukan kepada bintang :)

Bintang jatuh. Benarkah bintang bisa jatuh? Apakah sebenarnya bintang jatuh itu?

Sebenarnya apa yang orang-orang sebut sebagai bintang jatuh itu bukanlah bintang. Bintang jatuh sebenarnya adalah meteor. Begini. Di angkasa, banyak terdapat bebatuan yang bebas melayang-layang. Bebatuan ini disebut meteoroid.
Meteoroid
Beberapa meteoroid terkadang bergerak menuju bumi. Ketika berada cukup dekat dengan bumi, meteoroid akan tertarik oleh gravitasi bumi sehingga bergerak semakin cepat menuju permukaan bumi. Akan tetapi, perjalanan meteoroid menuju permukaan bumi tersebut tidaklah mulus. Meteoroid akan memasuki atmosfer bumi dan bergesekan dengannya. Gesekan ini sedemikian dahsyatnya sehingga menghasilkan panas. Akibatnya, batu meteoroid itu akan terbakar. Api pembakaran inilah yang kita lihat sebagai cahaya “bintang jatuh” di langit. Meteoroid yang terbakar di dalam atmosfer lazim disebut meteor.

Selama meteor bergerak di dalam atmosfer, volumenya banyak berkurang karena habis terbakar. Pada banyak kasus, seluruh tubuh meteor akan habis terbakar di atmosfer, namun ada juga beberapa kasus di mana sebagian tubuh meteor masih tersisa hingga menabrak permukaan bumi. Hal ini bergantung pada ukuran awal meteoroid ketika memasuki atmosfer bumi. Batu yang tersisa dari meteor dan utuh sampai di permukaan bumi lazim disebut meteorit. Jika ukuran meteorit cukup besar, dampaknya ketika menabrak bumi cukup signifikan, sampai-sampai membentuk lubang di tanah seperti ditunjukkan oleh gambar berikut ini. 

Lubang besar di permukaan bumi akibat hantaman meteorit
Meteorit
Jadi, sekarang telah jelas bahwa bintang jatuh itu sebenarnya adalah sebuah batu yang terbakar (meteor). Perlu dicatat bahwa bintang jatuh tidak hanya terjadi di malam hari, melainkan juga di siang hari. Hanya saja, cahaya dari meteor kalah oleh cahaya matahari di siang hari sehingga meteor tersebut tidak jelas terlihat.


*******
(Ditulis Oleh Doni Aris Yudono)


 


Sumber Gambar:






Selasa, 09 April 2013

Kelas VIII | Pemantulan Cahaya Pada Cermin Cembung

Cermin cembung mempunyai bagian-bagian yang terlihat seperti pada Gambar di bawah ini. P adalah titik pusat kelengkungan cermin. O adalah titik potong sumbu utama dengan cermin cembung. F adalah titik fokus cermin yang berada di tengah-tengah antara titik P dan titik O. R adalah jari-jari kelengkungan cermin, yaitu jarak dari titik P ke titik O dan f adalah jarak fokus cermin. 

Cermin cembung memiliki sifat yang dapat menyebarkan cahaya (divergen). Dengan demikian, jika terdapat berkas-berkas cahaya sejajar mengenai permukaan cermin cembung, maka berkas-berkas cahaya pantulnya akan disebarkan dari satu titik yang sama. 

Jika bentuk cermin cekung merupakan bagian dalam dari sebuah bola, maka bentuk cermin cembung adalah bagian luar bola. Perhatikan skema bentuk cermin cembung pada Gambar di atas. Terlihat bahwa cermin cembung merupakan kebalikan cermin cekung. Bagaimana pembentukan bayangan oleh cermin cembung? 

Seperti halnya cermin cekung, sebelum menggambarkan pembentukan bayangan, perlu diketahui sinar-sinar istimewa yang dimiliki cermin cembung. Sinar-sinar istimewa itu yaitu sebagai berikut. 
1. Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah berasal dari titik fokus. 
2. Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama 
3. Sinar datang yang menuju pusat kelengkungan cermin, akan dipantulkan seolah-olah berasal dari pusat kelengkungan yang sama. 

Dengan bantuan ketiga sinar istimewa untuk cermin cembung di atas, dapat digambarkan pembentukan bayangan oleh cermin cembung. Untuk membentuk bayangan sebuah benda yang terletak di depan cermin cembung, kita cukup menggunakan 2 buah berkas sinar istimewa di atas. Bayangan benda pada cermin cembung selalu berada antara titik O dan F. 


Senin, 08 April 2013

Kelas VIII | Pemantulan Cahaya Pada Cermin Cekung

Selain pada cermin datar, peristiwa pemantulan dapat terjadi pada cermin cekung dan juga berlaku hukum pemantulan. Cermin cekung adalah cermin yang bentuknya melengkung seperti bagian dalam bola yang dibelah. 

Pada pemantulan cahaya oleh cermin cekung, jarak antara benda dan cermin memengaruhi bayangan yang dihasilkan. Bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung merupakan perpotongan sinar pantul atau merupakan perpotongan dari perpanjangan sinar pantul. Cermin cekung bersifat mengumpulkan cahaya (konvergen). Dengan demikian, jika terdapat berkas-berkas cahaya sejajar mengenai permukaan cermin cekung, maka berkas-berkas cahaya pantulnya akan melintasi satu titik yang sama. 

Pada cermin cekung terdapat tiga sinar istimewa, yaitu sebagai berikut. 
1. Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus. 
2. Sinar datang melalui titik fokus, akan dipantulkan sejajar sumbu utama. 
3. Sinar datang melalui pusat kelengkungan akan dipantulkan kembali melalui titik pusat kelengkungan cermin. 

Dengan menggunakan ketiga sinar istimewa cermin cekung di atas, dapat dilukis pembentukan bayangan pada cermin cekung sebagai berikut:

a. Jika benda diletakkan di luar pusat kelengkungan (P), pembentukan bayangannya seperti ditunjukkan pada Gambar di bawah ini. Dari gambar terlihat bahwa jika benda (A) diletakkan di luar pusat kelengkungan cermin, bayangan (A’) yang dibentuk akan bersifat nyata, terbalik, diperkecil dan terletak di antara pusat kelengkungan cermin (P) dan titik fokus (F). 


b. Jika benda (A) diletakkan di antara titik fokus (F) dan titik potong sumbu utama dengan cermin cekung (O), pembentukan bayangannya (A’) ditunjukkan pada Gambar di bawah ini. Dari gambar terlihat bahwa jika benda diletakkan di antara titik fokus (F) dan titik potong sumbu utama dengan cermin cekung (O), bayangan (A’) yang terbentuk bersifat maya, tegak dan diperbesar. Letak bayangan di belakang cermin. 

c. Jika benda diletakkan di antara titik pusat kelengkungan cermin (P) dan titik fokus cermin (F). Pembentukan bayangannya ditunjukkan seperti pada Gambar di bawah ini. Dari gambar terlihat bahwa jika benda diletakkan di antara pusat kelengkungan (P) dan titik fokus (F), bayangan yang dibentuk akan bersifat nyata, terbalik, diperbesar dan terletak di depan titik pusat kelengkungan cermin. 

d. Jika benda diletakkan tepat pada titik fokus (F), pembentukan bayangannya ditunjukkan pada Gambar di bawah ini. Dari gambar terlihat bahwa jika benda diletakkan tepat di titik fokus cermin (F), akan membentuk bayangan maya di tak terhingga. 


e. Jika benda diletakkan tepat di pusat kelengkungan cermin (P), pembentukan bayangannya ditunjukkan pada Gambar di bawah ini. Dari gambar terlihat bahwa jika benda diletakkan tepat di pusat kelengkungan cermin (P), bayangan yang terbentuk bersifat nyata, terbalik dan sama besar. Letak bayangan di depan cermin. 

 

Dari Mana Asal Alam Semesta?


Alam semesta ini begitu luas. Coba bayangkan jarak antarplanet, antarbintang, bahkan antargalaksi. Jarak-jarak tersebut dinyatakan dalam satuan tahun cahaya karena terlalu jauh untuk dinyatakan dalam satuan kilometer. Ya, ukuran jagad raya ini memang sedemikian masif. Timbullah pertanyaan dalam benak manusia: Apakah alam semesta memang selalu seperti ini, ataukah ada suatu permulaan yang melahirkan alam semesta?

Awalnya, para ilmuwan menganggap bahwa alam semesta ini tidak memiliki permulaan. Akan tetapi pada tahun 1922, Edwin Hubble, seorang astronomer asal Amerika menemukan petunjuk bahwa anggapan tersebut keliru. Ketika melakukan serangkaian pengamatan terhadap bintang-bintang dengan teleskopnya, Hubble menemukan bahwa warna cahaya bintang yang sampai ke bumi ternyata lebih merah daripada yang seharusnya. Hubble lantas terpikir untuk menghubungkan fenomena ini dengan efek Doppler. 

Edwin Hubble
Berdasarkan teori efek Doppler, suatu sumber cahaya yang bergerak menjauhi seorang pengamat akan memancarkan cahaya ke arah pengamat itu dengan frekuensi yang lebih kecil daripada ketika sumber cahaya itu sedang diam. Cahaya dengan frekuensi yang lebih kecil adalah cahaya yang cenderung mengarah ke warna merah. Atas dasar ini, Hubble sampai pada kesimpulan bahwa bintang-bintang sedang bergerak menjauhi bumi dengan kecepatan tinggi. Dan ternyata, tak hanya bintang, melainkan semua benda langit sedang bergerak saling menjauh satu sama lain. Dengan kata lain, alam semesta sedang mengembang!

Penemuan Hubble memberi insiprasi baru bagi para ilmuwan. Jika memang alam semesta sedang mengembang, berarti alam semesta harus berawal dari sebuah titik yang kecil. Analoginya adalah balon. Balon yang berukuran besar pasti berawal dari sebuah balon kecil sebelum ditiup.

Pertanyaan lain muncul. Alam semesta saat ini sedang mengembang dengan kecepatan tinggi. Berarti, harus ada suatu sumber kekuatan yang memberi energi gerak kepada alam semesta untuk mengembang pada permulaannya. Pada kasus balon, sumber kekuatan pengembangan balon adalah udara yang ditiupkan ke dalamnya. Lantas, apa sumber kekuatan bagi pengembangan alam semesta? Satu-satunya skenario yang masuk akal adalah LEDAKAN.

Pernah lihat petasan, kan? Ketika petasan meledak, tampak bahwa puing-puing petasan tersebut berpencar ke segala arah. Nah, alam semesta pun sama. Awalnya, alam semesta ini termampatkan dalam ukuran yang sangat kecil. Kemudian, alam semesta yang berukuran sangat kecil itu meledak dengan sangat dahsyat sehingga puing-puingnya bertebaran ke segala arah dan mengembang hingga saat ini. Jadi, alam semesta kita yang luas ini berawal dari sebuah ledakan besar (big bang).

Pertanyaan berikutnya: Mengapa alam semesta meledak?

Coba ambil selembar kantong plastik dan remas-remaslah dengan kuat di telapak tangan. Anda akan menemukan bahwa ukuran remasan kantong plastik itu sedemikian kecil. Hal ini terjadi karena kantong plastik itu termampatkan. Massanya tetap sama, namun volumenya mengecil. Nah alam semesta juga begitu. Massa total alam semesta ini tidak pernah berubah, namun sebelum big bang terjadi, alam semesta termampatkan dalam volume yang super kecil, bahkan lebih kecil daripada atom. Karena termampatkan sedemikian rapat, alam semesta cenderung ingin melepaskan diri dari kurungan volume yang sedemikian kecil. Analoginya adalah pegas. Ambillah sebuah pegas yang besar dan tekanlah dengan tangan Anda hingga ukurannya memendek. Anda akan rasakan bahwa tangan Anda terdorong dengan hebat oleh pegas tersebut. Alam semesta pun demikian. Karena termampatkan dengan sangat dahsyat, alam semesta ingin melepaskan diri. Akibatnya, terjadilah big bang. 

Setelah ledakan besar terjadi, energi-energi dari ledakan itu mulai memadat dan membentuk atom. Atom-atom berkumpul membentuk molekul. Dan, begitulah seterusnya hingga terbentuk berbagai macam benda.

Jadi, begitulah permulaan alam semesta. Anda lihat alam semesta ini beraneka rupa. Ada planet, bintang, tanah, udara, pepohonan, binatang, dan manusia, tetapi sejatinya semua ini bermula dari sebuah ledakan yang sangat dahsyat. 

Hal yang sangat menarik dari teori big bang adalah, alam semesta berawal dari sebuah titik mampat yang volumenya mendekati nol. Artinya, alam semesta berasal dari ketiadaan.


*******
(Ditulis Oleh Doni Aris Yudono)


Sumber Gambar: