Senin, 25 Maret 2013

Mengapa Es Selalu Terapung Di Air?


Perhatikanlah segelas es jeruk atau es teh. Pernahkah Anda lihat es batunya tenggelam di dasar gelas? Tentu tidak. Es batu selalu terapung di permukaan air. Contoh lainnya adalah bongkahan-bongkahan es di kutub, mereka selalu terapung di permukaan laut. Mengapa demikian? Mari kita eksplorasi.

Telah umum diketahui bahwa sebuah benda akan terapung di suatu cairan jika massa jenisnya lebih kecil daripada massa jenis cairan tersebut. Hal ini, tentu saja, berlaku pula pada es. Massa jenis es lebih kecil daripada massa jenis air, sehingga es dapat mengapung di air.

Sekarang pertanyaannya, mengapa massa jenis es lebih kecil daripada massa jenis air, padahal mereka berasal dari zat yang sama yaitu H2O?

Ingat-ingat pelajaran IPA SMP… Massa jenis merupakan perbandingan antara massa (m) dan volume (V). Persamaannya adalah massa jenis = m/V. Jadi, untuk massa yang sama, massa jenis akan lebih besar jika volumenya lebih kecil.

Pada umumnya, zat akan memuai jika dipanaskan dan menyusut jika didinginkan. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku untuk air pada rentang suhu 0 – 4 oC. Di rentang suhu ini, air justru akan memuai jika didinginkan. Hal ini lazim dikenal dengan istilah anomali air. Itulah sebabnya, es (yang merupakan hasil pendinginan dari air), memiliki volume yang lebih besar sehingga massa jenisnya mengecil. Alhasil, es selalu mengapung di air.


Sifat es yang selalu terapung ini memiliki peran yang vital pada kehidupan kutub. Es yang mengapung di permukaan laut kutub menjadi semacam penghalang bagi masuknya suhu beku ke dasar laut, sehingga ikan-ikan masih bisa hidup. Jika saja es memiliki sifat tenggelam ke dasar air, maka laut di kutub akan beku semuanya dan tidak akan ada ikan yang mampu bertahan hidup di sana. Tidak ada ikan artinya anjing laut tidak bisa hidup. Tidak ada anjing laut artinya beruang kutub juga tidak bisa hidup.


*******
(Ditulis Oleh Doni Aris Yudono)



Sumber Gambar:


 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar